Masrizky.CO.ID, JAKARTA -- Ada yang melakukan metode door to door, bergerak dari sebuah kantor ke kantor lain dan melintasi batas antar kota. Motif di balik ini semua adalah untuk mencapai tujuan yaitu bekerja sebagai pegawai baik itu pemerintah maupun sektor swasta atau bahkan keduanya.
Namun, yang satu ini unik. Ia tak memilih salah satunya saja. Justru, ia memutuskan untuk mengumpulkan rumput. Rumput segar yang dikumpulkannya itu digunakan sebagai makanan bagi hewan ternaknya dan sekarang hal tersebut telah menjadikan dirinya kaya raya. Berikut penjelasannya.
Ahmad Jupri dari Bercakap Baik Saling Berkat (BBS) mengungkapkan perjalanan bisnis pertaniannya yang telah berkembang pesat sampai memiliki jumlah kekayaan senilai Rp 80 miliar.
Pendirian peternakan ini dimulai pada tahun 2005, tepat di awal bulan Januari, setelah saya selesai menyelesaikan studi Sarjana Akuntansi di Fakultas Ekonomi. Setelah itu sementara teman-teman mencari pekerjaan, saya memutuskan untuk mencoba menjadi petani dan ternak," katanya saat berbicara di Peternakan BBS, Jawa Barat, Bekasi, Kamis.
Ia menyebutkan bahwa dia memasuki bidang pertanian karena dua alasan utama. Alasan pertamanya adalah ia mendapat informasi dari Yogyakarta tentang sektor peternakan yang menjanjikan prospek usaha luar biasa dengan arus kas mencapai puluhan bahkan ratusan juta rupiah.
Kedua, sewaktu berbincang dengan mahasiswi asal Australia di masa studi saya, dia menyebutkan bahwa generasi muda Indonesia mengalami kekurangan nutrisi akibat rendahnya konsumsi daging merah.
Ada dua alasan yang mendorongnya untuk memulai usaha peternakan sapi berisi tujuh ekor dengan investasi awal senilai Rp20 juta di tahun 2005. Setelah melintasi dua dasawarsa, jumlah ternak sapinya telah berkembang menjadi mendekati satu ribu ekor, sementara area pertaniannya mencapai kira-kira dua hektar.
Dinas Ketahanan Pangan, Petaniandan Perikanan kota Bekasi menyatakan bahwa peternakan BBS merupakan yang paling besar serta bersih di daerah tersebut. Penghargaan serupa juga diberikan oleh Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian saat melakukan kunjungan ke lokasi ini.

Jupri menyebutkan bahwa perawatan optimal diberikan pada sapi untuk memastikan hewan itu merasa nyaman dan tetap dalam kondisi sehat. Setiap sapi sudah dipasangi ear tag, disuntik vaksin, dan tidak memiliki gejala penyakit mulut dan kuku (PMK) atau lumpy skin disease (LSD).
Tiap tahun, Peternakan BBS mengantongi sekitar 800 hingga 1.000 ekor sapi untuk perayaan Idul Adha. Di tahun ini saja, sembilan hari sebelum Idul Adha tiba, penjualan sapi sudah mencapai lebih dari 80 persen dari jumlah total 1.000 ekornya.
Di samping itu, dia menambahkan bahwa dahulu mungkin hanya akan ada penjualan sebanyak 10 ekor untuk sapi dengan ukuran besar, namun saat ini jumlah tersebut telah melampaui angka 80 ekor. Para sapi berkualitas tinggi ini telah dirawat selama 11 bulan, sedangkan untuk jenis sapi yang berukuran lebih kecil, perawatan mereka hanya memakan waktu antara 2 hingga 3 bulan saja.
Bagi jenis-jenis sapi yang tersedia di Peternakan BBS, termasuk sapi-sapi seperti Simmental, Limousin, Peranakan Ongole (PO), Pegon, Brahman Cross (BX), Bali, Kupang, sampai dengan Madura.
"Menurut informasi yang kami terima dari Jawa Tengah, Jawa Timur, Lampung, Bali, dan NTT (Nusa Tenggara Timur), hampir seluruh jenisnya bisa ditemukan di tempat ini," ungkapnya.
Banyak konsumen memburu sapi Bali, Kupang, atau pegon yang ditawarkan dengan harga murah sekitar Rp25 juta hingga Rp28 juta dan berbobot minimal 280 kilogram. Sementara itu, harga maksimum untuk seekor sapi dapat menembus angka Rp115 juta jika bobotnya mencapai satu ton lima belas kilogram.
