Apa Itu Runner’s Trot dan Bagaimana Menghadapinya

Runner’s trot, atau diare saat lari, adalah kondisi yang sering dialami oleh pelari jarak jauh. Kondisi ini bisa terasa sangat mengganggu karena membuat seseorang merasa ingin segera buang air besar saat sedang berlari. Meski umumnya tidak berbahaya, runner’s trot bisa memengaruhi performa olahraga dan kenyamanan selama latihan maupun lomba.

Gejala yang Muncul

Beberapa gejala yang mungkin muncul saat mengalami runner’s trot antara lain: * Perut kembung. * Kram perut. * Diare. * Sulit menahan buang air besar (inkontinensia tinja). * Rasa panas di dada (heartburn). * Mual. * Muntah. * Nyeri dada. * Rasa ingin buang air besar yang mendesak. * Tinja berdarah.

Gejala-gejala ini bisa terjadi saat atau setelah berlari, terutama pada pelari jarak jauh. Kondisi ini lebih sering terjadi pada perempuan dan pelari yang lebih muda.

Penyebab Runner’s Trot

Meskipun penyebab pasti dari runner’s trot belum sepenuhnya dipahami, beberapa faktor diketahui berperan dalam timbulnya kondisi ini:

Perubahan Fisiologis Saat Berlari

Saat berlari, aliran darah ke saluran pencernaan berkurang. Tubuh mengalihkan darah ke organ-organ seperti jantung dan otot. Akibatnya, usus mungkin tidak bisa menyerap air dan nutrisi dengan baik, sehingga menyebabkan diare. Selain itu, tekanan pada perut akibat gerakan naik-turun saat berlari juga bisa memengaruhi sistem pencernaan.

Lingkungan Tempat Berlari

Berlari di cuaca panas dapat meningkatkan risiko hipertermia, yaitu suhu tubuh yang sangat tinggi. Kondisi ini bisa memengaruhi fungsi pencernaan.

Intensitas dan Durasi Latihan

Latihan intensitas tinggi dalam jangka waktu lama dapat meningkatkan risiko masalah pencernaan. Ini bisa disebabkan oleh penurunan waktu pengosongan lambung dan pelepasan hormon stres seperti adrenalin dan kortisol.

Dehidrasi

Dehidrasi terjadi saat tubuh tidak memiliki cukup air untuk menjalankan fungsi normalnya. Suhu tubuh yang tinggi dan keringat yang hilang bisa memicu dehidrasi, yang juga bisa menjadi faktor runner’s trot.

Pola Makan

Makanan tertentu bisa memicu atau memperburuk diare saat lari. Beberapa jenis makanan yang perlu dihindari antara lain: * Serat tinggi: Buah, sayur, dan gandum utuh bisa menyebabkan kram jika dikonsumsi terlalu banyak sebelum berlari. * Lemak: Makanan berlemak seperti keju dan mentega lebih sulit dicerna. * FODMAP: Gula yang sulit diserap usus bisa menyebabkan kembung atau diare. * Asupan protein terlalu banyak: Bisa mengganggu keseimbangan bakteri usus. * Kafein: Minuman berkafein seperti kopi bisa merangsang usus.

Penelitian menunjukkan bahwa konsumsi karbohidrat kombinasi (MTC) bisa membantu mengurangi gangguan pencernaan. Contohnya glukosa dan fruktosa, atau maltodekstrin dan fruktosa.

Pencegahan dan Tips Menghadapi Runner’s Trot

Walaupun tidak ada penyebab pasti, berikut beberapa langkah pencegahan yang bisa kamu lakukan: * Kurangi makanan tinggi serat setidaknya dua hari sebelum lomba. * Batasi pemanis buatan, produk susu, atau makanan yang bisa memicu diare. * Minum cukup air agar urine berwarna kuning sangat muda. * Hindari makan minimal dua jam sebelum lari. * Jika tidak butuh kafein, hindari minuman berkafein. * Kenali rute lomba dan rencanakan titik istirahat. * Latih pola makan sebelum hari-H dan pagi lomba. * Coba berbagai jenis gel energi saat latihan untuk melihat mana yang cocok. * Jangan coba makanan baru saat hari lomba. * Pertimbangkan obat antidiare untuk acara penting, tetapi jangan digunakan setiap hari. * Latih teknik relaksasi seperti napas dalam atau mindfulness. * Konsultasi dengan ahli gizi olahraga untuk menyesuaikan pola makan. * Kenali tubuhmu sendiri dan segera periksa ke dokter jika mengalami gejala yang parah.

Post a Comment

Previous Post Next Post