
Qantas Airways dari Australia berencana untuk mengakhiri operasional Jetstar Asia pada Juli 2025, perusahaan penerbangan murah yang berkantor pusat di Singapura. Menurut Qantas, keputusan tersebut dikarenakan kenaikan harga suplai dan biaya landasan yang meningkat, ditambah dengan kompetisi sengit di wilayah tersebut.
"Penutupan perusahaan penerbangan yang telah berjalan selama dua dekade ini akan menyebabkan kehilangan sekitar 500 lapangan kerja," demikian pernyataan juru bicara Qantas, seperti dilansir dari sumber tersebut. Reuters , Kamis (12/6).
Jurubicara tersebut menambahkan bahwa semua armada Jetstar Asia yang mencakup 13 pesawat Airbus (AIR.PA) A320 akan di relocasikan ke Australia dan Selandia Baru.
Qantas menunjukkan bahwa Jetstar Asia, yang sudah menjalankan 16 rute di wilayah Asia dari Bandara Changi Singapore, menghadapi hambatan yang semakin berat selama beberapa tahun belakangan. Selain itu, maskapai tersebut belum sanggup menciptakan laba setaraf dengan segmen utama yang ada di kelompok Qantas.
"Perusahaan penerbangan itu terkena kenaikan biaya signifikan, mencakup kenaikan dua angka pada harga bahan bakar, tarif bandara, layanan di darat, serta biaya keamanan," ungkap CEO Jetstar Group Stephanie Tully.
Tully mengatakan bahwa Jetstar baru saja meraih keuntungan selama enam tahun dari keseluruhan periode operasionalnya yang mencapai dua puluh tahun. Diproyeksikan pula bahwa Jetstar akan menunjukkan kerugian fundamental senilai US$ 22,76 juta atau setara dengan Rp 369 miliar sebelum memperhitungkan bunga dan pajak untuk tahun fiskal yang ditutup pada tanggal 30 Juni tersebut.
Qantas menyebutkan bahwa penghentian operasi Jetstar Asia bakal memberikan dana sebesar A$ 500 juta atau setara dengan Rp 5,27 triliun guna diputar kembali ke core business mereka. Jumlah tersebut berasal dari total 13 pesawat, serta memungkinkan untuk menukar armada pesawat kontrak sewaan yang biayanya tinggi dan biasa digunakan oleh Jetstar Airways Australia dalam rute domestik.
Jetstar Asia akan perlahan-lahan mengurangi frekuensi penerbangan mereka sebelum akhirnya dihentikan pada tanggal 31 Juli. Penumpang yang penerbangan mereka dibatalkan akan mendapatkan pengembalian uang lengkap serta dipindahkan ke maskapai lain bila memungkinkan.
Qantas menyebutkan bahwa penutupan Jetstar Asia dapat mengakibatkan kerugian keuangan sebesar kira-kira A$175 juta atau setara dengan Rp 1,84 triliun dalam rentang dua tahun fiskal.
Masalah Biaya
Tully menjelaskan bahwa fondasi bisnis Jetstar Asia telah menderita pengaruh signifikan selama dua tahun belakangan. Dasar usaha Jetstar yang terletak di Changi perlahan-lahan akan meningkatkan harga dari sekarang sampai tahun 2030 guna mendukung dana investasi serta beban operasional yang semakin besar.
Pada bulan Maret 2023, Cangi memindahkan aktivitas operasional Jetstar Asia dari Terminal 1 ke Terminal 4. Ini adalah satu-satunya terminal yang tidak dihubungkan oleh kereta api dengan terminal-teminal lainnya, walaupun perusahaan penerbangan ini sebenarnya menolak keputusan itu.
Changi menyampaikan melalui pernyataan bahwa mereka merasa kecewa atas keputusan Jetstar Asia untuk meninggalkan Singapura, namun mereka mengakui dan memuliakan pertimbangan bisnis yang menjadi alasan di balik keputusannya tersebut.
Jetstar Asia memberikan kontribusi sebesar kira-kira 3% terhadap total aktivitas penumpang bandara tahun kemarin. Changi menyampaikan niat mereka untuk berkolaborasi dengan beberapa maskapai lain guna melengkapi kekurangan kapasitas, bahkan mencakup empat jalur penerbangan yang belum ditutupi oleh perusahaan penerbangan manapun saat ini.
Walaupun Jetstar ditutup, perusahaan mengatakan bahwa operasi internasional di maskapai biaya rendah Qantas lainnya, yaitu Jetstar Airways dan Jetstar Japan yang berlokasi di Jepang, tidakakan terdampak.
Mayoritas pesawat sempit Jetstar Asia akan menempati posisi dari pesawat sewaan dalam operasional Jetstar di Australia. Sebagian lainnya bakal mengambil alih armada lama yang dulu dipakai oleh Qantas guna mendukung sektor pertambangan.
Dua pesawat lainnya akan diposisikan di Jetstar yang ada di Australia, sementara satunya lagi diletakkan di Selandia Baru guna memperbesar kapasitas serta mungkin membuka rute baru. Qantas menyebut bahwa skema ini bakal mendatangkan sekitar 100 lapangan kerja tambahan bagi setempat.
Di samping itu, para pegawai Jetstar yang terkena PHK di Singapura akan menerima kompensasi penghentian kontrak kerja serta bantuan dalam pencarian pekerjaan baik di dalam kelompok perusahaan Qantas maupun maskapai penerbangan lainnya.
Post a Comment