JAKARTA, Masrizky - Penyelenggaraan bursa pekerjaan yang diselenggarakan oleh Pemkab Bekasi di Kantor Konvensi Center Universitas Presiden, Cikarang, pada hari Selasa tanggal 27 Mei 2025, ternoda dengan terjadinya kericuhan. Ratusan pencari kerja berebut mengantri dan mengeksplorasikan barcode registrasi, sehingga beberapa individu pun mengalami kolaps akibat tekanannya.

Dengan hanya 2.000 posisi yang dibuka dan lebih dari 25.000 kandidat menghadiri acara tersebut, perbedaan jumlah menjadi sangat jelas.

"Situasinya memang sangat tidak aman," ungkap Kemala Putri (22), seorang pencari kerja yang turut hadir, menegaskan. Masrizky.

Menteri Tenaga Kerja Yassierli mengungkapkan penyesalannya atas insiden itu dan menekankan pentingnya dilakukannya evaluasi.

" Kami akan mengevaluasi hal ini. Semua pihak perlu menjadikan ini sebagai pekerjaan rumah untuk mengatur segala sesuatunya dari tahap awal serta menganalisis potensi risiko," katanya di Jakarta, Rabu (28/5/2025).

Ia mencontohkan job fair yang digelar Kemenaker dengan pendekatan antisipatif: menyediakan 52.000 lowongan bagi 25.000 peserta dengan sistem yang lebih terkontrol.

Pasokan Lapangan Kerja Masih Tidak Cocok dengan Banyaknya Pengunjung Pasar Tenaga Kerja

Permasalahan di pasar tenaga kerja ini tidak terlepas dari hambatan yang lebih signifikan, yaitu ketidakseimbangan antara jumlah pekerjaan yang tersedia dan banyaknya pencari kerja.

"Kami mengerti bahwa kami harus berusaha lebih keras dalam hal perekrutan karyawan," jelas Yassierli.

Dia menyinggung bahwa pemerintah saat ini tengah menghimpun informasi melalui kunjungan ke area-area industri serta berkolaborasi dengan Kadin guna menyusun gambaran tentang permintaan pasar tenaga kerja di tanah air.

Rancangan Stimulus Ekonomi Dianggap Tidak Mematikan Inti Masalahnya

Sebaliknya, rancangan untuk mengumumkan keenam paket stimulus ekonomi di bulan Juni yang akan datang telah menerima kritikan. Menurut Presiden Asosiasi Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (ASPSI), Mirah Sumirat, keputusan tersebut kurang berfokus pada masalah pokok para pekerja.

"Dampaknya sepertinya keputusan ini hanyalah lelucon, mengingat durasinya hanya selama dua bulan. Setelah periode tersebut, apa yang akan kami lakukan?" katanya pada acara tersebut. Business Talk Kompas TV , Rabu (28/5).

Namun begitu, Mirah masih menyambut positif keinginan pemerintah tersebut. Dia hanya ingin menggarisbawahi bahwa solusi dalam jangka waktu lama seperti menciptakan pekerjaan formal yang berkelanjutan sangatlah penting untuk diperhatikan.

Peluang Karir Sebagai Public Relations Senior

Gaffari Ramadhan, Direktur Eksekutif dari Dewan Ekonomi Nasional, mengungkapkan bahwa pembentukan lapangan kerja formal adalah suatu proses yang panjang dan bertahap.

"Proses pemulihan setelah Covid-19 ternyata tidak merata. Sebagai contoh, sektor informal bangkit dengan lebih cepat dibandingkan sektor formal. Untuk mengatasinya diperlukan kebijakan yang bersifat ekspansif serta dukungan lingkungan investasi yang solid," jelasnya.

Saat ini, Menteri Tenaga Kerja Yassierli masih menyambut positif antusiasme dalam pelaksanaan pameran pekerjaan di seluruh wilayah, asalkan ada penekanan pada pengembangan manajemen yang lebih baik.

"Kami harus menghargai semangatnya, namun di masa mendatang diperlukan koordinasi dan pelatihan yang lebih efektif," katanya.

Kejadian yang terjadi di Bekasi serta kritikan mengenai paketstimulus ekonomi menunjukkan bahwa menciptakan lapangan pekerjaan masih menjadi masalah utama dalam proses pulihnya perekonomian.

Bursa kerja tidak boleh sekadar menjadi sebuah ritual tahunan, melainkan harus mampu merespons kebutuhan sejati dari jutaan pencari pekerjaan yang mengharapkan, paling sedikit, satu kesempatan yang memadai bagi masa depan mereka.

Post a Comment

Previous Post Next Post