
Badan Penyelenggara Haji (BP Haji) melaporkan peningkatan jumlah jemaah haji yang meninggal pada 2025 menjadi 233 jiwa. Menurut Dahnil Anzar Simanjuntak, wakil kepala BP Haji, hal ini menunjukkan kenaikan dari total 231 jemaah di tahun sebelumnya.
"Selanjutnya tentang orang yang meninggal, perbandingannya adalah sebanyak 2.024 kasus terjadi pada tanggal yang sama di tahun 2024. Misalkan saat ini di tahun 2024 ada 231 kasus dan di tahun 2025 menjadi 233 kasus pada tanggal yang bersamaan," jelas Dahnil selaku juru bicara dalam konferensi pers di kantor BP Haji, Jakarta, pada Rabu, (11/6/2025) malam tersebut.
Dahnil menginginkan agar di masa depan tidak terjadi peningkatan jumlah kematian jemaah haji.
"Kita harap angkanya tak menambah lagi, supaya nggak jadi catatan bagi kementerian haji dan umrah sana. Mereka sedang fokus untuk mengurangi jumlah orang Indonesia yang meninggal pada tahun-tahun mendatang," ungkap Dahnil.
Selama pengorganisasian ibadah haji di dalam negeri, Badan Pengurus Haji mendeteksi beberapa masalah, termasuk penyebaran dokumen kesehatan palsu yang menyebabkan banyak jemaah haji dari Indonesia meninggal dunia.
"Bermacam-macampelaporan tentang kesehatan yang ditemui di beberapa lokasi ternyata kurang jujur atau dengan kata lain palsu. Ini menyebabkan jamaah haji kita sebetulnya tak dapat pergi ke Arab Saudi," ungkap Dahnil.
Karena itu, contohnya saat lembaga mereka mendapat surat keterangan sehat dari salah satu jamaah yang menyatakan dia dalam keadaan baik. Tetapi setelah timbal balik bertemu dengan orang tersebut di lokasi, ternyata jamaah tersebut memiliki luka akibat diabetes.
"Setelah ditemukan di lapangan, ternyata orang tersebut mengidap diabetes berat. Oleh karena itu, kami menemukan lubang pada bagian punggung sang ibu saat itu. Barulah diketahui hal ini ketika di lokasi, sewaktu beliau dibawa ke penginapan sementara untuk melakukan safari wukuf," jelas Dahnil.
Dahnil mengatakan bahwa mereka menerima keluhan dari Kementerian Haji dan Umrah Arab Saudi karena pemerintah haji di Indonesia diklaim telah membawa jemaah dalam keadaan yang tak layak untuk diproses berangkat.
Bahkan mereka menggunakannya dalam ungkapan, 'mengapa Anda mengirim orang-orang yang hampir mati?' lalu mereka menentang kami di depan kepala BP Haji waktu itu," demikian penuturan Dahnil.
Post a Comment