Penampakan Drone di Belgia dan Dampaknya pada Bandara Munich
Pada Jumat, Menteri Pertahanan Belgia Theo Francken mengungkapkan bahwa drone tak dikenal terbang di atas pangkala pelatihan militer di wilayah timur Belgia, dekat perbatasan Jerman. Insiden ini terjadi setelah beberapa pelanggaran wilayah udara oleh drone Rusia di langit Eropa dan penampakan drone misterius yang terjadi di Denmark akhir bulan lalu menjelang dua pertemuan para pemimpin Eropa di Kopenhagen.
Menurut Francken, beberapa drone terdeteksi oleh polisi setempat, baik di pihak Belgia maupun Jerman. Ia menyatakan bahwa penyelidikan sedang dilakukan, namun hingga saat ini belum ada informasi lebih lanjut mengenai jumlah drone atau asalnya. Penampakan tersebut terjadi di atas pangkalan militer Elsenborn pada Kamis hingga Jumat malam, menurut juru bicara menteri pertahanan.
"Ini adalah insiden pertama yang kami ketahui," ujar juru bicara Kementerian Pertahanan Belgia. "Kami sedang memeriksa, kami sedang menyelidiki apa yang terjadi, tetapi saat ini, kami belum memiliki detail lebih lanjut," tambahnya.
Bandara Munich Kembali Dibuka Setelah Penutupan Akibat Drone
Bandara Munich di Jerman sempat menunda pembukaan kembali operasi penerbangan pada Sabtu pagi 4 Oktober 2025 waktu setempat karena penampakan drone. Penutupan ini terjadi setelah penampakan UAV sebelumnya menghentikan semua lalu lintas di bandara selama beberapa jam. Dua landasan pacu Munich ditutup sejak Kamis malam akibat penampakan drone. Penerbangan dilanjutkan Jumat pagi, tetapi dihentikan kembali pada Jumat malam setelah lebih banyak drone terlihat.
Bandara akhirnya dibuka kembali sekitar pukul 7 pagi waktu setempat. Sekitar 6.500 penumpang terdampak penutupan sementara terbaru ini, dengan 23 penerbangan dialihkan ditambah 58 pembatalan dan penundaan. Munich, kota bersejarah berpenduduk lebih dari satu juta jiwa, saat ini sedang menyelenggarakan festival bir Oktoberfest yang terkenal, yang menarik jutaan pengunjung dari Jerman dan mancanegara.
Penutupan bandara ini dilakukan menjelang penutupan festival pada Ahad 5 Oktober 2025. Bandara Munich menyatakan akan ada penundaan "operasional sepanjang hari." Mereka yang berencana melakukan perjalanan Sabtu pagi disarankan untuk memeriksa status penerbangan mereka di situs web maskapai sebelum tiba di bandara, demikian pernyataan resmi bandara tersebut dalam sebuah pernyataan daring.
Tegangnya Situasi Drone di Eropa
Eropa telah berada dalam kondisi tegang dalam beberapa minggu terakhir karena penampakan drone yang berulang tanpa penjelasan di atas bandara sipil dan militer di Denmark, Jerman, dan Norwegia. Munich menjadi bandara Eropa terbaru yang ditutup setelah penampakan drone di dekatnya. Serangkaian penampakan drone di beberapa bandara di Denmark dan Norwegia dalam beberapa pekan terakhir telah mengakibatkan puluhan ribu penumpang terdampak.
Perdana Menteri Denmark Mette Frederiksen mengatakan bahwa meskipun pihak berwenang tidak dapat menyimpulkan siapa dalang penampakan drone baru-baru ini di Denmark, "setidaknya kami dapat menyimpulkan bahwa ada satu negara yang menjadi ancaman utama bagi keamanan Eropa – dan itu adalah Rusia." Kremlin sebelumnya membantah terlibat dalam penampakan drone tersebut.
Denmark kemudian melarang semua penerbangan drone sipil di wilayah udaranya saat bersiap menjadi tuan rumah pertemuan puncak para pemimpin Eropa di Kopenhagen pekan ini untuk membahas dukungan bagi Ukraina dalam perang melawan Rusia, dan memperkuat keamanan Eropa.
Langkah-Langkah untuk Melindungi Langit Eropa
Pada pertemuan puncak Eropa tersebut, para pemimpin diperkirakan akan membahas beberapa langkah yang bertujuan untuk melindungi langit benua tersebut, termasuk inisiatif "tembok drone" unggulan. Inisiatif ini bukan berupa tembok fisik, melainkan jaringan berlapis sistem deteksi dan intersepsi, yang dibangun berdasarkan kemampuan anti-drone masing-masing negara anggota Uni Eropa.
Dengan meningkatnya ancaman dari drone tak dikenal, Eropa semakin waspada terhadap risiko yang bisa mengancam keamanan nasional dan keselamatan publik. Tindakan pencegahan seperti larangan penerbangan drone sipil dan pengembangan teknologi deteksi canggih menjadi prioritas utama dalam menghadapi situasi yang semakin memburuk.
Post a Comment