Pemerintah diharapkan melakukan penyelidikan menyeluruh terhadap kasus ditemukannya produk udang beku ekspor yang terdeteksi terkontaminasi saat diekspor ke Amerika Serikat.radioaktifCesium-137. Terdapat berbagai kemungkinan penyebab terjadinya kontaminasi tersebut.
Pemerintah seharusnya melakukan investigasi menyeluruh terhadap pabrik tersebut, termasuk bagaimana prosesnya, dari mana mengambil udangnya, dan proses pengolahan yang dilakukan,packing, itu diperiksa semua," kata Profesor Kenukliran dari Institut Teknologi Bandung (ITB) Zaki Suud kepada Tempopada hari Jumat, 22 Agustus 2025.
Zaki menjelaskan bahwa Cs-137 sering digunakan dalam pengobatan kanker melalui sinar gamma. Dalam dunia industri, senyawa ini digunakan untuk mengukur ketebalan material, menentukan kecepatan aliran cairan, serta dalam proses pengawetan makanan. "Cesium-137 diperoleh dari hasil reaksi fisi yang menghasilkan sinar beta dan gamma," katanya.
Menurut Zaki, kemungkinan pertama pencemaran pada udang beku berasal dari air tambak yang terkontaminasi Cesium-137. Kemungkinan kedua adalah produk yang tercemar saat proses iradiasi atau paparan bahan radioaktif. "Meski kemungkinan ini cukup kecil karena biasanya saat iradiasi produk sudah dikemas dengan rapat," ujar Zaki.
Potensi ketiga adalah penggunaan kontainer yang terkontaminasi Cesium-137 dan belum dibersihkan atau diperiksa sebelumnya. Untuk menentukan penyebab kontaminasi tersebut, ia melanjutkan, diperlukan pemeriksaan dengan prosedur yang menyeluruh. Otoritas pemeriksaan, Zaki menjelaskan, berada di Bapeten atauBapeten.
Apakah ada jejak radiasi atau tidak," katanya sambil menambahkan, "Meskipun bukan termasuk radiasi berat, dalam standar makanan bisa berbeda karena jika masuk ke tubuh dapat menyebabkan kanker.
Gambar petugas yang sedang mengukur tingkat radiasi pada kerang yang diimpor dari Jepang saat melakukan pemeriksaan radioaktivitas, yang telah dilakukan secara berkala sejak bencana Fukushima 2011, di pasar grosir perikanan Noryangjin di Seoul, Korea Selatan, 6 Juli 2023. REUTERS/Kim Hong-Ji
Sebelumnya dilaporkan, Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat (FDA) sedang melakukan penyelidikan secara aktifLaporan pencemaran radioaktif pada produk udang beku milik PT. Bahari Makmur Sejati (BMS Foods). FDA mengambil tindakan lebih lanjut terkait temuan yang dilakukan oleh Bea Cukai dan Perlindungan Perbatasan Amerika Serikat yang menemukan adanya unsur radioaktif Cs-137 dalam peti kemas produk udang beku tersebut di empat pelabuhan di Amerika: Los Angeles, Houston, Savannah, dan Miami.
Badan Pengawas Obat dan Makanan (FDA) telah mengambil sampel untuk dianalisis terkait radionuklida, dan hasilnya memastikan adanya Cs-137 dalam sampel berupa udang beku yang dilapisi tepung roti.Berdasarkan temuan tersebut, FDA menyatakan bahwa BMS telah melanggar undang-undang federal yang mengatur obat, makanan, dan kosmetik. "Tampaknya produk disiapkan, dikemas, atau disimpan dalam kondisi sanitasi yang buruk sehingga memungkinkan terkontaminasi Cs-137 dan berpotensi menimbulkan masalah keselamatan," demikian pernyataan FDA.
BMS sebenarnya menjual produk udang beku yang dilapisi tepung roti melalui jaringan Walmart di Amerika Serikat. Setelah penemuan tersebut, FDA memasukkan BMS ke dalam daftar peringatan impor karena dugaan kontaminasi bahan kimia, sehingga menghentikan sementara kemampuan perusahaan ekspor udang terbesar asal Indonesia ini untuk menjual produknya di AS. Produk BMS Foods yang sudah lebih dahulu beredar—meskipun belum terbukti terkontaminasi—diperintahkan untuk ditarik dari pasar.
Terpisah, organisasi Shrimp Club Indonesia mengungkapkanBapeten saat ini sedang melakukan penyelidikan mendalam mengenai dugaan sumber pencemaran. Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), serta Kedutaan Besar Amerika Serikat juga terlibat dalam koordinasi guna memastikan penanganan yang jelas dan tepat.
Penyelidikan dimulai dengan mengikuti kembali perjalanan produk udang beku dalam peti kemas yang terdeteksi terkontaminasi radioaktif.Berdasarkan indikasi awal, SCI menyatakan bahwa kontaminasi Cesium-137 tidak berasal dari proses budidaya udang, maupun dari pakan atau air tambak. Temuan mengarah pada fasilitas produksi PT BMS di kawasan industri Cikande, Serang.
Dengan demikian, kasus ini bersifat kebetulan dan bukan masalah yang melekat pada seluruh industri udang Indonesia," demikian pernyataan Klub Udang Indonesia, organisasi yang menghimpun antara lain para petani, pedagang atau eksportir, serta pemilik pabrik di sektor udang di Indonesia. Ditambahkan,SCI menerima informasi bahwa laporan akhir investigasi diperkirakan akan dirilis pekan depan dan akan menjadi dasar pernyataan resmi pemerintah kepada masyarakat.
Dengan keterangan tersebut, CEO Jala, Aryo Wiryawan, yang juga anggota SCI menegaskan kepadaTempotidak mengenal adanya teknik radiasi dalam proses produksi udang di Indonesia, mulai dari hulu di tambak dan kolam benih hingga ke hilir di pabrik pengolahan dan pengemasan. Jala adalah startup teknologi tambak udang. "Di sisi perairan jugaclean and cleardari potensi pencemaran radiaktif," katanya.
Post a Comment