
masrizky.biz.id, JAKARTA-Program "Polantas Menyapa" yang diinisiasi oleh Kakorlantas Polri Irjen Pol Agus Suryonugroho terus mendapatkan pujian dari berbagai pihak.
Ahli politik dan pengamat sosial, Nasky Putra Tandjung, lulusan Indef School of Political Economy Jakarta menyebut program Polantas Menyapa serta tagline "Polisi Senyum" sebagai bentuk inovasi layanan kepolisian di sektor lalu lintas yang mampu memenuhi kebutuhan nyata masyarakat.
Tidak hanya terbatas pada partisipasi dalam acara budaya, tetapi penuh dengan pesan keselamatan, kedisiplinan, dan semangat kemanusiaan.
"Publik menganggap Program Polantas Menyapa dan Polisi Senyum sangat edukatif, manusiawi, serta kreatif. Program ini muncul dari aspirasi masyarakat yang menginginkan pelayanan lalu lintas yang ramah, aktif, dan menyelesaikan masalah. Ini adalah semangat Polri Presisi yang benar-benar dirasakan oleh rakyat," kata Nasky dalam pernyataannya kepada wartawan, Minggu (24/8/2025).
Nasky menekankan bahwa lalu lintas bukan hanya tentang kendaraan dan aturan, tetapi juga mencerminkan budaya suatu bangsa. Oleh karena itu, perubahan pendekatan Polantas melalui program Polantas Menyapa merupakan langkah strategis dalam membangun budaya kesadaran berlalu lintas.
"Petugas lalu lintas merupakan wajah pertama kepolisian yang berinteraksi langsung dengan masyarakat. Oleh karena itu, perubahan sikap menjadi lebih ramah, menyapa, serta memberikan pendidikan adalah simbol kedekatan, keramahan, dan empati. Hal ini diwujudkan oleh Kakorlantas melalui program Polantas Menyapa," tegas Nasky.
Ia juga menekankan bahwa program ini harus diiringi dengan pelatihan pelayanan publik bagi anggota di pos jaga, lokasi tilang, maupun kantor SIM dan Samsat. Kehadiran polisi tidak boleh hanya terbatas pada saat razia, melainkan harus hadir secara aktif memberikan edukasi, petunjuk, bahkan motivasi kepada pengguna jalan. “Dibutuhkan adanya saluran umpan balik dari masyarakat agar mereka dapat menilai langsung kualitas pelayanan Polantas. Dengan demikian, perubahan akan berjalan secara konsisten dan terukur,” tambahnya.
Program Polantas Menyapa hadir dalam Dieng Culture Festival (DCF) 2025 yang berlangsung pada 23-24 Agustus 2025. Kehadiran polisi lalu lintas di acara budaya ini tidak hanya memperkuat hubungan antara kepolisian dan masyarakat, tetapi juga memperkuat pesan bahwa disiplin serta kesadaran berkendara merupakan bagian dari upaya menjaga keselamatan jiwa.
Program Polantas Menyapa yang hadir dalam Dieng Culture Festival (DCF) 2025 mendapat sambutan hangat dari masyarakat dan para pengunjung. Banyak orang menganggap kehadiran polisi lalu lintas kini tidak lagi terasa menegangkan, melainkan justru ramah.
Seorang pengunjung DCF, Ratna Wulandari (35), warga Wonosobo, mengungkapkan kekagumannya terhadap perubahan cara kerja polisi lalu lintas. "Biasanya ketika melihat polisi lalu lintas, kita merasa tegang dan takut ditilang. Namun di DCF ini mereka bersikap ramah, memberikan petunjuk dengan baik, bahkan ada yang tersenyum dan berfoto bersama pengunjung. Ini perubahan yang menyenangkan," katanya.
Senada, Rizki Pratama (22), seorang mahasiswa asal Yogyakarta yang hadir dalam festival tersebut, menganggap program ini lebih mengena di kalangan generasi muda. "Program Polantas Menyapa ini bagus, karena membuat pemuda lebih dekat dengan polisi. Ada pembelajaran lalu lintas, tetapi cara penyampaiannya santai dan interaktif. Jadi tidak terasa seperti diajarkan," ujarnya.
Selanjutnya, Nasky menekankan berbagai pencapaian Irjen Agus Suryo dalam memimpin Korlantas Polri. Ia menyebutkan apresiasi dari Presiden Prabowo Subianto dan Kapolri Jenderal Pol Listyo Sigit Prabowo yang mengatakan pengelolaan arus mudik Lebaran, HUT Bhayangkara, serta HUT RI ke-80 tahun 2025 sebagai yang paling aman dan lancar sepanjang sejarah.
Selain itu, strategi kebijakan seperti penegakan hukum terhadap pelanggaran Over Dimensi dan Over Load, penerapan ETLE, layanan SIM Online, serta pengembangan sistem pengawasan lalu lintas dianggap memberikan dampak yang nyata.
Data kepolisian mencatat, pada semester pertama tahun 2025 jumlah kecelakaan lalu lintas mengalami penurunan yang signifikan dibandingkan periode yang sama di tahun sebelumnya. Terjadi pengurangan hampir 1.800 kasus atau 19,8 persen, dengan lebih dari 2.500 korban berhasil diminimalisir. “Penurunan angka kecelakaan ini menjadi bukti nyata efektivitas strategi yang diterapkan Irjen Agus Suryo bersama jajaran Korlantas Polri,” ujar Nasky.
Berdasarkan fakta tersebut, Nasky menilai Irjen Pol Agus Suryonugroho pantas diangkat sebagai Tokoh Perubahan Lalu Lintas atau Agent of Change Traffic. Menurutnya, kebijakan dan inovasi Kakorlantas telah memberikan wajah baru pada polisi lalu lintas yang lebih modern, humanis, dan dekat dengan masyarakat.
"Seluruh kebijakan yang diambil beliau berawal dari semangat Polri dalam melayani masyarakat. Sekarang, anggota polantas bukan hanya penegak hukum, tetapi juga perwakilan Polri yang mendekat, mendengarkan, dan memberikan pelayanan kepada rakyat. Masyarakat melihat perubahan nyata tersebut, dan ini menjadi modal penting dalam membangun citra positif Polri," tambah Nasky.
Post a Comment