Masrizky PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGE) di area Lahendong, Sulawesi Utara, memulai program Biapong atau Peternakan Babi Berbasis Energi Terbarukan bagi Peternak Geothermal Lahendong. Program ini bertujuan untuk mendukung pembangunan jangka panjang serta menjalankan tanggung jawab sosial korporasi melalui penggunaan sumber daya setempat dan energi terbaharukan. Diluncurkan pada tahun 2021, proyek tersebut adalah hasil kerjasama antara PGE dan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) Esa Waya dari Desa Sendangan, Tomohon, Sulut, yang dirancang untuk meningkatkan keterampilan para peternak babi lokal menggunakan metode yang ramah lingkungan dan didasarkan pada energi bersih.

General Manager PGE Area Lahendong Novi Purwono mengatakan, Biapong adalah bukti nyata sinergi antara teknologi energi terbarukan, inovasi lokal, dan pemberdayaan masyarakat. "Kami berharap program ini tidak hanya menjadi solusi lokal, tetapi juga model replikasi pengembangan peternakan berkelanjutan di berbagai daerah lainnya," ujar Novi Purwono dikutip dari Antara , Kamis (29/5).

Novi mengatakan, lokasi peternakan Biapong yang terpencil membuat akses listrik konvensional mustahil. Oleh karena itu, lanjutnya, PGE membangun pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) untuk menyuplai kebutuhan energi peternakan.

Energi surya ini bukan hanya menerangi kandang, tetapi juga menggerakkan operasional seperti pompa air, penerangan malam hari, bahkan kamera pengawas (CCTV) untuk meningkatkan keamanan. "Semua itu tanpa polusi, tanpa biaya solar, dan dengan penghematan signifikan bagi peternak," katanya.

Pada tahun 2023, epidemi African Swine Fever (ASF) menyerang industri peternakan babi di Sulawesi Utara yang menghasilkan penurunan signifikan jumlah babi, dari angka awal sebanyak 130.000 ekor turun menjadi hanya antara 60.000 sampai dengan 70.000 ekor saja. Hal tersebut memiliki pengaruh besar terhadap pasokan makanan serta memicu kenaikan harga di pasaran hingga mencapai tiga kali lebih tinggi dan juga merugikan pendapatan pekerja pertanian sebagai dampak langsungnya.

"Biapong menjadi intervensi sosial strategis PGE untuk menanggapi krisis yang tengah dialami warga Tomohon," kata Novi.

Salah satu inovasi kunci yang dikembangkan dalam program Biapong adalah produksi eco-atsiri sebuah desinfektan alami berbasis eco-enzyme hasil dari program Bank Sampah "Setor Jo" dan minyak atsiri sereh wangi. Solusi ini digunakan untuk menjaga kebersihan kandang dan menekan penyebaran virus tanpa ketergantungan pada bahan kimia sintetis.

Tak hanya berfungsi sebagai langkah preventif terhadap ASF, produksi eco-atsiri juga memberi nilai tambah ekonomi karena dapat digunakan atau dipasarkan oleh peternak. Menurut Novi, program Biapong telah memberikan dampak positif yang nyata bagi puluhan peternak babi dari kelompok Biapong dan 85 lansia peternak babi yang telah mengikuti pelatihan pembuatan desinfektan eco-atsiri.

"Proyek ini bukan sekadar menyediakan solusi teknologi, melainkan juga menghargai kearifan lokal tradisional dan merespons kebutuhan sebenarnya dari masyarakat," jelas Novi.

Di samping itu, lebih dari 1.200 peternak babi di wilayah Minahasa mendapatkan manfaat dari inovasi tersebut dan sukses dalam mencegah penularan virus ASF. Mereka juga merasakan kenaikan pendapatan sebesar hingga Rp 60 juta setiap tahunnya berkat adanya efisiensi operasional serta pencapaian dalam penguasan wabah penyakit. Menurut catatan BPS pada tahun 2024, Provinsi Sulawesi Utara menjadi pembudidaya daging babi urutan kedua terbesar di tanah air dengan total produksi mencapai rata-rata 27.402 ton pertahun.

Post a Comment

Previous Post Next Post