MasRizky - Terkadang kita sangat mengagumi orang-orang yang tampaknya memiliki 'kecerdasan bawaan' dalam bidang tertentu seperti musisi hebat, atlet luar biasa, atau seniman bertalenta. Sepertinya mereka lahir dengan kelebihan unik yang membuat mereka mampu meraih kesempurnaan tanpa harus bekerja keras. Akan tetapi, pandangan tersebut cenderung menipukan. Walaupun talenta dasar dapat memberi fondasi yang kuat, pencapaian tingkat kepakaran dan kompetensi yang mendalam serta berkesinambungan umumnya tidak didapat hanya dari bakat saja. Bukti sejarah dan penemuan ilmiah masa kini menunjukkan bahwa kunci untuk masteris sebuah keterampilan luar biasa adalah latihan sadar dan kerja keras tak kenal lelah.
Kemampuan: Hanya Permulaan, Bukan Penutup Semuanya
Kemampuan bisa disamakan dengan benih berkualitas tinggi. Benih tersebut mungkin menjanjikan pertumbuhan yang lebih pesat atau menghasilkan buah yang melimpah dibandingkan benih standar. Akan tetapi, tanpa adanya media tanam yang subur, pasokan air yang memadai, pemupukan yang sesuai, serta perawatan secara rutin, meskipun itu adalah benih terbaik pun tak akan berkembang maksimal.
Dalam konteks keahlian:
Kemampuan Dasar: Hal ini dapat mencakup tendensi alamiah seseorang terhadap suatu hal tertentu (seperti keterampilan penglihatan dan tangan yang bagus untuk olahraga, daya ingat yang kuat untuk belajar bahasa, atau pemecahan masalah secara logis yang pesat dalam bidang matematika). Kondisi tersebut akan membantu menjadikan tahap pembelajaran pertama kali menjadi lebih ringan dan mengasyikkan.
Kesempatan Yang Tertidur: Orang-orang yang bergantung sepenuhnya pada kemampuan alami tanpa adanya usaha untuk belajar dan berkembang cenderung tertahan di tempat. Mereka mungkin kaget saat menyadari bahwa individu lain, meskipun awalnya kurang berbakat dari diri mereka sendiri namun rajin berlatih, akhirnya berhasil melebihi prestasi mereka.
Latihan Yang Terencana (Deliberate Practice): Rahasia Mengejar Keahlian Dari Kemampuan Awal
Konsep latihan sengaja, yang diperkenalkan oleh psikolog K. Anders Ericsson, merupakan pusat dalam pembentukan keterampilan luar biasa. Hal ini tidak hanya tentang “melakukan latihan intens”, tetapi lebih pada melakukan latihan secara bijaksana dan bertujuan:
Target yang Tepat dan Terperinci: Sesuai dengan latihan, fokusnya harus terarah pada bidang-bidang di mana ada kekurangan atau ketrampilan spesifik yang perlu dipertajam. Ini bukan hanya tentang melakukan hal-hal yang telah dikuasai, tetapi juga mencapai tingkatan baru dari kapabilitas sekarang.
Sebagai seorang pemain gitar, seseorang tak sekadar mengulang lagu-lagu yang telah dikuasai, melainkan menumpukan perhatiannya pada pengaturan akord yang kompleks dan teknik petikan yang masih perlu disempurnakan.
Dijalankan Di Luar Area Aman: Hal ini menunjukkan latihan yang dilakukan di batas keahlian Anda, tempat Anda cenderung melakukan kesalahan. Area aman sendiri tidak mendorong perkembangan.
Misalnya: Seorang coder menguji coba sebuah algoritme yang lebih rumit daripada kebiasaannya, atau belajar tentang suatu bahasa pemrograman yang masih asing bagi mereka.
Mempunyai Fokus Total: Pelatihan yang direncanakan mengharuskan konsentrasi mental sepenuhnya. Anda tak boleh menyambi melakukan pekerjaan lain saat latihan.
