DESK DIY - Kembali prestasi gemilang dicapai oleh siswa-siswa penyandang disabilitas dari Kota Yogyakarta. Selama perhelatan Pekan Paralimpik Pelajar Daerah (Peparpeda) DIY pada tahun 2025, yaitu antara tanggal 11 dan 12 Juni, Kota Yogyakarta mampu merajai semua cabang lomba, unggul atas empat daerah lain dalam Daerah Istimewa Yogyakarta.
Kontingen Kota Yogyakarta berhasil meraih total 23 medali yang mencakup 11 emas, 6 perak, serta 6 perunggu. Prestasi tersebut merupakan yang terbaik sepanjang turnamen yang mengadakan lomba untuk lima jenis olahraga yaitu atletika, badminton, tenis meja, boccia, dan berenang. Dengan demikian mereka menempati posisi pertama sebagai juara umum, di belakangnya ada Kabupaten Bantul pada urutan ke dua, diikuti oleh Sleman, Kulonprogo, dan Gunungkidul.
Peparpeda adalah even olahraga spesial dirancang khusus untuk siswa penyandang disabilitas. Di belakang istilah tersebut tersimpan semangat perjuangan yang tidak kalah hebatnya dibanding para pemain muda lainnya. Acara ini lebih dari sekadar arena bersaing; ia juga menjadi platform menunjukkan bahwa ketidakmampuan fisik bukan hambatan dalam mencapai prestasi.
"Alhamdulillah, kota Yogya mampu menduduki posisi terdepan melebihi keempat kabupaten yang bersaing dan akhirnya meraih gelar juara umum. Prestasi ini sangat membanggakan untuk kita semua," ungkap Budi Santosa Asrori, Kepala Disdikpora Kota Yogyakarta, pada hari Kamis tanggal 12 Juni 2025.
Buah Manis Hasil Dari Perjalanan yang Panjang
Kesuksesan tersebut bukanlah hasil yang didapat dengan mudah. Tahun ini, Yogyakarta mengirimkan sebanyak 35 peserta atlet serta 19 pembimbing/official untuk berpartisipasi di ajang Peparpeda. Jumlah tersebut tersebar di lima disiplin olahraga yaitu: atletika (dengan jumlah 17 atlet), bulutangkis (ada empat orang), tenis meja (enam pemain), boccia (empat atlet), dan perenangan (pula ada empat atlet).
Cabor seperti tenis meja, atletik, bulu tangkis, serta renang memberikan kontribusi besar dalam meraih medali emas. Medali perak dan perunggu tidak hanya didapat dari cabor-cabor tersebut melainkan juga dari boccia. "Pelatihan, pembinaan, dan dukungan semua pihak kepada para atlit istimewa ini telah menghasilkan prestasi optimal," jelas Budi.
Mereka menggarisbawahi kepentingan kolaborasi di antara pemerintahan dan masyarakat pecinta olahraga agar terus mempertahankan semangat tersebut. Sebagai contoh, hal itu dapat dicapai lewat kemitraan jangka panjang bersama Komite Nasional Paralimpiade Indonesia (KNPI) Cabang Kota Yogyakarta.
"Kita akan tetap kerja sama dengan NPCI guna meningkatkan pelatihan para atlet disabilitas. Mudah-mudahan pencapaian ini dapat mendorong seluruh pihak yang terkait dalam dunia olahraga bahwa Yogyakarta memiliki potensi untuk terus meraih prestasi," ujarnya secara tegas.
Semangat Tak Terbatas
Tersembunyi di balik medali yang bersinar indah, ada cerita penuh motivasi tentang para pemuda penyandang disabilitas ini. Tanpa peduli pada batasan mereka, mereka telah berlatih sungguh-sunguh serta tampil dalam kompetisi dengan seluruh kemampuan jiwa raga. Bukti nyata mengenai pencapaian bukannya ditetapkan oleh keadaan tubuh, tetapi lebih kepada niat kuat dan antusiasme tanpa henti.
Peparpeda DIY 2025 merupakan bukti konkret bahwa jiwa perjuangan tak kenal pembatas. Sementara itu, Kota Yogyakarta, melalui seluruh partisipasi dan pengabdiannya, membuktikan bahwa inklusi lebih dari sekadar tagline; ini adalah kampanye sejati untuk mencapai persamaan hak dan rasa bangga kolektif. ***
Post a Comment