Apakah Ibu pernah mengalami keterlambatan haid hingga sebulan, namun hasil tes kehamilan tetap negatif? Keadaan ini sering menimbulkan kebingungan dan kecemasan. Perlu diketahui bahwa keterlambatan haid tidak selalu berarti sedang hamil.
Banyak faktor lain yang dapat memengaruhi siklus menstruasi. Mari kita coba memahami penyebabnya berdasarkan penelitian medis, serta cara mengatasinya secara tepat.
Penyebab keterlambatan haid selama sebulan meskipun hasil tes negatif
Berikut ini beberapa faktor yang dapat menyebabkan haid terlambat selama sebulan meskipun hasil tes negatif:
1. Hasil tes kehamilan yang negatif palsu (false negative)
Pemeriksaan kehamilan bekerja dengan mengidentifikasi hormon hCG dalam air seni. Namun, jika ibu melakukan pemeriksaan terlalu cepat, kadar hCG mungkin terlalu rendah sehingga tidak dapat terdeteksi.
Dilansir dari WashUMedicine, sebuah penelitian dari Washington University School of Medicine menemukan bahwa hingga 5 persen tes kehamilan rumahan dapat memberikan hasil negatif yang salah, meskipun produk tersebut menyatakan akurasi hingga 99 persen.
Juga terdapat peristiwa langka yang disebuthook effect, yaitu ketika kadar hCG terlalu tinggi sehingga justru tidak terdeteksi oleh alat tes. Jika ibu mengalami keterlambatan haid dan hasil tes tetap negatif, lakukan pengujian ulang 1–2 minggu kemudian atau konsultasikan ke dokter untuk pemeriksaan USG.
2. Tekanan dan aspek psikologis
Stres berlebihan dapat memengaruhi hormon yang terkait dengan reproduksi. Ketika ibu merasa lelah, cemas, atau terlalu banyak memikirkan sesuatu, siklus menstruasi bisa mengalami gangguan. Menurut Mayo Clinic, kondisi ini disebut Functional Hypothalamic Amenorrhea (FHA), yaitu gangguan haid yang disebabkan oleh stres, olahraga berlebihan, atau kurangnya asupan nutrisi.
Selain itu dikutip dari UCLA Health, sebuah penelitian juga menunjukkan bahwa perempuan berusia 20–40 tahun yang mengalami stres tinggi lebih sering mengalami keterlambatan menstruasi.
3. Berat tubuh yang tidak stabil, pola makan, serta aktivitas fisik yang berlebihan
Perubahan berat badan yang signifikan, pola makan yang terlalu ketat, atau aktivitas olahraga yang intensif bisa menghentikan proses pematangan sel telur. Dikutip dariNebraskamed, dalam kasus atlet, pelari jarak jauh, atau ibu yang sedang menjalani diet ketat, tubuh menyimpan energi untuk fungsi penting dan mengabaikan fungsi reproduksi.
4. PCOS (polycystic ovary syndrome)
PCOS merupakan salah satu penyebab paling umum dari siklus menstruasi yang tidak teratur. Kondisi ini menyebabkan ovarium membentuk banyak kista kecil dan ketidakseimbangan hormon. Gejala yang muncul antara lain menstruasi yang datang tidak teratur, jerawat, pertumbuhan rambut berlebih, serta kesulitan dalam memiliki anak.
5. Gangguan tiroid
Gangguan fungsi kelenjar tiroid, baik terlalu aktif (hipertiroid) maupun terlalu lambat (hipotiroid), bisa memengaruhi siklus menstruasi. Karena itu, pemeriksaan fungsi tiroid sering disarankan jika seorang wanita mengalami keterlambatan haid yang berkepanjangan.
6. Dampak KB atau penggunaan obat-obatan
Penggunaan pil pengendali kehamilan, suntikan, atau alat kontrasepsi berbasis hormon bisa memengaruhi siklus menstruasi. Setelah menghentikannya, tubuh biasanya memerlukan beberapa bulan untuk kembali ke keadaan normal.
7. Perimenopause atau primary ovarian insufficiency (POI)
Ibu yang berusia di atas 40 tahun mungkin mulai memasuki masa perimenopause. Namun, menurut Parents, terdapat juga kondisi POI, di mana ovarium berhenti bekerja sebelum usia 40 tahun. Kedua kondisi ini dapat menyebabkan siklus menstruasi yang tidak teratur.
8. Kehamilan tersembunyi (cryptic pregnancy)
Meski jarang, terdapat kondisi pada wanita yang tetap mengandung meskipun hasil tes kehamilan menunjukkan hasil negatif. Kondisi ini dikenal sebagai cryptic pregnancy, dikutip dariCleveland Clinic, hal ini biasanya disebabkan oleh kadar hCG yang tidak terdeteksi atau adanya kondisi medis tertentu.
