Masrizky - Kanker prostat merupakan salah satu bentuk kanker yang paling sering dialami secara global, terlebih lagi oleh kaum pria. Biasanya kondisi ini baru memberikan gejala setelah tumor sudah berkembang cukup besar.

Kanker prostat merupakan tipe kanker yang berkembang dalam prostat, sebuah organ berukuran kecil yang turut serta dalam pembuatan cairan sperma.

Setiap laki-laki memiliki peluang untuk menderita kanker prostat, tetapi ada sejumlah kebiasaan hidup yang bisa menurunkan kemungkinan orang tersebut terserang penyakit itu.

Berikut ini merupakan sejumlah kebiasaan atau pola hidup yang dapat menurunkan peluang menderita kanker prostat:

1. Memelihara bobot tubuh yang seimbang

Berdasarkan penelitian yang dipublikasikan di Asian Journal of Andrology , obesitas atau peningkatan berat badan dapat mengacaukan beberapa rute hormon dan terhubung dengan risiko penyumbang dalam pertumbuhan kanker prostat.

Hal itu meliputi konsentrasi insulin yang lebih tinggi, kadar adiponektin yang lebih rendah, level testosteron yang berkurang, serta tingkat sitokin peradangan yang lebih tinggi.

Dalam konteks pencegahan, menurunkan berat badan serta melakukan olahraga terkait dengan dampak yang menguntungkan pada biomarka tersebut.

Kegemukan pada usia dewasa sering kali terkait dengan prognosis kanker prostat yang lebih tidak menguntungkan menurut kebanyakan studi.

Pria dengan kondisi obesitas cenderung mengalami risiko lebih besar untuk menderita kanker prostat pada tahap akhir serta mempunyai angka relapse dan mortalitas karena kanker yang lebih tinggi pasca diagnosa.

2. Melakukan olahraga secara teratur

Tidak ada hubungan yang konsisten antara aktivitas fisik dan terjadinya kanker prostat. Akan tetapi, sejumlah studi mencatat bahwa olahraga untuk kesenangan bisa membantu mengurangi peluang menderita kanker prostat yang ganas atau sudah parah.

Studi Kelanjutan Health Professionals Follow-up dan Studi Nutrisi American Cancer Society Cancer Prevention Study II melaporkan penurunan risiko terhadap penyakit-penyakit tertentu dengan adanya kenaikan level aktivitas fisik untuk kegiatan rekreasi.

Studi lain mengungkapkan bahwa orang yang beraktivitas olahraga selama 3 jam atau lebih setiap pekannya memiliki tingkat risiko kematian akibat kanker prostat sebesar 61% lebih rendah dibandingkan dengan mereka yang hanya berolahraga kurang dari 1 jam seminggu.

Di samping itu, terdapat indikasi pula bahwa partisipasi dalam olahraga intensif dapat mengurangi peluang keterulangan penyakit tersebut.

3. Tidak merokok

Terdapat bukti yang menunjukkan bahwa perokOKAN mungkin berkontribusi pada peningkatan angka kematIAN akibat kanker prostat.

Sebagaimana dikutip dalam peninjauan sistematik yang dipublikasikan di jurnal European Urology Sebuah studi melaporkan bahwa perokok mungkin berisiko lebih tinggi terkena kanker prostat yang fatal.

Meta-analisis paling baru yang berasal dari studi kohort mengungkapkan bahwa mereka yang merokok aktif memiliki risiko relatif sekitar 1,42 (95% IC 1,20–1,68) ketimbang non-perokok.

Merokok juga bisa berdampak pada hasil spesifik kanker dengan mengubah cara tubuh merespons perawatannya.

Telah dilakukan sebuah penelitian prospekktif skala besar mengenai kebiasaan merokok dan tingkat kematian akibat kanker tertentu pada pria yang menderita kanker prostat.

Kadar kematiannya akibat kanker prostat secara khusus lebih tinggi pada perokok dibandingkan dengan orang-orang yang belum pernah mengisap rokok sama sekali.

4. Jauhi pola makan yang menyebabkan peradangan dan kelebihan insulin

Diet atau rejimen makannya bersifat proinflamasi dan ditandai dengan Indeks Inflamasi Diet yang tinggi dapat menjadi penyebab utama terjadinya kanker prostat.

Beberapa studi sudah menganalisis potensi keterkaitannya, dengan hasil yang sama-sama mengungkapkan adanya hubungan positif.

Di samping itu, diet yang berhubungan dengan hiperinsulinemia dan peradangan juga bisa meningkatkan kemungkinan terkena kanker prostat ganas.

5. Mengonsumsi makanan kaya akan zat antioksidan

Beberapa antioksidan dalam makanan seperti selenium, vitamin E, serta likopen sudah dikaji mengenai hubungannya dengan risiko kanker prostat.

Efek antikarsinogenik dari vitamin E dapat mencakup kapabilitasnya dalam memperkecil kerusakan pada DNA serta menahan perubahan sel menjadi kanker.

Pada model percobaan, derivatif vitamin E menahan perkembangan sel, memicu apoptosis sebesar 70%, serta meningkatkan dampak pengobatan pada sel kanker prostat manusia.

Berdasarkan beberapa penelitian biomarker prospektif, terdapat laporan penting mengenai hubungan antara kadar selenium yang lebih tinggi dengan penurunan risiko kanker prostat.

Hubungan antara tomat dan pencegahan kanker prostat sudah banyak diteliti dalam berbagai sumber epidemiologi.

Sebagian mengindikasikan penurunan risiko terkena kanker prostat stadium akhir atau kanker prostat yang fatal, yang membuktikan bahwa zat dalam tomat serta likopen mungkin memiliki peranan penting.

Walaupun belum sepenuhnya dipastikan, terdapat bukti yang mengindikasikan bahwa meningkatnya asupan tomate dan produk turunan dari tomato berkorelasi dengan penurunan risiko serta pertumbuhan kanker prostat.

Apakah dampaknya disebabkan oleh likopen atau faktor lain dalam tomat masih belum bisa ditentukan.

Sumber:

2022 Pembaruan tentang Epidemiologi dan Faktor Risiko Kanker Prostat—Tinjauan Sistematis

Faktor Gaya Hidup dan Diet dalam Pencegahan Kanker Prostat Mematikan

Post a Comment

Previous Post Next Post