Dalam hubungan cinta, tahap pendekatan atau PDKT sering kali menjadi masa yang penuh harapan sekaligus penuh tantangan. Banyak orang berharap bahwa periode ini akan berjalan dengan lancar, komunikasi yang baik, perhatian yang tetap, serta usaha dari kedua belah pihak untuk saling memahami lebih dalam. Namun, kenyataannya tidak semua orang mampu terbuka sepenuhnya pada tahap ini.

Ada jenis kepribadian tertentu yang cenderung menghindari ikatan emosional, salah satunya dikenal sebagaiavoidant. Jenis ini cenderung menjaga jarak emosional, meskipun sedang berada di tahap awal membangun hubungan. Pria dengan kepribadianavoidantbiasanya tampak menarik pada awalnya, namun lambat laun sikapnya bisa membingungkan.

Agar kamu lebih waspada, mari kita lihat tujuh tanda seorang priaavoidantsaat menjalani tahap pendekatan di bawah ini.Keep scrolling!

1. Komunikasi yang tidak tetap

Salah satu indikasi yang paling jelas dari seorang pemudaavoidantmerupakan komunikasi yang tidak tetap. Di awal masa pacaran, mungkin dia akan tampak aktif mengirim pesan, memberikan perhatian, atau menunjukkan minat. Namun, seiring berjalannya waktu, pola komunikasinya menjadi tidak konsisten. Terkadang dia bisa sangat ramah, tetapi di waktu lain tiba-tiba menghilang tanpa alasan. Perubahan ini membuat proses hubungan terasa tidak pasti.

Ketidakselarasan ini terjadi karena laki-lakiavoidantterkadang merasa terancam ketika hubungan mulai menuju kedekatan emosional yang lebih mendalam. Ia mungkin cemas jika terlalu dekat, akan kehilangan kendali atau merasa terjebak. Dengan menjaga komunikasi yang tidak konsisten, ia berusaha menciptakan jarak agar tetap merasa aman. Pola ini bisa membingungkan, terutama bagi orang yang menginginkan interaksi yang stabil.

2. Sulit membuka diri

Cowok avoidantseringkali mengalami kesulitan dalam merasa nyaman untuk terbuka. Pada tahap PDKT, ia mungkin tampak terbuka saat berbicara tentang hal-hal umum seperti hobi atau pekerjaan, namun ketika percakapan mulai menyentuh aspek pribadi dan emosional, ia cenderung menghindar. Contohnya, ketika ditanya untuk bercerita tentang keluarga, masa lalu, atau pengalaman emosional, ia lebih memilih berpindah topik.

Ini terjadi karena bersikap terbuka dianggap sebagai bentuk kelemahan yang membuatnya merasa tidak nyaman. Laki-lakiavoidantterkadang merasa bahwa menunjukkan sisi pribadi bisa membuat dirinya terlihat rentan atau berpotensi terluka. Akibatnya, ia mempertahankan batasan yang ketat antara dirinya dan orang yang sedang mendekatinya. Ketidakmampuan ini menjadi hambatan besar dalam menciptakan hubungan emosional yang sehat.

3. Menghindari pembicaraan mengenai hubungan intim

Saat sedang dalam tahap PDKT, seringkali muncul saat-saat di mana pembicaraan tentang hubungan mulai terjadi, misalnya membahas niat yang serius atau rencana jangka panjang. Namun, cowokavoidantcenderung menghindari topik tersebut. Ia mungkin berpindah ke pembahasan lain, bersenda untuk mengalihkan perhatian, atau bahkan menghilang sejenak. Sikap ini menunjukkan tanda bahwa ia merasa kaku bila harus membicarakan hal-hal yang berkaitan dengan komitmen.

Sikap menghindar ini muncul dari rasa takut untuk terlibat terlalu dalam. Bagi laki-lakiavoidant, hubungan yang serius sering dikaitkan dengan kehilangan kebebasan atau risiko terluka. Karena itu, ia lebih nyaman mempertahankan hubungan yang ringan tanpa perlu terlibat dalam komitmen. Jika hal ini terus berlangsung lama, maka akan sulit memperoleh kejelasan dari dirinya.

