MasRizky Untuk sebagian besar orang, istilah 'biopsi' tetap saja mengundang rasa takut dan dikait-kaitkan dengan tindakan medis yang sakit. Namun, sesungguhnya di balik ketakutan itu, biopsi malahan memiliki fungsi vital dalam mendeteksi serta merumuskan strategi penanganan kanker payudara dengan cara yang lebih tepat sasaran dan disesuaikan individunya.

Seiring dengan perkembangan teknologi dan metode medis yang makin maju, memahami betul tentang biopsi bisa jadi dasar untuk menempuh jalur penyembuhan yang lebih baik dan berkesan.

Dr. Farida Briani, Sp.B (K) Onk, seorang dokter spesialis bedah onkologi serta pendiri Yayasan Smart Pink Indonesia, mendorong pasien dan keluarganya agar memahami betapa vitalnya prosedur biopsi, bahkan kadang-kadang diperlukan beberapa kali pemeriksaan ulang atau disebut juga sebagai rebiopsi, demi menjamin bahwa pengobatan yang mereka jalani selaras dengan keadaan medis terupdate mereka.

Biopsi Tidak Hanya Sebagai Tahap Pertama: Kenapa Mungkin Diperlukan Berulang Kali?

Biopsi bukan sekadar soal "mengenali", tetapi juga tentang menentukan tindakan perawatan yang paling sesuai untuk setiap orang. Melalui proses ini, dokter dapat mengonfirmasi apakah sel dalam tubuh bersifat karsinogenik, sekaligus menganalisis karakteristik biologis dari kanker tersebut. Pengambilan keputusan medis terbaik hanya bisa dilakukan berdasarkan data yang presisi dan mutakhir.

Biopsi merupakan prosedur yang sangat vital bagi pasien kanker payudara, sebab melalui biopsi, dokter bisa menganalisis biomarker tumor seperti ER, PR, HER2, KI67 serta mengklasifikasikan jenis-jenis kanker payudara yaitu luminal A, luminal B, HER2-type, dan TNBC. Penyortiran spesifik dari varian kanker ini amat diperlukan dalam merencanakan terapi yang sesuai.

Menurut Dr. Farida, sangat penting untuk mengerti bahwa biopsi mungkin diperlukan lagi, terlebih apabila ada perubahan seiring berjalannya waktu atau usai menjalani pengobatan.

"Jika ada perubahan dalam keadaan pasien atau respon mereka terhadap pengobatan tak seefektif diharapkan, maka bisa jadi dibutuhkan tindakan rebiopsi. Ini penting dilakukan agar kita pastikan apakah sifat kanker itu masih identik dengan semula atau telah mengalami perkembangan baru; hal ini sangat menentukan bagi penyesuaian pendekatan penyembuhan mendatang," katanya.

Mengutip National Comprehensive Cancer Network (NCCN), dalam beberapa kasus kanker payudara, sifat biologis tumor dapat berubah seiring waktu atau setelah terapi sistemik. Oleh karena itu, strategi pengobatan harus disesuaikan kembali berdasarkan hasil rebiopsi.

Teknologi Pemeriksaan Biopsi Sekarang Lebih Kurang Invazif, Aman, dan Nyaman bagi Pasien

Dr. Farida menyarankan kepada para penderita kanker payudara untuk tidak khawatir menjalani biopsi serta rebiopsi karena dengan perkembangan teknologi kedokteran, tindakan tersebut sekarang menjadi kurang menyakitkan dan jauh lebih mudah diterima.

"Sekarang, kebanyakan metode biopsi bisa dikerjakan tanpa perlu tindakan bedah buka, melainkan cukup menggunakan jarum tipis yang diarahkan dengan bantuan teknologi gambar seperti ultrasonografi, mammografi, atau resonansi magnetik. Selain itu, dari sisi harga juga lebih hemat, biasanya berkisar antara satu per empat sampai separuh biaya pembedahan terbuka," ungkapnya.

Berdasarkan National Breast Cancer Foundation, Inc., ada minimal empat jenis biopsi untuk kanker payudara yang meliputi fine-needle aspiration, core-needle biopsy, surgical biopsy, serta skin punch biopsy.

- Aspirasi Jarum Halus (AHH): Mengambil sampel cairan dari pembengkakan menggunakan jarum tipis, umumnya ketika diduga berupa kista. Prosedur ini bisa diperkuat dengan bantuan ultrasonografi dan diikuti oleh FNAB apabila diperlukan analisis sel-sel lebih lanjut.

- Biopsi Jarum Kerne: Memakai jarum berongga untuk mendapatkan contoh jaringan yang keras, prosedur ini dijalankan bersama anestesi lokal dan dapat didukung oleh gambaran ultrasound, radiografi, atau secara manual. Dibandingkan dengan biopsi bedah, efek sampingnya cenderung lebih sedikit.

- Biopsi jarum kecil: Dilakukan ketika terdapat bercak atau kemerahan di kulit payudara yang tidak disebabkan oleh infeksi atau alergi, guna mendeteksi potensi penyakit carcinoma mastitis inflammatori (CMI).

- Biopsi bedah: Mengambil bagian atau keseluruhan dari tonjolan beserta jaringannya yang ada disekitarnya, prosedur ini dilaksanakan di rumah sakit menggunakan anestesi lokal maupun umum.

Pemilihan metode biopsy yang ideal sangat ditentukan oleh situasi setiap pasien. Dokter akan mengambil keputusan sambil memperhitungkan beberapa aspek, termasuk umur, catatan medis, dimensi dari tumor, posisi dalam tubuh, serta penampakan daerah tidak biasa di payudara. Menggunakan cara yang efektif bersama kemajuan teknologi saat ini, prosedur biopsy bisa dikerjakan secara lebih selamat, nyaman, dan presisi sehingga mempermudah diagnosa dan perawatan tepat untuk pasien sedari permulaan.

Bukan Semua Benjolan Adalah Kanker: Inilah Tata Cara Yang Sesuai untuk Penderita

Berita terkait dengan adanya benjolan pada payudara kerapkali menimbulkan kekhawatiran meskipun sebenarnya banyak dari kondisi tersebut cenderung tidak berbahaya. Dokter Farida mementaskan kesadaran akan perlunya menjaga ketenangan sambil tetap waspada.

"Meski demikian, dia mengingatkan bahwa dari seluruh kondisi pada payudara, baru sekitar 10% saja yang akhirnya terkonfirmasi sebagai kanker. Oleh karena itu, penting untuk tetap tenang namun waspada," katanya. Berdasarkan data dari Yayasan Penelitian Kanker Payudara, hanya antara 3-6% benjolan yang bersifat malignan. Sementara itu, Menurut Pusat Onkologi Stony Brook, 80% hasil biopsi ternyata menunjukkan lesi benign atau tidak berbahaya.

Sebab itu, tindakan awal yang cerdas apabila mendeteksi adanya anomali ialah tidak langsung mengambil kesimpulan, tetapi sebaiknya berdiskusi dahulu dengan profesional perawatan kesehatan. Penilaian yang akurat akan menciptakan pemahaman yang jernih serta rasa damai di hati Anda. Dokter Farida pun mementingkan betapa vitalnya bagi pasien untuk mengerti prinsip-prinsip dasar tentang kanker payudara, termasuk ragam jenis-jenisnya, subtipenya, sampai opsi-opsi penatalaksanaannya. Memiliki wawasan tersebut bakal membuat pasien menjadi lebih siap, bertambah percaya diri, dan semakin aktif dalam menjalaninya jalur penyembuhan.

Post a Comment

Previous Post Next Post