Banten Berubah Total! 20 Tahun Sejak Jadi Provinsi Mandiri dan Pusat Ekonomi Baru

masrizky.biz.id.PRMN -

masrizky.biz.id.PRMN- Pada tanggal 17 Oktober 2000, Banten secara resmi menjadi provinsi ke-30 di Indonesia setelah memisahkan diri dari Jawa Barat. Pemekaran ini tidak terjadi begitu saja, melainkan berawal dari keinginan masyarakat Banten yang merasa kurang mendapat perhatian dalam pembangunan. Wilayah-wilayah seperti Pandeglang, Lebak, dan Serang Selatan pada masa itu masih dikenal dengan tingkat keterbelakangan, akses infrastruktur yang terbatas, serta sedikitnya fasilitas pendidikan dan kesehatan.

Namun, keinginan untuk memekarkan wilayah mendapatkan dukungan yang luas karena Banten memiliki potensi besar, baik dari sisi sumber daya alam maupun kedekatannya dengan ibu kota negara. Sejak saat itu, Banten mulai merancang langkahnya untuk menjadi provinsi mandiri dengan fokus pada pembangunan di bidang industri, perdagangan, dan pariwisata.

Pertumbuhan Ekonomi: Dari Pertanian Menuju Industri yang Maju

Setelah terjadi pemekaran, perekonomian Banten mengalami perubahan yang signifikan. Dulu masyarakat Banten lebih banyak mengandalkan sektor pertanian dan perikanan, kini kontribusi terbesar berasal dari industri dan jasa.

  • Kota Tangerang dan Kabupaten Tangerang berkembang pesat sebagai kawasan industri serta permukiman. Banyak perusahaan multinasional berdiri di Cikupa, Balaraja, hingga Pasar Kemis. Wilayah ini juga dikenal sebagai "kota satelit" Jakarta yang memenuhi kebutuhan tempat tinggal kalangan menengah.

  • Kota Cilegon berkembang menjadi pusat industri baja nasional berkat kehadiran PT Krakatau Steel serta ratusan perusahaan kimia, energi, dan manufaktur. Julukan "Kota Baja" semakin melekat erat, membuat Cilegon menjadi salah satu kota dengan pendapatan per kapita terbesar di Banten.

  • Kabupaten Serang tidak hanya dikenal sebagai daerah pertanian, tetapi juga saat ini memanfaatkan kawasan industri di Cikande dan Ciujung yang menarik perhatian investasi besar, khususnya dari Jepang, Korea, serta Tiongkok.

  • Lebak dan Pandeglang masih menjadi wilayah yang terutama bergerak di bidang pertanian, perkebunan, serta pariwisata. Namun, dengan hadirnya program Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Tanjung Lesung, daerah ini mulai mendapat perhatian sebagai destinasi wisata utama nasional.

Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS) Banten, pertumbuhan ekonomi provinsi ini secara rata-rata melebihi 5% sebelum wabah pandemi, bahkan pernah menjadi salah satu yang tercepat di Pulau Jawa.

Perubahan Sistem Infrastruktur: Jalan Tol, Pelabuhan, dan Bandara

Pengembangan infrastruktur menjadi kunci dalam mempercepat kemajuan Banten. Dulu, perjalanan dari Rangkasbitung ke Jakarta membutuhkan waktu hingga 6 jam, tetapi sekarang dapat ditempuh lebih cepat berkat adanya jalan tol dan kereta listrik.

  • Jalan Tol Tangerang–Merak berperan sebagai jalur utama perdagangan nasional, menghubungkan Jakarta dengan Pelabuhan Merak di Cilegon.

  • Jalan Tol Serang–Panimbang yang sedang dalam pembangunan diharapkan mampu mengurangi keterisolasian wilayah Pandeglang dan Lebak bagian selatan, serta mendukung pengembangan KEK Tanjung Lesung.