4. Tampak dingin pada saat momen yang penting

Ada saat-saat dalam proses PDKT di mana seseorang memerlukan dukungan emosional, misalnya ketika sedang menghadapi masalah pribadi atau membutuhkan perhatian yang lebih. Cowokavoidantterkadang tampak dingin pada momen penting seperti ini. Ia mungkin hanya merespons secara singkat, tidak menunjukkan rasa empati, atau bahkan tidak hadir sama sekali.

Sikap dingin itu tidak selalu menunjukkan ketidaktertarikan, tetapi lebih disebabkan oleh keterbatasannya dalam merespons secara emosional. Pria dengan sifat demikian cenderung menjaga jarak agar tidak terlalu terlibat dalam perasaan orang lain. Sayangnya, hal ini bisa membuat lawan bicaranya merasa diabaikan. Dalam jangka panjang, sikap dingin ini dapat melemahkan dasar hubungan yang sedang dibangun.

5. Lebih sering mengisolasi diri

Cowok avoidantbiasanya menunjukkan sikap menghindir saat merasa hubungan mulai memperdalam. Ketika perhatian, komunikasi, atau tingkat kedekatan mulai meningkat, ia tiba-tiba menjauh. Hal ini bisa berupa mengurangi frekuensi pertemuan, membatasi percakapan, atau bahkan menghilang selama beberapa waktu.

Perilaku ini merupakan cara untuk melindungi diri. Ia merasa nyaman ketika terdapat jarak yang cukup antara dirinya dan orang lain. Dengan demikian, ia mampu mengatur perasaannya dan menghindari rasa rentan. Sayangnya, bagi seseorang yang berharap pada kelanjutan hubungan, sikap menjauh ini bisa sangat mengecewakan dan membingungkan.

6. Perhatikan hal-hal yang berada di luar diri sendiri

Cowok avoidantjuga cenderung lebih memperhatikan hal-hal di luar diri dibandingkan membangun ikatan emosional. Contohnya, ia lebih suka berbicara tentang pekerjaan, prestasi, atau minat, tetapi jarang menunjukkan ketertarikan untuk membahas perasaan atau hubungan pribadi. Hal ini membuat percakapan terasa dangkal dan tidak memberi ruang untuk keterhubungan yang lebih mendalam.

Sikap ini menunjukkan bahwa ia lebih nyaman berada di area yang dapat ia atur. Membicarakan hal-hal di luar dirinya membuatnya merasa aman karena tidak perlu menunjukkan sisi perasaannya. Namun, dalam proses pendekatan, fokus berlebihan pada aspek luar bisa menjadi tanda bahwa ia belum siap untuk terbuka secara emosional.

7. Menunjukkan minat yang tidak konsisten

Tanda terakhir dari cowok avoidantdalam PDKT merupakan ketertarikan yang tidak stabil. Terkadang ia tampak antusias, penuh perhatian, dan membuat lawan bicara merasa dihargai. Namun, pada saat lain, sikapnya berubah secara drastis menjadi acuh, dingin, atau bahkan menghindar. Perubahan ini bisa terjadi tanpa alasan yang jelas.

Ketidakkonsistenan ini muncul dari konflik batin yang dialami seorang pemudaavoidantDi satu sisi, dia menginginkan kedekatan dan rasa intim, namun di sisi lain dia takut kehilangan kendali atau terluka. Akibatnya, muncul sikap yang saling tarik dan lepas yang melelahkan. Jika tidak disadari sejak awal, hal ini dapat menyebabkan kebingungan dan perasaan tidak jelas dalam hubungan tersebut.

Bagi yang sedang dalam tahap pendekatan dengan seorang pemudaavoidant, kesadaran ini dapat menjadi dasar dalam menentukan tindakan berikutnya. Memahami pola perilaku semacam ini memberi kesempatan untuk lebih cerdas dalam menilai potensi sebuah hubungan.

8 Tanda Kamu Terlalu Menyerang Saat Pendekatan, Membuat Kekasih Tidak Nyaman! 5 Cara Agar Hubungan PDKT Tidak Terlihat Memalukan di Mata Pacar Kekasih 5 Perbedaan Penting Antara PDKT dan Hubungan Kekasih, Jangan Salah!

Post a Comment

Previous Post Next Post