masrizky.biz.idApakah pernah terjadi kulit tiba-tiba menjadi kusam atau berjerawat saat sedang stres? Ini bukan sekadar kebetulan.

Kesehatan kulit sangat dipengaruhi oleh mooddan keadaan emosional kita sehari-hari. Kulit dapat menjadi cermin yang menunjukkan apa yang sedang terjadi di dalam tubuh dan pikiran.

Saat suasana hatisedang tenang dan bahagia, tubuh menghasilkan hormon-hormon positif sepertiendorfin dan serotoninyang membuat kulit terlihat lebih putih, lembut, dan segar.

Sebaliknya, jika kamu merasa stres, cemas, atau marah, hormon kortisol dapat meningkat dan menyebabkan masalah kulit seperti jerawat, iritasi, hingga penuaan dini.

Dikutip dari situs Woohoo Body, fakta menunjukkan bahwa kulit terdiri dari sekitar 5 juta sel sensorik yang berperan penting dalam kesejahteraan fisik dan emosional.

Tidak heran jika sentuhan kulit, seperti yang terjadi antara ibu dan bayi, memiliki peran penting dalam hubungan emosional. Inilah yang kemudian menghasilkan sebuah bidang ilmupsikodermatologi, yang mengkaji hubungan erat antara kesehatan mental dan kesehatan kulit.

Berdasarkan situs Everyday Health, berikut lima pengaruh suasana hati yang mampu memengaruhi kesehatan kulit Anda.

  1. Stres Dapat Membuat Eksim, Rosacea, dan Kondisi Kulit Lainnya Lebih Sulit Dikelola

Stres dapat memperparah kondisi kulit seperti eksim,rosacea, psoriasis, hingga jerawat. Ketika tubuh kaku, hormon kortisol meningkat dan memicu reaksi “fight or flight”.

Kortisol mampu mengurangi kekebalan tubuh, meningkatkan produksi minyak berlebih di kulit, serta memperburuk peradangan. Inilah alasan mengapa stres sering dikaitkan dengan jerawat yang lebih parah, gatal, hingga kambuhnya penyakit eksim.

Selain itu, tekanan juga dapat memicurosacea,ditandai oleh wajah yang memerah dan munculnya lesi peradangan.

Berdasarkan National Rosacea Society, hormon dan peptida yang dilepaskan oleh sistem saraf saat mengalami stres mampu memperlebar pembuluh darah, yang menyebabkan kemerahan dan rasa terbakar.

Bahkan, penelitian mengungkapkan bahwa pengelolaan stres melalui metode relaksasi dapat membantu mengurangi gejala tersebut.

 
  1. Kekhawatiran Bisa Menyebabkan Kebiasaan Menggaruk Kulit

Beberapa orang cenderung mengutak-atik kulitmereka sebagai metode menghadapi rasa cemas.

Menurut Mental Health America (MHA), kebiasaan ini dikenal dengan namachronic skin-picking, yang termasuk tindakan berulang yang berkaitan dengan tubuh dan terkait dengan gangguan kecemasan obsesif-kompulsif (OCD).

Kondisi ini bisa dipengaruhi oleh faktor keturunan, perubahan bentuk otak, serta pemicu stres dan rasa cemas. Pengobatan umumnya melibatkan penggunaan kombinasi obat anti-depresi seperti SSRI dan terapi kognitif perilaku (CBT).

Dokter Anna Chacon, spesialis kulit, mengatakan bahwa banyak pasien yang mengalami kecemasan sering menunjukkan tindakan seperti menarik rambut atau memencet jerawat yang berlebihan (acne excoriee).

Sayangnya, penelitian menunjukkan bahwa rasa cemas dapat memperburuk kondisi ini dan menyebabkan luka, bahkan meningkatkan risiko infeksi.

Selain kerusakan fisik, kebiasaan ini juga dapat memicu siklus rasa malu dan penurunan rasa percaya diri.