  • Pelabuhan Merak dan Bojonegara berperan sebagai jalur krusial dalam distribusi logistik antar Pulau Jawa dan Sumatra. Setiap hari, ribuan kendaraan serta penumpang melewati Merak.

  • Bandara Soekarno-Hatta Internasional yang berada di Kabupaten Tangerang menjadi pintu masuk utama Indonesia, memperkuat peran Banten sebagai wilayah penting.

Infrastruktur ini yang menjadikan Banten semakin terkoneksikan dengan pusat-pusat ekonomi nasional dan internasional, sehingga kesempatan investasi semakin luas tersedia.

Dinamika Sosial: Ketimpangan Utara–Selatan

Meskipun aktivitas pembangunan terasa di wilayah utara, khususnya Tangerang Raya, ketimpangan masih terlihat jelas di bagian selatan Banten. Wilayah seperti Kecamatan Cibaliung, Cigemblong, dan Cikeusik di Pandeglang, atau Kecamatan Bayah dan Malingping di Lebak, masih menghadapi keterbatasan akses terhadap pendidikan, kesehatan, serta ekonomi.

Program pemerintah provinsi seperti "Banten Cerdas" yang menyediakan beasiswa pendidikan dan "Banten Sehat" yang bertujuan meningkatkan layanan kesehatan telah berjalan, tetapi pelaksanaannya belum merata. Tingkat kemiskinan di Pandeglang dan Lebak masih lebih tinggi dibandingkan dengan kota/kabupaten lainnya di Banten.

Potensi Wisata: Mulai dari Pantai Hingga Geopark

Banten memiliki potensi wisata yang sangat luar biasa. Wilayah bagian selatan menyimpan keindahan alam yang belum sepenuhnya dimanfaatkan secara optimal.

  • Pantai Carita dan Anyer (Kabupaten Serang dan Pandeglang) sudah lama menjadi tempat tujuan liburan yang disukai oleh warga Jakarta serta sekitarnya.

  • Tanjung Lesung (Pandeglang) menjadi salah satu dari 10 destinasi utama nasional yang memiliki status Kawasan Ekonomi Khusus (KEK).

  • Geopark Bayah Dome (Lebak) yang diakui oleh UNESCO, menjadi objek wisata baru yang menarik untuk edukasi geologi.

  • Pulau Ujung Kulon (Pandeglang) menjadi tempat tinggal badak Jawa, salah satu hewan yang paling langka di dunia.

  • Wilayah Baduy (Lebak) menjadi destinasi budaya yang istimewa, di mana penduduknya masih mempertahankan adat istiadat leluhur tanpa menggunakan listrik dan alat teknologi canggih.

Jika dikelola dengan sungguh-sungguh, sektor pariwisata mampu menjadi penggerak perekonomian baru bagi wilayah selatan Banten.

Pendidikan dan Sumber Daya Manusia

Banten memiliki beberapa universitas terkenal yang mendukung peningkatan kualitas sumber daya manusia, seperti Universitas Sultan Ageng Tirtayasa (Untirta) di Serang, Universitas Islam Negeri (UIN) Sultan Maulana Hasanuddin, serta perguruan tinggi swasta di Tangerang. Meskipun demikian, tingkat partisipasi pendidikan di Lebak dan Pandeglang masih perlu ditingkatkan.

Banten Menuju Provinsi Mandiri

Dua puluh tahun perjalanan setelah pemekaran menunjukkan bahwa Banten bukan lagi daerah pinggiran Jawa Barat, melainkan provinsi yang memiliki identitas dan kekuatan sendiri. Pertumbuhan ekonomi, industrialisasi, pembangunan infrastruktur, serta pengembangan pariwisata menjadi bukti nyata dari perubahan ini.

Namun, tantangan terbesar tetap berada pada penyeimbangan pembangunan. Jika kesenjangan antara utara dan selatan dapat dikurangi, Banten memiliki potensi untuk menjadi provinsi paling maju di Indonesia dalam hal industri, pariwisata, serta budaya.***(Lisyah)

Post a Comment

Previous Post Next Post