Pemeliharaan dan peng_FEEDING cukup standar. Dimulai dengan mandi sapi secara individu sampai mereka mendapatkan makanan seperti onggok, comboran, sisa tahu, dedak, serta jerami sebanyak 5-6 kali sehari.
Dengan melalui Peternakan BBS, ia berharap tingkat penghasilan akan meningkat, mendukung 30 pemuda yang bekerja di tempat tersebut supaya dapat menikmati kesejahteraan, serta ingin menyampaikan informasi pada publik bahwa usaha peternak sapi ternyata sangat menguntungkan.
"Pada awal pendirian kami, jumlah modal hanya sebesar Rp20 juta. Setelah dua puluh tahun beroperasi, total aset perusahaan dalam bentuk properti mencapai nilai Rp80 miliar. Ini membuktikan bahwa usaha ini menguntungkan dan memiliki prospek cerah," paparan Jupri.
Tokoh dibeli untuk binatang qurban.
Sebuah sapi Simmental yang mencapai bobot 950 kilogram dan dimiliki oleh seorang ternaker bernama Susanto Hari Asmoro dari Kota Malang, Jawa Timur, telah dibeli oleh Presiden Prabowo Subianto guna didonasikan sebagai binatang kurban.
Susanto diajumpai di rumahnya di Kelurahan Tungguwulung, Kecamatan Lowokwaru, Kota Malang, pada hari Selasa, dan mengatakan merasa kaget saat mengetahui untuk pertama kalinya bahwa ternak sapinya akan dibeli oleh pemimpin negara tersebut.
"Pertama-tama, saya terdaftar di Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian, lalu mendapat informasi bahwa seekor sapi milik saya akan dibeli seharga Rp75 juta. Saya tidak mengira pembelinya adalah Pak Presiden," ungkap Susanto.
Setelah menerima berita tersebut, pada hari Kamis (22/5), Susanto segera menuju kantor Gubernur Jawa Timur yang ada di Surabaya guna melaksanakan proses penyerahan dan penerimaan bukti pembayaran atas sapi Simmental miliknya.
"Pembayaran sudah diterima, dia mengatakan bahwa itu telah di transfer," katanya.
Susanto menyatakan bahwa harganya ternak sapi-nya termasuk rendah jika dibandingkan dengan yang dimiliki oleh peternak lain.
Informasinya didapatkannya saat berbincang dengan sejumlah peternak lainnya di kantor Gubernur Jawa Timur.
"Bila hargai sapi milikku di seluruh Provinsi Jawa Timur dikatakan sebagai yang termurah, ternyata masih ada pembelian dari luar wilayah senilai Rp85 juta untuk sapi dengan berat kira-kira 800 kilogram. Banyak orang mengingatkuku karena aku menjualnya lebih rendah meski bobot sapi ku mencapai 950 kilogram," ungkapnya.
Sapi Simmental milik Susanto, yang pada akhirnya dimiliki oleh presiden terkini, sekarang dipelihara dalam kandang yang letaknya ada di area Kecamatan Karangploso, Kabupaten Malang, Jawa Timur.
Saat ini dia hanya bisa menantikan kabar dari Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kota Malang mengenai waktu serta tempat pengiriman sapi tersebut.
"Kuda masih dirawat di padepokan dengan fokus utamanya adalah pada kebersihan untuk mencegah penyakit serta dilakukan pengecekan oleh dokter. Belum ada kabar tentang kapan hewan tersebut dapat dipindahkan," jelasnya.
Terpisah, Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kota Malang Slamethusnan menyampaikan bahwa sesuai dengan rencana semula, ternak kurbannya yang dimiliki oleh presiden akan dipindahkan lebih dulu ke Masjid Agung Jami' pada hari Jumat, 6 Mei tersebut.
"Pemberitahuannya disetujui untuk dilaksanakan di Masjid Jami' pada tanggal 6 Juni. Nantinya penyembelihannya akan berlangsung di rumah pemotongan hewan," jelasnya.
Slamet menyebut bahwa di tahun-tahun sebelumnya, tidak pernah ada peternak dari Kota Malang yang hewan ternaknya dibeli oleh pemimpin negara.
"Saat saya menjabat sebagai kepala dinas untuk pertama kalinya, seekor hewan ternak yang dimiliki seorang peternak di Kota Malang dibeli oleh presiden," katanya.
Post a Comment