FIFA Menolak Tindakan Disipliner terhadap Israel
Dalam situasi yang semakin memanas di dunia sepak bola global, FIFA menegaskan bahwa organisasi tersebut tidak akan mengambil tindakan disipliner terhadap Israel meskipun ada banyak seruan untuk menangguhkan tim nasional negara tersebut dari kompetisi internasional. Presiden FIFA, Gianni Infantino, menyatakan bahwa organisasi yang dipimpinnya tidak bisa menjadi penengah dalam masalah geopolitik, melainkan harus fokus pada misi sepak bola yaitu mempromosikan persatuan, pendidikan, dan kemanusiaan.
Pertemuan dewan FIFA pada hari Kamis (2/10) di Zurich berlangsung tanpa memasukkan isu Israel sebagai agenda resmi. Keputusan ini diambil beberapa hari sebelum kualifikasi Piala Dunia 2026 kembali digelar. Tim nasional putra Israel dijadwalkan bertanding di Oslo melawan Norwegia pada 11 Oktober, lalu menghadapi Italia di Udine tiga hari kemudian.
“FIFA tidak dapat menyelesaikan masalah geopolitik,” ujar Infantino dalam pernyataan resmi yang dirilis tanpa konferensi pers lanjutan. “Namun, FIFA dapat dan harus mempromosikan sepak bola di seluruh dunia dengan memanfaatkan nilai-nilai pemersatu, pendidikan, budaya, dan kemanusiaannya.”
Tekanan dari Eropa dan Timur Tengah
Sikap FIFA ini muncul di tengah tekanan kuat dari beberapa federasi sepak bola Eropa. Norwegia salah satu yang paling vokal dengan mendorong UEFA agar menggelar pemungutan suara mengenai penangguhan Israel. Dukungan serupa juga datang dari federasi sepak bola Turki, yang secara langsung menyerukan agar UEFA dan FIFA mengambil tindakan.
Menurut laporan Associated Press, peluang pemungutan suara di level UEFA cukup besar untuk lolos, meski ada resistensi dari delegasi Israel dan Jerman. Namun, secara praktis, langkah itu diperkirakan tidak akan diikuti oleh FIFA. Pemerintah Amerika Serikat, yang menjadi salah satu tuan rumah Piala Dunia 2026 bersama Kanada dan Meksiko, telah menyatakan akan berusaha keras melindungi status Israel di sepak bola internasional.
Kebijakan FIFA dan Dinamika Politik Global
Keputusan FIFA untuk tidak memasukkan isu ini ke dalam agenda formal dipandang banyak pihak sebagai konsekuensi dari tarik-menarik politik global. Infantino sendiri dikenal memiliki hubungan dekat dengan Presiden AS Donald Trump.
Beberapa pihak mengkritik kebijakan FIFA, menganggap bahwa organisasi tersebut seharusnya lebih proaktif dalam mengambil posisi terkait isu-isu kemanusiaan dan politik. Namun, FIFA tetap mempertahankan pendiriannya bahwa mereka hanya bertugas dalam ranah sepak bola, bukan dalam urusan politik.
Komentar dari Federasi Sepak Bola Lain
Selain Norwegia dan Turki, beberapa federasi sepak bola lain juga memberikan komentar terkait keputusan FIFA. Beberapa dari mereka mengecam sikap FIFA yang dinilai tidak memperhatikan isu-isu kritis yang berkembang di dunia saat ini. Namun, FIFA tetap bersikeras bahwa mereka tidak ingin terlibat dalam masalah yang tidak berhubungan langsung dengan olahraga.
Perspektif Masa Depan
Meski FIFA tidak mengambil tindakan, tekanan terhadap Israel di dunia sepak bola diperkirakan akan terus berlanjut. Isu ini bisa memengaruhi citra FIFA di masa depan jika tidak direspons dengan tepat. Bagaimana FIFA akan menghadapi tantangan ini akan menjadi hal yang penting untuk diperhatikan oleh seluruh penggemar sepak bola global.
Kesimpulan
FIFA memilih untuk menjaga netralitasnya dalam isu geopolitik, meskipun ada tekanan dari berbagai pihak. Keputusan ini menunjukkan bahwa organisasi tersebut lebih fokus pada misi sepak bola daripada campur tangan dalam masalah politik. Namun, bagaimana FIFA akan menangani tekanan di masa depan tetap menjadi pertanyaan besar.
Post a Comment