Pembebasan 23 Relawan Malaysia dari Tahanan Israel
Perdana Menteri Malaysia, Anwar Ibrahim, mengumumkan bahwa 23 relawan asal Malaysia yang ditahan oleh Israel dalam perjalanan bersama armada Global Sumud Flotilla telah dibebaskan. Mereka diterbangkan ke Istanbul menggunakan pesawat Turki melalui Lapangan Terbang Ramon di Israel pada Sabtu petang, 4 Oktober 2025.
Relawan Malaysia, bersama dengan sejumlah relawan dari negara lain, ditangkap dan ditahan oleh militer Israel saat melakukan perjalanan untuk menyalurkan bantuan kemanusiaan bersama rombongan kapal Global Sumud Flotilla menuju Gaza. Dalam keterangan video yang dirilis di Kuala Lumpur, Malaysia, Anwar menyampaikan rasa syukur atas pembebasan para relawan tersebut.
"Alhamdulillah, sebanyak 23 relawan Malaysia yang ditahan telah dibawa ke Lapangan Ramon Israel, dan akan diterbangkan ke Istanbul menggunakan pesawat khusus Turki," ujar Anwar.
Para relawan akan menginap di Istanbul selama satu atau dua malam untuk memulihkan kondisi fisik mereka sebelum kembali pulang ke Kuala Lumpur. Anwar menyatakan bahwa mereka akan kembali ke tanah air pada malam berikutnya atau lusa.
Proses Negosiasi yang Rumit
Negosiasi yang dilakukan oleh otoritas Malaysia untuk membebaskan para relawan tergolong sangat sulit dan panjang. Salah satu tantangan utamanya adalah ketiadaan hubungan diplomatik langsung antara Malaysia dan Israel. Oleh karena itu, Malaysia mengerahkan seluruh jaringan diplomatiknya di negara-negara sahabat untuk membantu proses ini.
Pemerintah Malaysia telah menghubungi beberapa pemimpin penting, termasuk Presiden Turki dan Mesir, serta Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Marco Rubio, untuk meminta bantuan. Selain itu, Malaysia juga meminta dukungan dari rekan se-Asia Tenggara seperti Vietnam, yang memiliki kedutaan besar di Israel, agar dapat memberikan bantuan konsuler.
Selain itu, Malaysia juga menunjuk pengacara dari kelompok ADALAH untuk bernegosiasi langsung dengan pihak Israel guna mempercepat proses pembebasan relawan. Komunikasi dengan seluruh jaringan diplomasi dilakukan secara simultan hingga akhirnya muncul informasi bahwa 23 relawan Malaysia yang ditahan telah dibebaskan dan akan diterbangkan ke Istanbul, Turki.
Pengaruh Rencana Perdamaian AS
Anwar Ibrahim menilai bahwa pembebasan para relawan kemungkinan besar dipengaruhi oleh adanya rencana perdamaian yang diutarakan oleh Presiden Amerika Serikat Donald Trump. Ia juga menyebutkan bahwa Israel dan Hamas menyambut baik rencana tersebut.
Anwar Ibrahim berdoa agar para relawan dalam keadaan sehat dan aman, tidak hanya relawan Malaysia tetapi juga seluruh relawan dari negara-negara sahabat, termasuk Indonesia dan Eropa, yang ikut dalam rombongan kapal Global Sumud Flotilla. Ia menekankan pentingnya solidaritas internasional dalam upaya membantu masyarakat Palestina di Gaza.
Post a Comment