  1. Kecemasan terkait dengan kebiasaan perawatan kulit yang tidak baik Masalah kesehatan mental dikaitkan dengan pola perawatan kulit yang tidak sehat Kesehatan mental berhubungan dengan kebiasaan merawat kulit yang tidak benar Kebiasaan merawat kulit yang tidak sehat dapat memengaruhi suasana hati Perawatan kulit yang tidak sehat berdampak pada kondisi mental seseorang Kebiasaan perawatan kulit yang buruk berhubungan dengan depresi Kesehatan mental terkait erat dengan cara merawat kulit yang tidak tepat Perilaku merawat kulit yang tidak sehat dapat menyebabkan gangguan emosional Kebiasaan merawat kulit yang tidak baik berkontribusi pada penurunan kesehatan mental Kondisi mental seseorang dipengaruhi oleh kebiasaan perawatan kulit yang tidak sehat

Kebiasaan sehari-hari seperti pola makan yang seimbang, tidur yang cukup, serta menjaga kelembapan tubuh sangat penting untukkesehatan kulit, menurut Mayo Clinic.

Namun, depresi terkadang membuat seseorang kesulitan dalam mempertahankan kebiasaan sehat tersebut.

Kurang tidur, pola makan yang tidak sehat, serta pernapasan yang dangkal dapat memengaruhi kesehatan tubuh dan langsung terlihat pada kulit, yaitu organ terbesar manusia.

Ahli dermatologi Anna Chacon menegaskan bahwa penderita depresi sering kali tidak memperhatikan perawatan diri, termasuk rutinitas perawatan kulit.

Sedih bukanlah sesuatu yang biasa, tetapi kondisi yang serius yang bisa mengurangi semangat untuk melakukan perawatan tubuh dan kulit.

  1. Mengernyit Dapat Menyebabkan Kerutan

Menunjukkan ekspresi marah dengan sering mengkerutkan dahi ternyata dapat memengaruhi kondisi kulit. Kebiasaan mengernyit secara terus-menerus bisa menyebabkan garis halus yang akhirnya berkembang menjadi kerutan tetap di bagian dahi.

Seiring berjalannya waktu, kontraksi otot kecil saat mengernyit atau menyipitkan mata juga membuat garis di sekitar alis dan sudut mata semakin terlihat jelas.

Semakin sering otot wajah digunakan untuk ekspresi tertentu, semakin cepat garis-garis tersebut berubah menjadi kerutan.

Berikut adalah beberapa variasi dari kalimat tersebut: 1. Inilah alasan mengapa ekspresi negatif seperti menarik alis dapat mempercepat tanda-tanda penuaan pada wajah. 2. Karena itulah, ekspresi seperti mengerutkan dahi bisa mempercepat proses penuaan di wajah. 3. Hal ini menyebabkan ekspresi negatif seperti mengernyitkan dahi menjadi penyebab cepatnya munculnya tanda-tanda penuaan di wajah. 4. Oleh karena itu, ekspresi seperti menunjukkan ketidaksukaan bisa mempercepat penuaan pada wajah. 5. Itulah sebabnya ekspresi negatif seperti melipat dahi dapat mempercepat timbulnya tanda-tanda penuaan di wajah.

  1. Perasaan Positif Mampu Mengurangi Dampak Buruk Stres terhadap Kulit

Penelitian menunjukkan bahwa stres merupakan salah satu penyebab utama gangguan pada kulit. Oleh karena itu, kondisi mental yang tenang dan positif justru mampu menjaga kesehatan kulit dari dampak negatif stres.

Menurut Joshua Zeichner, MD, hal ini mungkin terkait dengan peningkatan hormon sepertidopamin dan serotoninyang membuat suasana hati lebih tenang dan gembira.

Meskipun bukti yang spesifik masih sedikit, terlihat jelas bahwa suasana hati yang baik berkontribusi pada kesehatan kulit dengan mengurangi dampak buruk stres.

Merawat kesehatan kulit tidak hanya terkait dengan penggunaan produk perawatan, tetapi juga cara kita mengatur emosi.

Dengan pikiran yang damai danmood yang baik, kulit juga dapat terlihat lebih sehat dan berkilau dari dalam.

Post a Comment

Previous Post Next Post