
Cara budidaya ikan hias mencakup teknik pemberian pakan, proses pemeliharaan, pengendalian hama penyakit, dan pemanenan. Lantas, bagaimana tahapan budidaya ikan hias tersebut?
Ikan hias adalah jenis ikan yang umumnya dijual sebagai hiasan dalam akuarium. Dikutip dari Buku Prakarya Kelas IX, Kementerian Kelautan dan Perikanan mencatat lebih kurang dari 1.100 spesies ikan hias air tawar kini diperdagangkan secara global.
Adapun materi budidaya ikan hias perlu diketahui bagi mereka yang ingin berbisnis Ikan Koi, Ikan Neon Tetra, Ikan Mas Koki, Ikan Cupang , Ikan Guppy, Ikan Yellow Tangs, Ikan Blue Tang, Ikan Clownfish, dan lain sebagainya.
Teknik budidaya ikan hias ini sebenarnya bisa diterapkan dengan wadah yang sederhana. Anda bisa melakukan proses pemeliharaan ikan hias di kolam , bak, hingga kolam terpal.
Hal yang tidak kalah penting dalam budidaya ikan hias yakni pemahaman terkait tekniknya. Tahapan budidaya ikan hias perlu diperhatikan karena akan menyangkut kelangsungan hidup ikan hias yang dipelihara.
Dikutip dari Modul PJJ Prakarya Aspek Budidaya Kelas IX terbitan Kemdikbud, materi budidaya ikan hias yang perlu diketahui pembudidaya ada tiga tahapan. Kemudian dilanjutkan dengan proses pemanenan ikan hias.
Berikut ini sejumlah cara budidaya ikan hias.
1. Pemberian Pakan Ikan Hias
Pada umumnya, cacing sutera merupakan pakan utama induk ikan hias. Namun, terdapat pula beberapa jenis pakan lain seperti jentik nyamuk, kutu air, atau pakan yang telah dikeringkan.Perlu diperhatikan dalam teknik budidaya ikan hias ini bahwa pakan untuk benih ikan hias atau anakan serupa dengan pakan untuk indukan. Akan tetapi, ukurannya jauh lebih kecil.
Pemberian pakan untuk indukan perlu dilakukan secara teratur dengan memperhatikan takaran dan waktu pemberian pakan. Secara umum, takaran yang paling tepat adalah sejumlah 3-5% dari bobot ikan hias dan diberikan sebanyak tiga kali per hari.
Terkait dengan waktu pemberian pakan, Anda dapat memberikannya pada pagi hari sekitar pukul 07.00, tengah hari sekitar pukul 13.00, dan sore hari sekitar pukul 17.00.
2. Proses Pemeliharaan Ikan Hias
Salah satu hal penting dalam proses pemeliharaan ikan hias adalah mengendalikan penumpukan kotoran dalam kolam atau akuarium . Teknik budidaya ikan hias ini terbilang cukup krusial lantaran kotoran bisa menyebabkan penyakit.Anda dapat menerapkan cara penyedotan kotoran menggunakan selang plastik. Lantaran ukuran ikan hias ada yang sangat kecil, pemeliharaan kotoran wadah ini perlu dilakukan secara hati-hati agar ikan tidak tersedot.
Proses pemeliharaan ikan hias juga dilakukan dengan menjaga kualitas air, misal perlu diterapkan penggantian air. Menjaga kualitas air dalam teknik budidaya ikan hias dijalankan dengan membuang 1/3 air kolam atau akuarium tempat pemeliharaan.
Air yang terbuang ini akan diganti dengan air baru dengan kualitas yang sesuai dengan kebutuhan jenis ikan hias. Hal ini perlu diperhatikan lantaran penggantian air secara menyeluruh bisa membuat ikan kesulitan beradaptasi dengan air baru.
3. Pengendalian Hama Penyakit
Air merupakan media yang paling cocok untuk tumbuh dan berkembangnya berbagai jenis organisme. Di antaranya seperti mikroorganisme berupa mikroba, parasit, jamur air, dan bakteri.Keberadaan mikroorganisme ini dapat menimbulkan penyakit bagi berbagai jenis ikan. Oleh karena itu, cara pencegahan atau pengendalian hama yang bisa menyerang ikan hias perlu diketahui.
Ada beberapa jenis hama penyakit yang biasa dialami ikan hias air tawar. Berikut ini 4 contoh hama penyakit ikan hias dan tips mengendalikannya.
a. Penyakit Bintik Putih (White Spot) Mikroorganisme yang menjadi penyebab penyakit bintik putih pada ikan hias bernama Ichthyophthirius multifiliis. Penyakit ini terjadi pada bagian kulit, sirip, mata, dan insang.
Penularan penyakit ini sering terjadi pada kondisi ikan dengan kepadatan tinggi. Bukan hanya itu, white spot juga kerap muncul di wadah dengan suhu air yang relatif rendah.
Pencegahan yang dapat dilakukan untuk mengatasi bintik putih pada ikan hias mencakup daftar berikut.
- Mempertahankan kualitas air dalam keadaan optimal, yakni dengan proses aerasi atau sirkulasi air untuk mempertahankan kadar oksigen dalam air yang cukup.
- Mengurangi kepadatan ikan.
- Mempertahankan suhu air.
- Mempertahankan kadar keasaman air sesuai dengan kebutuhan jenis ikan.
Upaya pencegahan dapat dilakukan melalui proses penanganan pemeliharaan air yang tepat. Anda juga bisa menerapkan sistem sanitasi kolam maupun akuarium serta mengikuti standar manajemen budidaya yang baik.
c. Penyakit Tetrahymena Penyakit tetrahymena disebabkan oleh mikroba Tetrahymenapyriformis, suatu mikroba yang dapat menginfeksi kulit dan sirip ikan hias. Dalam materi teknik budidaya ikan hias, proses pengendalian penyakit ini dapat dilakukan melalui pengobatan.
Pengobatan tersebut dijalankan dengan cara merendam ikan yang terinfeksi dalam larutan Acriflavin. Adapun dosisnya sebanyak 3 mg/l air, dilakukan selama 15 sampai 30 menit di wadah khusus.
d. Serangan Cacing Sebagian jenis cacing air yang bisa memicu penyakit pada ikan hias ialah Dactylogyrus sp., Gyrodactylus sp., dan Quadriacanthus sp. Perkembangan cacing air ini dapat dicegah dengan cara mengurangi padat penebaran.
Pengobatan juga dapat dilakukan dengan menggunakan formalin 150 ml/m3 air, tepatnya direndam di wadah penampung.
4. Pemanenan Ikan Hias
Proses pemanenan ikan hias dapat dilakukan secara total maupun parsial (sebagian). Pemanenan total dilakukan dengan cara menjual seluruh hasil budidaya tanpa pemilahan (sortir), sedangkan panen parsial dilakukan berdasarkan kriteria tertentu.Proses pemanenan dalam budidaya ikan hias yang menerapkan sistem parsial bisa berdasarkan ukuran, umur, atau jenis kelamin. Kegiatan ini lebih baik dilakukan pada pagi atau sore hari, tepat saat suhu cenderung rendah dan stabil.
Post a Comment