masrizky.biz.id- Siapa yang tidak marah ketika baju kesukaannya tiba-tiba menyusut setelah dicuci, meskipun petunjuk perawatan sudah diikuti? Faktanya, beberapa jenis kain memang lebih mudah menyusut dibandingkan yang lain. Mengapa hal ini bisa terjadi? Dan apakah ada cara untuk menghindarinya?

Untuk memahami alasan mengapa pakaian menyusut, kita perlu lebih mengenal ilmu di balik serat tekstil. Pemahaman ini tidak hanya membantu mencegah penyusutan, tetapi juga memberi kesempatan untuk "menyelamatkan" pakaian yang sudah mengalami penyusutan.

Mengapa Kain Bisa Menyusut?

Menurut Nisa Salim, Direktur Swinburne-CSIRO National Testlab for Composite Additive Manufacturing, "Serat kain memiliki daya ingat yang menyebabkan kain kembali ke bentuk semula ketika terpapar panas, kelembapan, atau gerakan mekanis." Itulah sebabnya beberapa jenis kain mudah mengkerut, bahkan menyusut.

Sebagian besar kain, seperti kapas dan katun, berasal dari tumbuhan. Serat-serat ini memiliki bentuk yang tidak teratur dan mengkerut secara alami. Di dalamnya terdapat jutaan molekul selulosa yang berbentuk rantai panjang.

Dalam proses pembuatan kain, serat-serat tersebut ditarik, direntangkan, dan dipilin agar menjadi rata, sehingga terbentuk benang yang halus dan panjang. Secara kimia, rantai-rantai selulosa saling berikatan melalui ikatan hidrogen yang memberikan kekuatan pada serat.

Benang-benang kemudian dijahit atau dipintal, menghasilkan ketegangan yang mempertahankan serat tetap lurus. Namun, bila serat terkena panas, air, atau gesekan (seperti di mesin cuci), ketegangan tersebut hilang dan serat kembali ke bentuk asli yang berkerut. Akibatnya: pakaian menyusut.

Bagaimana Proses Pencucian Menyebabkan Kerusakan?

Proses penguapan kain dapat mencapai tingkat molekuler. Air panas meningkatkan energi serat, sehingga ikatan hidrogen yang mempertahankan struktur serat menjadi lebih longgar. Selain itu, kain berbahan selulosa (seperti katun) bersifat menarik air—mereka menyerap cairan, menyebabkan serat membesar dan lebih fleksibel.

"Putaran dan gesekan pada mesin cuci mempercepat prosesnya," kata Nisa. Oleh karena itu, kain yang longgar seperti rajutan lebih mudah menyusut dibandingkan kain dengan tenunan padat.

Menariknya, bukan hanya air panas yang menjadi penyebab. Air dingin juga dapat menyebabkan serat mengembang, meskipun dampaknya tidak sebesar air panas.

Mengurangi Risiko Baju Menyusut

Beberapa saran untuk mengurangi pengurangan:

  • Pilih air yang dingin ketika mencuci.
  • Gunakan putaran yang pelan atau mode lembut.
  • Hindari pengering bersuhu tinggi.

Ini sangat penting untuk kain yang terbuat dari katun dan rayon, yang sangat rentan terhadap kelembapan serta panas.

Apa yang Terjadi pada Wol dan Bahan Sintetis?

Wol: Berbeda dengan kain katun, wol terbuat dari protein keratin dan memiliki lapisan berbentuk sisik (cuticle. Ketika dicuci, sisik ini saling menempel, menghasilkan efek "felting" yang membuat kain wol terasa lebih padat dan berkurang ukurannya.

Serat sintetis (seperti polyester, nilon): Lebih stabil karena terbuat dari polimer berbasis minyak bumi dengan struktur kristal yang menghambat serat kembali melipat.

Menariknya, para ahli tekstil saat ini sedang mengembangkan bahan yang tahan terhadap penyusutan, termasuk serat campuran dan polimer dengan kemampuan memori bentuk yang mampu kembali ke bentuk awalnya ketika terkena panas atau air.

Cara Mengembalikan Pakaian yang Sudah Menyusut

Berita baiknya, terdapat cara sederhana yang bisa dicoba untuk memperbaiki pakaian yang mengkerut.

  • Celupkan pakaian ke dalam air hangat yang dicampur pelembut rambut atau shampo bayi (sekitar 1 sendok makan per liter air).
  • Berikut adalah beberapa variasi dari kalimat tersebut: 1. Selanjutnya, tarik kain secara perlahan hingga kembali ke bentuk aslinya, lalu keringkan dengan cara diletakkan rata atau digantung dengan sedikit ketegangan. 2. Setelah itu, bawa kain kembali ke bentuk semula dengan cara menariknya pelan-pelan, lalu keringkan dengan posisi datar atau digantung dengan sedikit tali. 3. Kemudian, tarik kain perlahan agar kembali seperti semula, dan keringkan dengan meletakkannya dalam kondisi rata atau menggantungkannya dengan sedikit tekanan. 4. Berikutnya, tarik kain secara perlahan hingga kembali ke bentuk awalnya, lalu keringkan dengan cara ditempatkan rata atau digantung dengan sedikit gaya tarik. 5. Sesudah itu, tarik kain perlahan hingga kembali pada bentuk asli, lalu keringkan dengan cara diletakkan rata atau digantung dengan sedikit ketegangan.

Mengapa hal ini berhasil? Kondisioner mengandung bahan aktif yang bersifat kationik, sehingga mampu melumasi serat rambut agar lebih fleksibel dan mempermudah proses peregangan.

Meskipun tidak mampu mengembalikan ukuran 100%, metode ini cukup efisien sehingga pakaian dapat digunakan kembali.

Post a Comment

Previous Post Next Post