
masrizky.biz.id– Kebiasaan tidur bukan hanya terkait dengan waktu seseorang tertidur atau bangun di pagi hari.
Di balik kebiasaan sehari-hari, terdapat proses psikologis yang berpengaruh signifikan terhadap kesehatan mental dan emosional.
Berdasarkan informasi dari Johns Hopkins Medicine, tidur merupakan proses biologis yang sangat penting, yang memungkinkan otak untuk menangani data, menghilangkan "sampah" seluler, serta memulihkan fungsi tubuh. Ketika tidur terganggu, keseluruhan sistem kognitif dan emosional juga ikut terpengaruh.
Apa kaitan tidur dengan psikologi?
Tidur memiliki peran penting dalam mengatur emosi. Menurut Harvard Health (2020), pola tidur dan bangun yang tidak teratur dapat memengaruhi suasana hati secara signifikan, menyebabkan seseorang lebih rentan merasa emosional atau sedih tanpa alasan yang jelas. Di sisi lain, penelitian dari Departemen Psikiatri Universitas Columbia menunjukkan bahwa kurang tidur jangka panjang meningkatkan kemungkinan mengalami gangguan mental seperti depresi dan kecemasan.
Foundation Tidur menjelaskan bahwa otak memanfaatkan tahap tidur REM untuk mengatur ingatan emosional. Jika tahap ini terganggu, seseorang cenderung kesulitan mengendalikan perasaan dan lebih rentan menghadapi tekanan.
Apa penyebab gangguan pola tidur?
Banyak hal yang memengaruhi kebiasaan tidur, seperti tekanan kerja, paparan layar perangkat elektronik sebelum tidur, serta kebiasaan mengonsumsi kafein. Menurut Verywell Mind, teori psikologi tentang tidur menyatakan bahwa tidur malam merupakan kebutuhan alami yang membantu manusia bertahan hidup. Ketika pola ini tidak terpenuhi, tubuh memberikan tanda melalui kesulitan berkonsentrasi, penurunan tenaga, hingga perubahan emosi.
Selain itu, Halodoc menyampaikan bahwa insomnia sering kali tidak hanya menjadi masalah fisik, tetapi juga sangat berkaitan dengan kondisi psikologis seperti terlalu berpikir, kecemasan, dan pengalaman traumatis.
Dampak kurangnya istirahat terhadap kesehatan jiwa Dampak tidur yang tidak cukup terhadap kesehatan psikologis Dampak kekurangan tidur terhadap kesehatan emosional Dampak kurang tidur terhadap kondisi mental Dampak kurangnya waktu tidur terhadap kesehatan pikiran
-
Meningkatkan risiko gangguan depresi. Penelitian yang diterbitkan di NCBI Bookshelf (2019) menyebutkan, individu yang mengalami insomnia memiliki kemungkinan tiga kali lebih besar untuk mengalami depresi dibandingkan dengan mereka yang tidur cukup.
-
Menimbulkan rasa cemas. Pola tidur yang tidak teratur bisa memperparah gejala gangguan kecemasan umum (GAD).
-
Mengurangi kemampuan berpikir. Otak yang tidak cukup beristirahat mengalami kesulitan dalam mengambil keputusan yang logis dan mengatur urutan prioritas.
-
Mengganggu hubungan sosial. Kekurangan tidur membuat seseorang lebih rentan merasa terluka, sehingga memengaruhi komunikasi sehari-hari.
Bagaimana langkah-langkah yang bisa dilakukan untuk memperbaiki kebiasaan tidur?
Ahli psikologi menyarankan berbagai strategi yang didasarkan pada penelitian untuk menjaga kesehatan mental melalui tidur yang baik:
-
Terapkan kebiasaan tidur yang baik. Menurut Sleep Foundation, tidur di ruang yang gelap, dingin, dan bebas gangguan dapat meningkatkan kualitas istirahat.
-
Atur paparan cahaya. Harvard Health menyarankan agar mengurangi penggunaan perangkat elektronik setidaknya satu jam sebelum tidur agar ritme sirkadian tetap terjaga.
-
Buat jadwal tidur yang tetap. Tidur dan bangun pada waktu yang sama setiap hari memudahkan tubuh untuk mengenali pola istirahat alami.
-
Kelola rasa stres. Teknik relaksasi seperti kesadaran penuh, menulis jurnal, atau meditasi telah terbukti efektif dalam membuat pikiran lebih tenang sebelum tidur (Positive Psychology).
-
Kurangi konsumsi kafein dan alkohol. Kedua bahan tersebut mampu mengganggu kualitas tidur REM yang sangat penting dalam pengaturan emosi.
Di tengah dunia yang bergerak cepat, tidur sering dianggap sebagai "kemewahan" yang bisa ditunda. Namun, penelitian dari Positive Psychology menunjukkan bahwa kualitas tidur berkaitan langsung dengan tingkat kebahagiaan, efisiensi kerja, serta kemampuan kreatif. Tanpa cukup tidur, seseorang lebih mudah membuat keputusan impulsif, mengalami kelelahan mental, hingga kehilangan semangat.
Dengan kata lain, menjaga kebiasaan tidur memiliki peran yang sama pentingnya dengan menjaga pola makan atau rutin berolahraga. Tidur yang baik tidak hanya berdampak pada kesehatan fisik, tetapi juga menjadi fondasi utama untuk kesehatan mental serta hubungan sosial yang lebih baik.
Tidur mencerminkan kondisi psikologis seseorang. Kebiasaan tidur yang baik dapat menjaga keseimbangan emosi, meningkatkan ketahanan diri, serta melindungi dari gangguan kejiwaan. Oleh karena itu, jika ingin hidup lebih bahagia dan efisien, mulailah dengan meningkatkan kualitas istirahat. Karena tidur yang baik bukan hanya kebutuhan, tetapi juga investasi untuk kesehatan mental di masa depan.
Post a Comment