MasRizky Tentu saja! Dimulai dari tahun ajaran 2025, Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah berencana untuk mengimplementasikan metode pembelajaran Deep Learning di semua jenjang pendidikan mulai dari Taman Kanak-kanak, Sekolah Dasar, sampai dengan Sekolah Menengah Pertama.
Metode ini dapat membantu siswa untuk belajar secara lebih mendalam dan meningkatkan pemahaman mereka terhadap inti dari proses pembelajaran tersebut.
Ini disampaikan oleh Direktur Jenderal Guru, Tenaga Kependidikan, dan Pendidikan Guru Kemendikdasmen Nunuk Suryani.
Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) akan mengimplementasikan program Deep Learning dalam sistem pendidikan pada awal Tahun Ajaran Baru 2025.

Baru akan secara resmi diberlakukan sepenuhnya di seluruh sekolah dari tahun 2028 sampai 2030.
Sebab antara tahun 2028 hingga 2030, implementasi Deep Learning ditargetkan sudah berjalan pada 80-100% dari semua sekolah yang ada di seluruh wilayah Indonesia.
Ini dikemukakan oleh Direktur Jenderal Guru, Tenaga Kependidikan, dan Pendidikan Guru Kemendikdasmen Nunuk Suryani.
"Implementasi penuh akan dilakukan antara tahun 2028 hingga 2030 bagi pendalaman pembelajaran," ungkap Nunuk saat berada di Kementerian Pendidikan Sains dan Teknologi, Jakarta, pada hari Rabu tanggal 4 Juni 2025.
Nunuk menyatakan bahwa saat ini pendalaman pembelajaran telah dimulai dan akan masuk ke fase uji coba pada tahun 2025.
Fokus utama dari proyek percobaan awal ini mencakup persiapan dan pengujian dengan menyusun dokumen akademik, mensosialisasikan program tersebut, memberikan bimbingan teknis, serta menerapkan proyek percobaan di beberapa sekolah teladan.
"Harapan kami ada pada dukungan dari UPT-UPT provinsi dalam melaksanakan hal ini," katanya.
Namun begitu, Nunuk menggarisbawahi bahwa program Deep Learning ini juga akan diiringi oleh penilaian komprehensif serta berkelanjutan untuk memastikan kualitas pendidikan.
"Penilaian komprehensif pun dijalankan dan standar keberlanjutan mutu dievaluasi dengan terus-menerus guna menegaskan kualitas serta efek dari program tersebut dalam mengoptimalkan proses belajar," ungkap Nunuk.
Sebelumnya dilaporkan, Mendikdasmen Abdul Mu'ti sudah memperkenalkan ide tentang metode pembelajaran Deep Learning di sekolah-sekolah.
Mu'ti menyebutkan bahwa metode ini akan membantu siswa untuk belajar secara lebih mendalam dan memperdalam pemahaman mereka terhadap esensi pembelajaran.
Dia juga sudah menyatakan bahwa metode pembelajaran Deep Learning tidak akan menggangu implementasi kurikulum yang diadopsi oleh sekolah.
Dia menyebutkan bahwa sekolah masih diperbolehkan untuk menentukan apakah mereka ingin menerapkan Kurikulum Merdeka atau Kurikulum 2013 (K-13).
"Bagaimana dengan kurikulum yang sudah ada? Biarkan begitu saja, yang (Merdeka) tetap merdeka dan yang K-13 tetap K-13," ujar Mu'ti.
Rencana dan Teknik Implementasi Deep Learning
Mentri Mendidik Dasar dan Menengah (Mendikdasmen) Abdul Mu'ti berencana memperkenalkan konsep metode pembelajaran Deep Learning di sekolah-sekolah.
Mu'ti menyebutkan bahwa metode ini dapat membantu para pelajar untuk mengeksplorasi materi secara lebih dalam dan meningkatkan pemahaman mereka terhadap inti dari proses pembelajaran.
"Proses ini masih berlangsung (dalam persiapan untuk menerapkan Deep Learning)," ujar Mu'ti dalam kegiatan Seminar Nasional dan Sosialisasi Program Deep Learning yang dilaksanakan secara virtual pada hari Senin, 17 Februari 2025.
Abdul Mu'ti menyatakan bahwa teknik pengajaran dalam atau Deep Learning baru akan berhasil apabila isi pelajarannya tidak berlebihan.
Menurut dia, bahan pelajarannya perlu disesuaikan dengan tingkat keterampilan mereka, mengutamakan signifikansi nilai-nilai pendidikan tersebut, serta bisa diterapkan dalam berbagai situasi.