Jika mengalami keterlambatan haid selama satu bulan namun hasil tes kehamilan negatif
Mengalami keterlambatan haid selama sebulan penuh memang bisa menimbulkan kecemasan. Terlebih jika hasil tes kehamilan menunjukkan hasil yang negatif. Namun, jangan terburu-buru panik, bunda. Ada beberapa langkah yang dapat dilakukan untuk menjaga kesehatan tubuh dan mengidentifikasi penyebabnya.
1. Ulangi tes kehamilan
Berdasarkan penelitian dari Washington University, sekitar 5 persen tes kehamilan rumahan dapat memberikan hasil negatif yang salah meskipun sebenarnya sedang hamil. Berikut cara melakukan pengujian ulang dengan akurasi yang lebih baik:
- Lakukan pengujian ulang 1 hingga 2 minggu setelah uji pertama.
- Lakukan tes di pagi hari ketika air kemih lebih pekat agar hasilnya lebih akurat.
- Jika hasilnya masih negatif, pertimbangkan melakukan pemeriksaan darah atau USG oleh dokter kandungan.
2. Perhatikan gejala lain pada tubuh
Periksa apakah terdapat tanda-tanda kehamilan seperti muntah, nyeri payudara, atau mudah lelah. Jika gejala muncul meskipun hasil tes negatif, segera berkonsultasi dengan dokter. Selain itu, perhatikan juga gejala lain seperti:
- Jerawat berlebih dan pertumbuhan rambut yang tidak normal (bisa menjadi tanda PCOS)
- Berat badan naik/turun drastis
- Sering merasa lelah atau perubahan suasana hati (dapat berkaitan dengan kelenjar tiroid atau hormon)
3. Pertahankan gaya hidup yang sehat
Terkadang keterlambatan haid disebabkan oleh gaya hidup yang tidak seimbang. Dilaporkan dariMayo Clinicmenyatakan bahwa stres dan kelelahan fisik bisa memicu Functional Hypothalamic Amenorrhea, yaitu kondisi di mana haid berhenti sementara. Ibu dapat menerapkan gaya hidup sehat seperti:
- Tidur sekitar 7 hingga 8 jam setiap hari
- Pengambilan makanan yang sehat dan seimbang (hindari pola makan yang terlalu ketat)
- Lakukan olahraga ringan secara teratur, hindari aktivitas olahraga yang terlalu berat atau ekstrem
- Kurangi rasa kaku dengan bermeditasi, berlatih yoga, atau melakukan kegiatan yang disukai.
4. Konsultasi dengan dokter spesialis kandungan
Berdasarkan sebuah studi yang dimuat dalam jurnal Proceedings of the National Academy of Sciences of the United States of America (PNAS), sekitar 22 persen perempuan mengalami siklus menstruasi yang tidak teratur, sehingga kondisi ini cukup umum, namun tetap disarankan untuk diperiksa jika terjadi berulang.
Jika siklus menstruasi tidak datang selama lebih dari tiga bulan berturut-turut atau sering terlambat tanpa alasan yang jelas, segera konsultasikan ke dokter. Pemeriksaan mungkin mencakup Tes darah untuk mengecek kadar hormon (estrogen, progesteron, FSH, LH, dan tiroid) serta USG untuk menilai kondisi rahim dan ovarium serta Membahas riwayat kesehatan dan pola hidup.
5. Perhatikan penyebab medis yang mungkin terjadi
Berikut beberapa kondisi kesehatan yang perlu Ibu waspadai:
- PCOS (Polycystic Ovary Syndrome)
- Gangguan tiroid (hipotiroid/hipertiroid)
- Penggunaan kontrasepsi hormonal
- Masa menopause atau Insufisiensi Ovarium Primer (POI)
- Kehamilan yang tidak terdeteksi (kasus langka)
Cara menentukan keterlambatan haid dan kapan dikatakan sedang hamil
Ibu sering merasa bingung, kapan siklus haid dianggap terlambat dan bagaimana cara menghitungnya? Selanjutnya, kapan keterlambatan haid bisa benar-benar dihubungkan dengan kehamilan? Mari kita bahas.
1. Siklus haid normal
Secara umum, siklus menstruasi wanita berlangsung antara 21 hingga 35 hari dengan rata-rata 28 hari. Hari pertama menstruasi dianggap sebagai Hari ke-1 dari siklus tersebut. Ovulasi (pelepasan sel telur) biasanya terjadi sekitar Hari ke-14 dalam siklus yang berlangsung selama 28 hari. Oleh karena itu, jika Ibu memiliki siklus yang teratur selama 28 hari, maka menstruasi berikutnya seharusnya tiba pada hari ke-29.
