MasRizky.CO.ID - JAKARTA Direktorat Jenderal Perhubungan Udara di Kementerian Perhubungan (Kemenhub) memberikan komentar terkait dengan penutupan operasi Jetstar Asia.

Direktur Perusahaan Penerbangan Umum di Kementerian Perhubungan Agustinus Budi Harton menyatakan bahwa hingga kini mereka belum mendapatkan pengumuman resmi tertulis dari Jetstar Asia.

Peringatan terbaru ini dikirimkan melalui ucapan langsung dari General Manager untuk Wilayah Southeast Asia dan Southern Asia Grup Qantas serta bertanggung jawab atas Kantor Perwakilan Jetstar Asia di Indonesia pada tanggal 11 Juni 2025.

"Jetstar Asia berniat untuk menghentikan semua aktivitas penerbangan mereka, termasuk layanan yang ada di Indonesia," ujar Agustinus seperti disampaikan melalui pernyataan tertulis kepada MasRizky.co.id pada hari Kamis, 12 Juni.

Rute-rute penerbangan yang sebelumnya dioperasikan oleh Jetstar Asia dengan kapasitas kosong seperti Jakarta-Singapura pp, Medan-Singapura pp, Surabaya-Singapura pp, dan Denpasar-Singapura pp saat ini telah dilayani oleh beberapa maskapai asal Singapore serta Badan Usaha Angkatan Udara dalam negeri.

"Untuk rute penerbangan pulang-pergi dari Singapore ke Labuan Bajo, penawaran ini akan diberikan kepada perushaan asal Singapore dan juga Badan Usaha Angkatan Udara Nasional," jelas Agustinus.

Untuk melayani jalur pasar Low Cost Carrier (LCC) yang beroperasi antara Singapura dan Indonesia dengan penerbangan pulang pergi, beberapa maskapai aktif dalam hal ini termasuk Scoot Pte. Ltd (Singapura), PT. Indonesia AirAsia (Indonesia), serta PT. Citilink Indonesia (Indonesia).

Berita terkini menyebutkan bahwa grup penerbangan dari Australia, Qantas Group, telah merilis rencana penataan ulang besar-besaran mereka pada hari Rabu (11/6). Salah satu langkah dalam perencanaan tersebut adalah penghentian kegiatan operasional cabangnya yaitu Jetstar Asia yang bertempat di Singapura.

Pilihan ini diambil bersama-sama dengan pemilik utama Westbrook Investments, guna menutup perusahaan penerbangan tersebut. Jetstar Asia sudah mengalami hambatan yang lebih berat dalam beberapa tahun belakangan ini.

Jetstar Asia sudah mengalami dampak dari biaya penyedia layanan yang naik, tarif bandara yang mahal, serta kompetisi yang kian sengit. Sebelum penghentian operasional diputuskan, perusahaan perkotaan ini diyakini bakal mencatat rugi pokok EBIDT senilai US$ 35 juta untuk periode finansial saat ini.

Jetstar Asia akan tetap menjalankan penerbangannya selama tujuh pekan mendatang dengan frekuensi yang berkurang, hingga tanggal pengakhiran operasi mereka di 31 Juli 2025.

Perlu dicatat bahwa penutupan Jetstar Asia hanya berpengaruh pada rute-rute intra-Asia yang dilayani oleh perusahaan penerbangan dengan basisnya di Singapura. Ini tidak mengubah operasi domestic maupun international milik Jetstar Airways di Australia dan Selandia Baru serta Jetstar Jepang.

Maskapai Jetstar Airways tetap mengoperasikan penerbangan dari Australia menuju Asia, mencakup semua destinasi utamanya seperti Singapura, Thailand, Indonesia, Vietnam, Jepang, serta Korea Selatan.

Post a Comment

Previous Post Next Post