masrizky.biz.id, JAKARTA-Kepala Cabang Pembantu (KCP) bank milik negara Mohamad Ilham Pradipta (37) ternyata memiliki kemampuan dalam seni bela diri kempo.
Kempo merupakan aliran seni bela diri yang berasal dari Negeri Sakura dan mengandalkan teknik gerakan tangan.
Rekan Ilham, Farid Nugroho sebenarnya berharap korban mampu melindungi diri ketika diculik di area parkir Lotte Mart, Pasar Rebo, Jakarta Timur pada hari Rabu (20/8/2025).
Namun ketika diculik oleh empat orang, Eras, AT, RS dan RAH, Ilham gagal melarikan diri.
Ilham merupakan lulusan dari Jurusan Agribisnis, Fakultas Pertanian, Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) di Purwokerto, Jawa Tengah, yang masuk pada angkatan tahun 2006.
Saat menempuh studi, menurut Farid Nugroho, Ilham menjadi ketua kempo.
Saat melihat rekaman CCTV, Farid dan keluarga Ilham merasa kaget mengapa korban tidak melakukan perlawanan.
"Mengapa tidak melawan. Di situ saya berharap almarhum melakukan satu atau dua jurus Kenponya agar bisa keluar dari situ," kata Farid, dikutip TribunnewsBogor.com dari Youtube Nusantara TV, Rabu (27/8/2025).
Hingga keesokan harinya, Ilham ditemukan dalam keadaan meninggal dengan tangan dan kaki terikat serta mata tertutup di Desa Nagasari, Serang Baru, Bekasi, Jawa Barat pada hari Kamis (21/8/2025).
"Tapi sayangnya, pagi-pagi kami menerima berita ini, kamivideo callSatu kelompok kami menangis bersama, kami berduka bersama," katanya.
Istri Terkejut Korban Tidak Melakukan Perlawanan
Farid Nugroho juga menceritakan percakapannya dengan Puspipta Aulia, Ilham.
"Waktu berbincang dengan istri itu ada obroloan bahwa Mbak Pita ini waktu melihat CCTV di pusat perbelanjaan tersebut itu berbicara dalam hati, 'ayah kenapa dilawan'," kata Farid.
"Itu juga merupakan hal yang saya pikirkan, mengapa tidak diperlawan," lanjutnya.
Menurut Farid, Ilham adalah seorang pelatih bela diri.
"Karena yang kami tahu almarhum itu jagoan, sikapnya itu ksatria, guru Kenpo. Ketua Kenpo di kampus juga. Jadi pembicaraan antara keluarga itu yang saya ingat itu yah," katanya
Melawan di Perjalanan
Pengacara para penculik, Petrus Bala Pattyona mengatakan selama di dalam mobil Ilham sempat melakukan perlawanan.
Ia menerangkan kondisi di dalam mobil terdapat lima orang.
"Satu orang perannya memang hanya sopir saja, hanya menyopiri," katanya.
Lalu satu orang yang duduk di paling belakang.
"Satu orang duduk di kursi jok ketiga di belakang itu tidak buat apa-apa," katanya.
Menurutnya yang berhadapan langsung dengan Eras hanya tiga orang.
"Yang memasukan Ilham ke mobil hanya tiga orang. E-W (Eras) yang duduk di samping sopir dan dua orang di jok tengah," katanya.
Ketika dalam mobil, Ilham duduk di tengah diapit dua penculik.
"Pak Ilham dimasukan ke dalam mobil mereka duduk mengapit pak Ilham di tengah," katanya.
Selain itu para penculik ini pun menutup mulut Ilham menggunakan lakban.
"Upaya paksa itu memang benar, pak ilham itu dilakban mulutnya," katanya.
Selama di dalam mobil, menurut pengakuan penculik, Ilham terus melakukan perlawanan dengan meronta-ronta.
"Dia meronta-ronta sepanjang jalan sampai d Landasan Pacu Kemayoran," katanya.
Pun ketika diturunkan untuk pindah ke mobil lain, Ilham masih terus meronta.
"Jadi saat diturunkan di Landasan Pacu untuk diserahkan ke pihak lain itu beliau memang masih meronta-ronta," katanya.
Namun sayangnya perlawanan Kepala Cabang Bank BUMN Mohamad Ilham Pradipta justru berujung maut.
Kepala Rumah Sakit Polri Kramat Jati, Brigjen Pol Prima Heru menerangkan penyebab kematian Ilham akibat hantaman benda tumpul.
Menurutnya luka tersebut terdapat pada bagian dada dan leher.
Tindakan itu kata Prima menyebabkan Ilham mengalami kekurangan oksigen.
"Ada tekanan pada tulang leher dan dada yang menyebabkan dia kesulitan bernapas," katanya.
Ia memastikan tak ada luka sayat pada tubuh Mohamad Ilham Pradipta.
"Lukanya bagian dada dan leher, benda tumpul. Hanya benda tumpul saja," katanya.
Penulis: Sanjaya Ardhi
Artikel ini telah tayang di TribunnewsBogor.com dengan judul Aksi Kepala Cabang Bank BUMN Lawan 5 Penculik, Tak Berhenti Meronta dari Pasar Rebo Sampai Kemayoran
Post a Comment