
Mas Rizky , Jakarta - Xurya Daya Indonesia bersama Huawei Indonesia dan JJ-LAPP Cable Indonesia kembali menghadirkan program pelatihan untuk meningkatkan keterampilan sumber daya manusia (SDM) lokal di sektor Pembangkit Listrik Tenaga Surya ( PLTS ), Solar Academy Indonesia 2025.
Vice President of Operations Xurya Daya Indonesia, Philip Effendy, menyatakan bahwa pertumbuhan pesat PLTS di Indonesia harus dibarengi dengan kesiapan SDM yang mumpuni di lapangan. “Kami ingin memastikan penguasaan teknologi energi surya juga disertai dengan penguatan kapasitas SDM lokal, agar Indonesia bisa lebih mandiri dalam mendorong transisi energi bersih,” ujarnya dalam acara peluncuran di Gedung Wisma Mulia 2, Jakarta Selatan, Kamis, 19 Juni 2025.
“Kami percaya bahwa inisiatif ini akan meningkatkan keterampilan kerja di bidang PLTS serta dapat menjadi solusi nyata untuk mencetak SDM unggul dan mendorong implementasi energi surya di seluruh Indonesia," tambahnya.
Dukungan terhadap program ini juga datang dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM). Koordinator Kelaikan Teknik dan Keselamatan Ketenagalistrikan ESDM, Wahyudi Joko Santoso, menyambut baik peluncuran program ini dan berharap dapat menjadi mitra strategis dalam menyediakan pelatihan yang mendorong pengembangan ekosistem energi solar yang inklusif dan berlanjutan.
Wahyudi mengatakan bahwa Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) 2025–2034 yang baru disahkan bulan lalu menunjukkan pentingnya energi surya dalam transisi energi Indonesia guna mencapai net zero emission dengan bauran sebanyak 17,1 gigawatt.
“Ini paling tinggi di antara sektor EBT yang lainnya. Energi surya diproyeksikan menjadi tulang punggung transisi energi,” tuturnya. “Jadi tidak hanya sebagai katalisator utilisasi EBT secara masif, tapi energi ini juga menjadi motor penggerak terciptanya lapangan kerja dalam skala besar,” kata Wahyudi.
Ia menyebut RUPTL terbaru berpotensi menciptakan 1,7 juta lapangan kerja, dengan sekitar 760 ribu di antaranya merupakan kategori green jobs yang tersebar di berbagai pembangkit berbasis energi bersih.
Sementara Wakil Ketua Dewan Pakar Bidang Riset & Teknologi Asosiasi Energi Surya Indonesia (AESI) Arya Rezavidi mengatakan bahwa tantangan utama sektor ini adalah kebutuhan akan tenaga kerja yang memiliki pemahaman mendalam terhadap teknologi instalasi panel surya yang sesuai dengan kondisi di Indonesia.
“Untuk mendukung perkembangan PLTS di Indonesia, dibutuhkan banyak SDM. Tidak hanya sebatas installer , tapi juga engineer , analis regulasi dan peraturan, analis teknis, analis keuangan, software engineer , safety engineer , dan lain-lain.”
Ia menekankan pentingnya kualitas SDM karena proyek PLTS merupakan proyek investasi besar dan jangka panjang. “Bisa 20 tahun atau lebih.”
Solar Academy Indonesia 2025 akan berlangsung pada Juli hingga Agustus 2025. Pendaftaran Solar Academy Indonesia 2025 dibuka mulai 19 Juni hingga 1 Juli 2025.
Program ini terdiri atas enam sesi pelatihan yang berlangsung setiap minggu selama satu hari penuh di Huawei ASEAN Academy Engineering Institute. Kurikulumnya mencakup empat materi utama:
1. PV System Overview: dasar sistem fotovoltaik dan konversi energi matahari menjadi listrik.
2. PV System Design & Installation: perancangan sistem PV sesuai kebutuhan dan standar keselamatan.
3. PV System Monitoring, Operation & Maintenance: pemantauan performa sistem secara real-timedan penanganan gangguan.
4. ESS System Introduction & Installation: pengenalan sistem penyimpanan energi (ESS) dan integrasinya dengan sistem PV.
Post a Comment