
Masrizky.biz.id,JAKARTA - CEO SoftBank dan investor AI,Masayoshi Son, berpeluang meraih penghargaan terkemuka Nobel berkat pemikirannya yang inovatif mengenai kecerdasan buatan (Artificial Intelligence/AI).
Di hadapan Presiden Korea Selatan, Lee Jae Myung, Son menyatakan bahwa kecerdasan buatan tingkat lanjut bisa melebihi kemampuan manusia hingga "kita menjadi ikan".
Anak dari pendiri SoftBank, yang merupakan pendukung utama perusahaan pembuat ChatGPT, OpenAI, menggambarkan masa depan di mana kecerdasan buatan tingkat tinggi melebihi kemampuan manusia hingga 10.000 kali lipat.
"Beda antara otak manusia dan ikan mas dalam wadah -- perbedaannya 10.000 kali. Namun kondisinya akan berbeda. Kita akan menjadi seperti ikan, sedangkan mereka [AI] akan menjadi seperti manusia. Mereka akan 10.000 kali lebih cerdas daripada kita," katanya, dilansir The Economic Times.
Anak membandingkan hubungan antara kecerdasan buatan yang sangat canggih (Artificial Super Intelligence/ASI) dengan manusia sebagaimana hubungan antara manusia dan hewan peliharaannya.
"Seperti hewan peliharaan, kita berupaya membuat mereka bahagia, berusaha hidup harmonis bersama mereka, dan kita tidak perlu mengonsumsi mereka. Demikian pula, ASI tidak mengandung protein, sehingga produk ASI di masa depan juga tidak perlu mengonsumsi kita, jadi tidak perlu khawatir," katanya.
ASI telah digambarkan sebagai situasi khayal di mana kecerdasan buatan melebihi kemampuan manusia. Para ilmuwan masih melihatnya sebagai sesuatu yang jauh dari pencapaian, tetapi satu hal yang paling mungkin terjadi adalah bahwa kecerdasan umum buatan (Artificial Super Intelligence/AGI) akan segera mengungguli manusia dalam berbagai tugas, dan hal ini bisa terwujud dalam waktu sepuluh tahun.
Profil Masayoshi Son
Masayoshi Son, berusia 68 tahun, menjabat sebagai CEO dan Chairman dari Softbank, yang mengelola portofolio investasi teknologi global, mulai dari produsen chip hingga perusahaan startup.
Son adalah seorang pria keturunan Korea yang lahir di Jepang pada tahun 1957, memulai usahanya saat masih kuliah di Amerika Serikat dengan menciptakan kamus elektronik yang terkenal dan menjualnya kepada Sharp Corp dengan harga sekitar satu juta dolar AS.
Setelah kembali ke Jepang, Son mendirikan SoftBank pada tahun 1981 sebagai perusahaan distribusi perangkat lunak komputer. Dalam empat dekade terakhir, perusahaan ini berkembang menjadi konglomerat yang mencakup bidang telekomunikasi, pembayaran digital, serta investasi teknologi.
Softbank menjadi investor dalam Vision Fund 1 yang mendanai berbagai perusahaan besar seperti Apple, Qualcomm, Foxconn, kantor keluarga miliarder Larry Ellison, serta dana investasi pemerintah Arab Saudi.
Vision Fund telah menanamkan dana di lebih dari 400 perusahaan, termasuk perusahaan transportasi Grab, perusahaan e-commerce terkenal asal Korea, Coupang, serta platform pengiriman makanan India, Swiggy.
Ia juga menanamkan miliaran dolar dalam pengembangan kecerdasan buatan, termasuk dalam Proyek Stargate yang bernilai 500 miliar dolar AS, bekerja sama dengan OpenAI, Oracle, dan MGX, guna membangun infrastruktur kecerdasan buatan di Amerika Serikat.
Sepanjang tahun ini, Son juga telah melakukan beberapa pembelian besar untuk memperkuat posisinya dalam ledakan AI global.
Ia juga menjadi salah satu pendukung asing utama Donald Trump dalam dunia bisnis global, dan pada tahun ini telah berkomitmen untuk melakukan investasi senilai 100 miliar dolar AS.
Perjanjian yang paling ambisius tahun ini juga meliputi rencana investasi sebesar US$30 miliar untuk OpenAI serta inisiatif senilai US$500 miliar dalam membangun pusat data AI dan infrastruktur lainnya di seluruh Amerika Serikat, dimulai dengan operator ChatGPT, Oracle, dan perusahaan investasi Abu Dhabi, MGX.
Ia juga berupaya bekerja sama dengan perusahaan Taiwan Semiconductor Manufacturing Co untuk mengembangkan industri kompleks bernilai miliar dolar di Arizona yang fokus pada AI dan robotika.
Berdasarkan data dari Forbes, saat ini Masayoshi Son memiliki kekayaan senilai US$59,5 miliar atau sekitar Rp992,3 triliun, dan menjadi orang terkaya pertama di Jepang.
Post a Comment