Demonstrasi Pro-Palestina Di London Berlanjut Meski Ada Larangan
Puluhan demonstran yang mendukung kelompok pro-Palestina di London ditangkap oleh aparat kepolisian dalam sebuah aksi protes pada hari Sabtu (4/10/2025). Demonstrasi ini berlangsung meskipun ada permintaan untuk membatalkannya setelah serangan mematikan di sebuah sinagoga di Manchester.
Serangan tersebut terjadi pada hari Kamis (2/10/2025) di kota Manchester, Inggris barat laut. Dua orang tewas dalam peristiwa tersebut, dan polisi menembak mati pelaku, seorang pria Inggris keturunan Suriah. Menurut informasi dari pihak kepolisian, pelaku mungkin terinspirasi oleh ideologi Islamis ekstremis.
Meskipun adanya insiden tersebut, panitia penyelenggara tetap memutuskan untuk melanjutkan aksi demo pada hari Sabtu. Aksi ini telah diumumkan sebelum serangan terjadi, dengan tujuan memprotes pelarangan kelompok pro-Palestina Palestine Action berdasarkan undang-undang anti-terorisme.
Pemimpin Inggris Minta Ketenangan
Perdana Menteri Inggris Keir Starmer mengimbau agar semua pihak menjaga ketenangan dalam pesan yang dipostingnya di X pada pagi hari Sabtu. Ia menyampaikan:
“Saya mendesak siapa pun yang berencana berdemonstrasi akhir pekan ini untuk menghormati dan menghargai kesedihan komunitas Yahudi Inggris.”
“Ini adalah saat berkabung. Ini bukan waktu untuk memicu ketegangan dan menimbulkan penderitaan lebih lanjut. Ini adalah waktu untuk bersatu,” tambahnya.
Penangkapan Demonstran Di Trafalgar Square
Di Trafalgar Square, pusat kota London, polisi menangkap beberapa demonstran yang sedang menulis slogan di spanduk yang menyatakan dukungan untuk Palestine Action. Kelompok ini dilarang pada Juli setelah anggotanya menerobos pangkalan udara dan merusak pesawat militer.
Ratusan orang berkumpul untuk mengikuti aksi demo tersebut. Mereka bertepuk tangan dan bersorak-sorai untuk para demonstran yang ditangkap. Saat para tersangka dibawa melalui kerumunan oleh petugas, tidak ada perlawanan yang dilakukan oleh para peserta.
Para penonton berteriak “malu pada kalian” kepada petugas polisi. Salah satu demonstran, Angie Zelter, mengungkapkan kekesalannya terhadap tindakan aparat kepolisian. Ia menyatakan:
“Saya jijik dengan polisi sebenarnya, mereka tidak seharusnya menangkap demonstran non-kekerasan di sini. Kami memiliki hak untuk berdemonstrasi dan Palestine Action bukanlah organisasi kekerasan, seharusnya tidak pernah dilarang sejak awal.”
Penangkapan Tambahan Di Jembatan Westminster
Selain itu, enam orang lainnya ditangkap secara terpisah setelah membentangkan bendera Palestine Action di Jembatan Westminster, yang berada di luar parlemen. Aksi ini menunjukkan bahwa demonstrasi tetap berlangsung meskipun ada larangan resmi dari pihak berwenang.
Dalam situasi seperti ini, penting bagi semua pihak untuk menjaga perdamaian dan saling menghormati, terlepas dari perbedaan pandangan politik atau kepentingan.
Post a Comment