/vidio-media-production/uploads/video/image/7212534/hadiri-sidang-gugatan-di-pn-jakarta-pusat-bambang-surojo-pastikan-ijazah-jokowi-asli-fc383b.jpg)
Perjalanan Panjang Keterbukaan Dokumen Ijazah Jokowi
Pada hari Kamis, 2 Oktober 2025, Gedung Komisi Pemilihan Umum (KPU) tampak sepi. Di balik pintu gedung tersebut, Bonatua Silalahi keluar dengan membawa salinan ijazah Joko Widodo. Wajahnya terlihat lega dan penuh kepercayaan diri. Video yang diunggah oleh akun Facebook Naura Antik menunjukkan peristiwa penting ini.
Bonatua menyatakan bahwa ini adalah kemenangan rakyat. Ia mengatakan bahwa langkahnya tidak spontan, tetapi merupakan hasil dari upaya panjang untuk memperjuangkan akses publik terhadap dokumen-dokumen penting. Sebelumnya, ia telah mengirimkan somasi resmi pada 25 Agustus 2025, menuntut KPU membuka dokumen yang digunakan Jokowi saat mendaftar sebagai calon presiden.
Dari Somasi ke “Pintu Terbuka”
Peraturan Nomor 731 Tahun 2025 yang dikeluarkan KPU dianggap membatasi akses publik terhadap berkas pencalonan. Bonatua mengatakan bahwa setelah 30 hari tanpa balasan, akhirnya KPU merespons melalui email. Ia datang ke KPU untuk memenuhi panggilan tersebut.
Awalnya, Bonatua diundang sebagai pemohon tunggal, tetapi ia memilih untuk datang bersama Roy Suryo, pakar telematika, dan sejumlah rekan lain yang sejak lama memperjuangkan keterbukaan dokumen. Ia menegaskan bahwa ini bukan hanya kemenangan pribadinya, tetapi juga kemenangan rakyat.
Salinan Identik dan Gugatan Moral
Di ruang pelayanan informasi KPU, Bonatua menerima salinan fotokopi ijazah Jokowi yang telah dilegalisir. Meskipun secara fisik dokumen itu tampak biasa, bagi publik, lembaran itu memiliki nilai simbolik: ujian terhadap transparansi negara.
Tidak lama setelah keluar dari gedung, Bonatua memastikan bahwa dokumen yang diterimanya identik dengan salinan yang selama ini ditunjukkan oleh Roy Suryo. Ia menegaskan bahwa hal ini membuktikan bahwa Roy Suryo dan teman-temannya tidak melakukan fitnah atau pencemaran nama baik. Mereka hanya menganalisis dokumen tersebut.
Roy Suryo: “Kami Akhirnya Punya Bukti Resmi”
Roy Suryo muncul dalam tayangan YouTube Refly Harun pada Sabtu, 4 Oktober 2025. Ia menegaskan bahwa timnya kini memiliki dasar kuat untuk melanjutkan analisis forensik. Ia menyatakan bahwa selama ini yang dianalisis adalah dokumen digital yang beredar di publik. Sekarang salinan itu keluar langsung dari KPU — dan hasilnya sama persis.
Menurut Roy, langkah KPU membuka salinan ijazah Jokowi adalah momentum penting bagi transparansi negara. Ia menilai publik berhak mengetahui dokumen yang digunakan seorang calon presiden saat mendaftar. Jika ijazah dianggap dokumen pribadi, logika hukumnya terbalik. Ia menekankan bahwa ini tentang akuntabilitas pejabat, bukan rahasia pribadi.
Empat Versi Ijazah yang Beredar
Roy Suryo menyebut bahwa kini ada empat versi ijazah yang beredar di ruang publik — sebuah anomali yang menurutnya tak bisa lagi dianggap sepele. Ia menegaskan bahwa dari sisi forensik digital dan tipografi, setiap versi menunjukkan perbedaan mencolok — mulai dari letak tanda tangan, posisi logo universitas, hingga jenis font dan tata spasi pada lembar ijazah.
Ia menyatakan bahwa jika hanya satu dokumen resmi, seharusnya tidak mungkin ada empat versi dengan perbedaan visual seperti itu. Oleh karena itu, ia ingin menguji kebenaran secara saintifik, bukan politis. Menurutnya, munculnya empat versi ini memperkuat alasan perlunya audit forensik dokumen oleh pihak independen.
Komentar Refly Harun
Dalam video yang sama, Refly Harun menimpali dengan nada reflektif. Ia menyatakan bahwa jika dokumen negara saja bisa punya empat versi, ini persoalan serius. Di sinilah integritas lembaga publik diuji. Roy juga menyinggung bahwa timnya akan menyerahkan seluruh temuan itu kepada tim ahli grafologi dan digital forensic untuk dilakukan pencocokan.
Ia menegaskan bahwa semua ada buktinya, frame by frame, tanda tangan by tanda tangan. Publik harus mengetahui kebenaran secara ilmiah, bukan hanya opini.
Post a Comment