2. Kapan menstruasi dianggap terlambat?
Haid dianggap terlambat jika tidak datang setelah 5 hingga 7 hari dari jadwal yang biasanya. Jika Ibu memiliki siklus 28 hari, namun hingga hari ke-35 belum juga haid, hal ini bisa dianggap sebagai keterlambatan. Keterlambatan haid belum tentu berarti sedang hamil, karena bisa disebabkan oleh stres, perubahan hormon, pola makan, atau kondisi medis tertentu.
3. Menghitung keterlambatan menstruasi terkait kehamilan
Jika Ibu mengalami keterlambatan haid selama satu minggu atau lebih dan siklus menstruasi biasanya teratur, kemungkinan besar Anda sedang hamil. Tes kehamilan dapat dilakukan sejak hari pertama keterlambatan haid, karena kadar hCG (hormon kehamilan) biasanya sudah cukup tinggi untuk bisa terdeteksi. Jika hasil tes negatif tetapi haid belum juga datang, lakukan tes kembali seminggu kemudian. Mayo Clinic menyarankan melakukan tes kehamilan setidaknya seminggu setelah keterlambatan haid agar hasilnya lebih akurat.
4. Kapan keterlambatan haid dianggap sebagai tanda kehamilan?
Haid terlambat lebih dari seminggu, diiringi tanda-tanda awal kehamilan seperti mual (morning sickness), payudara terasa nyeri atau membengkak serta sering buang air kecil dan mudah lelah.
Hasil tes kehamilan yang positif (baik menggunakan alat tes urin atau tes darah di laboratorium). Dokter kandungan memastikan melalui USG bahwa terdapat kantong kehamilan di dalam rahim. Jadi, telat haid belum tentu berarti sedang hamil. Harus diverifikasi melalui tes kehamilan dan pemeriksaan medis.
5. Contoh perhitungan
Misalnya, siklus menstruasi Ibu berlangsung selama 28 hari. Menstruasi terakhir terjadi pada tanggal 1 Agustus. Perkiraan menstruasi berikutnya adalah 29 Agustus. Jika hingga tanggal 5 September menstruasi belum datang, maka bisa dikatakan terlambat. Pada waktu itu, Ibu dapat melakukan tes kehamilan.
Berapa lama keterlambatan haid bisa menjadi tanda kehamilan?
Siklus menstruasi yang normal berlangsung antara 21 hingga 35 hari, dengan rata-rata 28 hari. Keterlambatan haid bisa menjadi tanda awal kehamilan, namun tidak selalu berarti seseorang sedang hamil.
1 Minggu telat haid
Banyak dokter kandungan mengatakan bahwa jika siklus haid terlambat lebih dari atau sama dengan satu minggu dari jadwal biasanya, kemungkinan besar Bunda sedang hamil, terutama jika Bunda aktif berhubungan tanpa menggunakan alat kontrasepsi.
Menurut American College of Obstetricians and Gynecologists (ACOG), tingkat hormon hCG bisa dikenali dalam air seni antara 10 hingga 14 hari setelah terjadinya pembuahan. Artinya, alat tes kehamilan biasanya dapat memberikan hasil yang akurat jika digunakan setelah menunda haid minimal selama seminggu.
2 Minggu telat haid
Biasanya, kehamilan dapat diketahui melaluitest packkarena tingkat hormon hCG (human chorionic gonadotropin) sudah cukup tinggi.
Lebih dari 3 Minggu
Jika menstruasi belum juga tiba, sebaiknya dilakukan pengujian kehamilan kembali dan/atau berkonsultasi dengan dokter spesialis kandungan.
Kapan perlu ke dokter?
Haid yang terlambat bukanlah hal yang bisa dianggap remeh jika terjadi dalam jangka waktu yang lama. Dilansir dariMayo Clinic, jika haid tidak datang selama 90 hari (3 bulan) tanpa kehamilan, kondisi ini disebut amenore sekunder dan perlu diperiksa oleh dokter kandungan. Segera kunjungi dokter bila:
- Keterlambatan haid lebih dari tiga minggu tetapi hasil tes kehamilan tetap negatif.
- Mengalami sakit perut bawah yang sangat parah atau pendarahan yang tidak biasa.
- Siklus menstruasi sering mengalami ketidakaturan dalam beberapa bulan terakhir.
- Ibu memiliki riwayat PCOS, kista, miom, atau gangguan pada kelenjar tiroid.
- Sedang dalam proses kehamilan namun kesulitan mendapatkan siklus yang teratur.
Pilihan Redaksi
|
Untuk para ibu yang ingin berbagi tentang pengasuhan anak dan mendapatkan banyak hadiah, ayo bergabung dengan komunitas masrizky.biz.idSquad. Daftar dengan klik di SINI. Gratis!
Post a Comment