"Nilai-nilai harus terintegrasi ke dalam setiap bidang studi, dan nilai tersebut seharusnya menjadi inti dari keseluruhan proses belajar-mengajar. Karena itu, di samping aspek pengetahuan dan keterampilan, Deep Learning juga perlu menekankan relevansi nilai-nilai," jelas Mu'ti seperti yang disampaikan melalui rilis tertulis hari Jumat (14/2/2025).
Mu'ti menyebutkan bahwa setiap orang memiliki metode pembelajaran masing-masing yang unik.
Dengan demikian, dalam teknik Deep Learning terdapat tiga konsep unik yaitu mindful, meaningful, dan joyful.
"Prinsip utamanya adalah 'mindful', yakni melakukan segala sesuatu dengan sepenuh perhatian dan kesadaran. Dalam lingkungan kelas, seorang guru harus menjunjung tinggi rasa hormat terhadap semua siswanya serta memberi ruang bagi mereka untuk mencari metode belajar yang tepat," jelasnya.
Selanjutnya, prinsip kedua ialah "bermaksa", yang merujuk kepada tahap mencari nilai serta memahami kegunaan pengetahuan tersebut dalam penerapan dan pengembangan lebih lanjut.
Ketiga adalah kata "joyful", yang berarti apresiasi terhadap pencapaian menemukan maknanya dan semua fungsinya serta manfaatnya bagi masyarakat," jelasnya.
Mu’ti pun berpendapat bahwa kegiatan belajar yang mendalam atau disebut sebagai deep learning adalah elemen penting dalam menjalankan penjelasan atas arti dari proses pendidikan tersebut.
Dengan demikian, Mu'ti mengatakan bahwa proses tersebutlah yang benar-benar menyebabkan seseorang bisa merasa bahagia saat ia sedang belajar dan mencapai pencerahan.
"Gerbang awal untuk mencapai pembelajaran yang mendalam adalah dengan memperbaiki kualitas perhatian. Proses ini melibatkan seluruh indra manusia, di mana kecakapan, pengalaman, serta ilmu pengetahuan akan mendorong rasa ingin tahunya semakin tinggi dalam menjalani proses belajar," terang Mu'ti.
Sebelumnya, Abdul Mu'ti juga mengkritik ketidaktepatan penerapan metode pengajaran serta menekankan kebutuhan akan inovasi di dalam proses belajar-mengajar.
Namun, menurut Mu'ti, masalah utama dalam bidang pendidikan berasal dari pandangan bahwa untuk menciptakan inovasi dibutuhkan hal-hal yang luar biasa atau hampir seperti sebuah revolusi.
"Kekurangan kami di bidang pendidikan bahkan di seluruh negeri ini adalah bahwa kami cenderung menganggap perubahan harus terjadi secara cepat dan besar-besaran, layaknya cerita tentang Bandung Bondowoso yang mampu mendirikan sebuah candi hanya dalam satu malam," ujar Mu'ti sebagaimana dicatat dalam pernyataan tertulis pada hari Selasa (11/2/2025).
Sebaliknya, kata Mu'ti, perubahan yang diimplementasikan oleh para guru seringkali bukanlah bentuk perubahan yang besar.
Dia menjelaskan bahwa perubahan datang dari melaksanakan tindakan-tindakan sederhana yang memiliki dampak signifikan, khususnya di sektor pendidikan.
"Perubahan tersebut dapat terjadi secara bertahap dan bertingkat, serta dampaknya akan dirasakan jika kita mengerjakannya bersama-sama," katanya.
Mu'ti menyampaikan bahwa hal tersebut sesuai dengan Program Tujuh Kebiasaan Anak Indonesia Hebat yang dicanangkan oleh Kemendikdasmen.
Rencana tersebut meminta para pelajar untuk melaksanakan beberapa kebiasaan sederhana yang pada akhirnya akan menjadikan suatu rutinitas. Tujuannya adalah agar hal ini membantu mereka tumbuh dengan tubuh dan pikiran yang sehat serta budi pekerti yang kokoh guna menghadapi berbagai rintangan di dunia yang kian berkembang.
Sebagai contoh, biasanya anak tersebut sulit untuk bangun di pagi hari. Namun saat ini telah terbentuk tujuh kebiasaan baru dimulai dari membiasakan diri bangun pagi yang diajarkan oleh sekolah.
Kini justru anak-anak dapat menghidupkan kembali orang tua mereka, ini merupakan perubahan, dan bersifat empiris, meskipun kecil namun memiliki arti yang mendalam.
Oleh karena itu, inovasi tersebut sekali lagi tidak perlu menjadi hal yang sangat mendasar, sederhana namun berarti dan ini harus dicari oleh seluruh guru serta pengelola pendidikan," kata Mu'ti.
Diolah dari artikel TribunPontianak.co.id.
Post a Comment