https://www.masrizky.biz.id/, Jakarta - Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) kembali mengukuhkan lima peneliti ahli utama menjadi profesor riset. Pengukuhan ini menjadi prosesi kedua yang dilakukan BRIN sepanjang 2025. Lima profesor riset yang dikukuhkan berasal dari berbagai bidang keilmuan, mulai dari kesuburan tanah, biodiversitas, kesehatan masyarakat, hingga penginderaan jauh dan teknologi elektrokimia.

Lima peneliti tersebut, antara lain A. Arivin Rivaie (kepakaran kesuburan tanah dan nutrisi tanaman), Djunijanti Peggie (kepakaran biosistematika dan konservasi kupu-kupu), Woro Riyadina (kepakaran epidemiologi penyakit tidak menular), Parwati (kepakaran teknik ekstraksi informasi geo-bio-fisik lingkungan terestrial), serta Aris Mukimin (kepakaran teknologi elektrokimia). Kelimanya dikukuhkan melalui Keputusan Kepala BRIN Nomor 138/I/HK/2025 bertarikh 2 Juni 2025 tentang Pembentukan Majelis Pengukuhan Profesor Riset.

Wakil Kepala BRIN Amarulla Octavian mengatakan pengukuhan ini merupakan kontribusi nyata lembaganya untuk mendukung keunggulan sumber daya manusia nasional. “Semakin banyak profesor merupakan salah satu indikator keunggulan peradaban dan teknologi yang dikuasai oleh suatu negara,” katanya dalam sidang terbuka di Gedung BRIN B.J. Habibie, Jakarta pada Rabu, 16 Juli 2025.

Hingga kini, BRIN telah mengukuhkan lebih dari 70 profesor riset, termasuk lima yang paling anyar. Menurut Amarulla, profesor riset merupakan gelar kehormatan yang dianugerahkan kepada peneliti dan perekayasa ahli utama yang telah mencapai jenjang tertinggi dalam karir risetnya. Profesor juga memiliki tanggung jawab besar sebagai teladan bagi para periset muda.

“Menjadi profesor bukan sekedar simbol prestasi, melainkan bentuk pengakuan atas kecakapan, profesionalisme, dan dedikasi yang mendalam dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi sesuai dengan kepakarannya serta komitmen yang tinggi terhadap riset dan inovasi,” katanya.

Arivin Rivaie, Peneliti Pusat Riset Tanaman Pangan, menyampaikan orasi berjudul Akselerasi Inovasi Teknologi Fosfo-kompos dalam Meningkatkan Produktivitas Lahan Kering Masam Mendukung Ketahanan Pangan Berkelanjutan. Da menekankan pentingnya pemanfaatan fosfo-kompos berbasis fosfat alam sebagai solusi ramah lingkungan dan ekonomis untuk mengatasi kendala lahan kering masam—tidak tergenang air—yang luas di Indonesia.

Djunijanti Peggie, Peneliti Pusat Riset Biosistematika dan Evolusi, mengangkat orasi berjudul Biodiversitas, Konservasi, dan Akselerasi Pengetahuan Kupu-kupu Indonesia. Menurut dia, Indonesia memiliki sekitar 650 spesies kupu-kupu endemik—terbanyak di dunia. Strategi citizen science dengan dukungan teknologi menjadi sarana akselerasi ilmu kupu-kupu nasional. Ia juga menyoroti pencapaian penting seperti temuan spesies baru dan konservasi.

Woro Riyadina, Peneliti Pusat Riset Kesehatan Masyarakat dan Gizi, memaparkan orasi berjudul Model Prediksi dengan Pendekatan Biopsikososial dalam Menurunkan Risiko Stroke di Indonesia. Dia menjelaskan bahwa intervensi komprehensif terhadap faktor biologis, psikologis, dan sosial dapat menurunkan risiko stroke hingga 77 persen. Metode prediksi ini dikembangkan dalam bentuk instrumen untuk menghitung risiko baik secara individu maupun populasi.

Parwati, Peneliti Pusat Riset Geoinformatika, menyampaikan orasi ilmiah Smart Monitoring Berbasis Teknologi Satelit Penginderaan Jauh untuk Pengelolaan Kebakaran Hutan dan Lahan (Karhutla) di Indonesia. Dia menuturkan, model pemantauan berbasis satelit yang dikembangkan timnya dapat diaplikasikan di seluruh tahapan manajemen bencana karhutla. Model yang sama juga bisa ditingkatkan melalui integrasi AI serta teknologi satelit generasi terbaru.

Aris Mukimin, Peneliti Pusat Riset Lingkungan dan Teknologi Bersih, menyampaikan orasi berjudul Aplikasi Teknologi Elektrokimia untuk Peningkatan Pengolahan Air Limbah Industri. Ia menyoroti potensi teknologi elektrokimia dalam mengolah air limbah industri yang mengandung polutan berbahaya, termasuk zat warna dan antibiotik, demi menjaga kualitas lingkungan perairan.

Post a Comment

Previous Post Next Post