Indonesia Perluas Pasar Ekspor dengan 24 Kesepakatan Dagang ke 30 Negara

Strategi Indonesia dalam Menghadapi Tantangan Globalisasi

Wakil Menteri Perdagangan Dyah Roro Esti menjelaskan bahwa strategi Indonesia dalam menghadapi tantangan globalisasi adalah melalui perluasan akses pasar global. Menurutnya, Indonesia saat ini terus berupaya memperluas pasar global sebagai bagian dari komitmen terhadap keterbukaan perdagangan dan kerja sama ekonomi.

Dalam sebuah sesi pembicaraan di 2025 Milken Institute Asia Summit dengan topik “Can Globalization Be Great Again? Doing Business in a Changing World” di Singapura, Roro menyampaikan bahwa Indonesia telah melakukan 24 perjanjian dagang dengan 30 negara. Beberapa perjanjian tersebut termasuk Indonesia-European Union Comprehensive Economic Partnership Agreement (IEU-CEPA), Indonesia–Kanada Comprehensive Economic Partnership Agreement (ICA-CEPA), serta Indonesia–Peru CEPA.

Selain itu, Indonesia juga aktif menjajaki pasar non-tradisional seperti di Afrika, termasuk Tunisia dan Mozambik. Upaya ini dilakukan sebagai bentuk adaptasi terhadap perkembangan globalisasi yang semakin dinamis.

Peningkatan Ekspor dan Surplus Perdagangan

Berdasarkan data yang dirangkum, nilai ekspor Indonesia pada periode Januari-Agustus 2025 meningkat sebesar 7,72 persen mencapai 185,13 miliar dolar Amerika Serikat (AS) dibandingkan periode sebelumnya pada 2024. Selama periode yang sama, Indonesia mencatat surplus perdagangan sebesar 29,14 miliar dolar AS, yang merupakan surplus perdagangan ke-64 berturut-turut.

Partisipasi UMKM dalam Dinamika Globalisasi

Roro menekankan pentingnya partisipasi aktif pelaku usaha, termasuk usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM), dalam dinamika globalisasi. Menurutnya, globalisasi merupakan esensi keterhubungan antarnegara di seluruh dunia, dan perdagangan menjadi bagian penting yang memanfaatkan globalisasi.

Meski dinamika geopolitik saat ini mendorong globalisasi ke arah multipolar, Indonesia tetap konsisten membuka diri dan menjalin interaksi dengan dunia, sejalan dengan prinsip politik luar negeri kita.

Fokus pada Perluasan Pasar dan Perdagangan Jasa

Fokus pihaknya tidak hanya terletak pada perluasan pasar, tetapi juga mendorong ekspor dengan memperluas perdagangan jasa di berbagai sektor. Termasuk ritel, e-commerce, logistik, perawatan dan keperawatan, perbankan, pariwisata, kuliner, desain, fesyen, dan konstruksi.

Diversifikasi ini memastikan bahwa perekonomian dan perdagangan negara tidak hanya bergantung pada barang, tetapi juga pada layanan yang lebih luas.

Keseimbangan antara Domestik dan Global

Pendekatan keseimbangan antara kepentingan domestik dan keterbukaan global mampu menjaga daya saing Indonesia. Hal ini sejalan dengan visi Asta Cita Presiden Prabowo Subianto, yaitu melalui penguatan industrialisasi hilirisasi, ketahanan pangan dan energi, serta investasi pada sumber daya manusia.

Politikus Partai Golkar itu menambahkan, pemerintah terus hadir bagi masyarakat untuk membuka berbagai kesempatan agar bisnis di dalam negeri bisa berkembang. Sekaligus menjaga pelaku usaha dalam negeri dari efek negatif globalisasi.

Fokus pada Hilirasi

Fokus kebijakan Pemerintah saat ini adalah hilirasi, baik di sektor industri, perkebunan, maupun perikanan. Hal ini dapat menjadi multiplier effect dengan penciptaan lapangan kerja, transfer of knowledge and technology.

Imbauan untuk Pelaku Usaha

Ia pun mengimbau agar pelaku usaha dapat terus berinovasi. Mereka juga diimbau terus berkomitmen pada standar baku internasional untuk perdagangan barang. Sehingga, pelaku usaha bersama pemerintah bisa bersama-sama membangun iklim bisnis yang baik untuk bisa menarik investasi.


Post a Comment

Previous Post Next Post