Misalnya: Sang penulis menonaktifkan pemberitahuan dan menyendiri agar dapat berkonsentrasi pada susunan frasa atau perkembangan tokoh.
Umpan Balik Cepat dan Rutin: Kritis dalam mengenali kebenaran dan kesalahan, serta cara perbaikannya sangat penting. Umpan balik dapat berasal dari berbagai pihak seperti instruktur, pembimbing, teman satu tim, atau bahkan introspeksi diri dengan jujur.
Misalkan: Seorang pesepakbola menyaksikan kembali video latihan mereka guna memeriksa tekniknya, atau seorang pembicara publik mencatat pidato mereka sendiri untuk mengidentifikasi aspek apa saja yang harus disempurnakan.
Ulangi dengan variasi dan penyesuaian: Mengulangi sesuatu penting, tapi jangan sampai menjadi rutinitas tanpa perubahan. Lakukan latihan pada hal yang sama namun menggunakan metode yang beragam, tambahkan tingkatan tantangan, atau kombinasikan dengan kemampuan lainnya agar pemahamanmu semakin kuat.
Misalkan: Seorang juruk masak tak sekadar hafal dalam meniru formula dapur, melainkan juga bereksperimen dengan campuran rempah-rempah, teknik pengolahan makanan yang lain, ataupun merancang sajian unik menggunakan bahan pokok yang setara.
Dedikasi: Solar Untuk Petualangan Jauh
Latihan yang direncanakan tidak hanya memerlukan teknik; itu juga menuntut dedikasi. Dedikasi mencakup janji jangka panjang, ketabahan, serta tekad untuk tetap bekerja keras walaupun dihadapkan dengan hambatan dan kekalahan.
Disiplin: Kemampuan terampil istimewa tak akan tumbuh dengan cepat. Hal ini mengharuskan ada rutinitas latihan secara berkelanjutan, termasuk saat rasa termotivasi mulai meredup.
Tangguh Jiwa: Terdapat kalanya rasa frustasi, penat, serta dorongan untuk mengundurkan diri. Tanggung jawab memastikan bahwa Anda terus berdiri teguh dan menyegarkan semangat setelah merasakan kekalahan.
Semangat yang Konsisten: Walaupun talenta alami mungkin berkurang, antusiasme terhadap perjalanan pembelajaran serta hasrat untuk menjadi ahlilah yang akan menstimulasi komitmen Anda.
Mitosis 10.000 Jam dan Kebenarannya
Konsep "aturan 10.000 jam" yang diperkenalkan oleh Malcolm Gladwell kerap dimaknai keliru sebagai "berlatih selama 10.000 jam sudah cukup untuk jadi pakar". Namun, sebenarnya Gladwell sedang menafsirkan hasil studi Ericsson tentang praktek sengaja atau terencana. Poin utamanya adalah kualitas waktu yang dihabiskan dalam berlatih, bukan hanya jumlahnya saja. Berlatih secara acuh tanpa arahan takakan menciptakan prestasi setara dengan 10.000 jam pelatihan yang dilakukan dengan tujuan dan metode tertentu.
Di puncak segalanya, talenta hanya merupakan suatu potensi. Mengubah potensi tersebut menjadi kepakaran yang superior diperlukan lebih dari cuma warisan alami saja. Ini membutuhkan latihan sengaja berfokus, keluar dari zona aman Anda sendiri, menggunakan masukan dan output, serta perulangan pemikiran cermat bersama dengan tekad tak kenakan putus untuk menyelesaikan rintang dan tetap dalam proses pembelajaran. Setiap individu, asalkan mereka memiliki motivasi yang teguh dan pendekatan pelatihan yang pas, memiliki kans merajai setiap jenis ketrampilan apapun. Oleh karena itu, mari kita tinggalkan anggapan tentang adanya satu-satunya bakat dan mulailah menciptakan kepakaran sungguhan lewat janji dan usaha gigih. ***
Post a Comment