Masrizky Memahami makna dari Lebaran Haji atau Idul Adha.

Perayaan Idul Adha menjadi momen penting bagi masyarakat Muslim di berbagai belahan dunia.

Acara ini bukan sekadar kesempatan untuk bertemu dengan anggota keluarga, tetapi juga mengandung riwayat yang mendalam.

Peringatan Idul Adha dalam ajaran Islam juga sangat terkait dengan ritual haji.

Tiap tahun, jemaah Muslim dari berbagai penjuru bumi bertemu di Mekkah guna menjalankan ibadah haji, yaitu salah satu rukun Islam yang harus dipenuhi sekali dalam sepanjang hidup oleh mereka yang sanggup secara fisik dan keuangannya.

Menurut informasi yang diambil dari website resmi Badan Pengelola Keuangan Haji, Idul Adha merupakan titik puncak dalam rangkaian ibadah haji.

Diketahui bahwa Pemerintah Indonesia lewat Kementerian Agama sudah mengumumkan jika 1 Zulhijah 1446 Hijriah akan terjadi pada 28 Mei 2025.

Putusan itu, sesuai dengan hasil musyawarah isbat yang dilaksanakan pada Selasa (27/5/2025), di Auditorium H.M Rasjidi Kantor Kementerian Agama, Jakarta.

Observasi bulan sabit muda di 114 tempat berbeda di seluruh Indonesia mengindikasikan bahwa bulan sabit sudah nampak di Aceh Jaya melalui pemerhatian Pak Nabil yang sudah dilantik sebagai saksi.

"Menurut informasi itu, tanggal 1 Zulhijah 1446 Hijriyah akan jatuh pada hari Rabu, 28 Mei 2025," terang Menteri Agama, Nasaruddin Umar, saat memberikan keterangan pers pada Hari Selasa.

Menag menyatakan bahwa Ijtimak telah berlangsung di seluruh wilayah Indonesia. Berdasarkan perhitungan, kedudukan hilal sudah melampaui ufok dengan tinggi serta lebar yang mencapai standar MABIMS.

"Maka dari itu, berdasarkan perhitungan dan kemungkinan pencarian hilal telah memadai," tambahnya.

Setelah penetapan tanggal awal bulan Zulhijah, hari raya Idul Adha tahun 1446 Hijriyah/2025 Masehi akan datang pada tanggal 10 Zulhijah yaitu pada 6 Juni 2025.

Mengapa kemudian Idul Adha dikenal sebagai Lebaran Haji?

Sejarah Perayaan Lebaran Haji atau Idul Adha

Idul Adha juga disebut Lebaran Haji, merupakan salah satu perayaan besar dalam agama Islam yang mempunyai arti khusus bagi para pemeluknya.

Sejarah perayaan Idul Adha bisa diketahui dengan mengamati kisah Nabi Ibrahim AS di dalam Al-Qur'an.

Cerita ini membahas setia Nabi Ibrahim AS pada Allah SWT yang rela menyembelih anaknya, Ismail AS, atas perintah-Nya. Ini merupakan ungkapan dari pengorbanan serta ketaatan terhadap kemauan Allah SWT.

Ketulusan serta kepatuhan Nabi Ibrahim AS sebagaimana yang terdapat di Surah An-Nahl ayat 120, mencantumkan hal tersebut sebagai berikut:

Sesungguhnya Ibrahim adalah seorang yang tunduk kepada Allah dengan cara yang lurus dan bersih, dia bukanlah salah satu dari orang-orang musyrik.

(Inna Ibrāhim menjadi seorang yang berjuang untuk Allah dengan bersikap tunduk dan tidak termasuk ke dalam golongan musyrikin)

Artinya:

“Ibrahim sebenarnya merupakan pemimpin teladan yang taat pada Allah, seseorang yang lurus dalam keyakinannya, dan tidak tergolong ke dalam mereka yang mempersekutukan Tuhan.”

Tetapi, saat Nabi Ibrahim AS akan mengeksekusi perintah itu, Allah SWT mengganti dengan seekor domba, sebagai bukti bahwa pengorbanannya telah diterima-Nya.

Selanjutnya, daging hewan yang sudah dikurbanan didistribusikan kepada para jamaah Muslim yang memerlukan bantuan. Inilah asal-usul dari kebiasaan mengurbankan pada saat perayaan Idul Adha.

Di samping menyembelih hewan kurban, perayaan Idul Adha di agama Islam juga sangat berhubungan dengan ibadah haji.

Tiap tahun, jemaah Muslim seantero bumi berhimpun di Mekkah guna menjalankan rukun Islam yang kelima yaitu haji.

Demikian pula tentang pengumuman Lebaran Haji tersebut, juga diperjelas melalui situs bali.kemenag.go.id.

Menurut informasi yang diambil dari situs Kementerian Agama Kabupaten Buleleng, istilah Lebaran Haji digunakan karena bersamaan dengan peringatan Hari Raya Idul Adha.

Tempat dimana Muslim dari berbagai belahan dunia menjalankan rukun Islam kelima dengan melakukan ibadah haji di tanah suci, yakni Mekkah.

Pada hari sebelumnya, yaitu tanggal 9 Dzulhijjah, para jamaah haji melakukan wukuf atau istirahat di Padang Arafah. Wukuf di area ini adalah bagian penting dan utama dari ibadah haji.

Di hari tersebut, para jamaah haji berkumpul di Lapangan Arafah untuk beribadah dengan shalat dan zikir sehingga matahari tergelincir ke perbukitan.

Berikutnya, para jamaah haji bergerak ke Muzdalifah guna menghabiskan malam di lokasi tersebut.

Di sisi lain, Muslim yang tidak menjalankan ibadah haji dianjurkan untuk berpuasa pada hari Arafah.

Maka, mengapa Idul Adha dikenal pula sebagai ibadah kurban?

Penggunaan istilah Idul Qurban ini karena hari raya Idul Adha terkait erat dengan ritual pemotongan hewan qurbannya.

Hukuman untuk menyembelih ternak kurbannya merupakan sunnah muakkadah bagi Muslim yang telah mencapai usia dewasa, memiliki akal sehat, dan mempunyai kemampuan finansialnya.

Idul Adha bermula dari istilah di dalam bahasa Arab yang terdiri atas dua kata, yakni idul serta adha.

Pada saat yang sama, Idul atau id berasal dari bahasa ada yaudu Yang berarti kembali. Sementara itu, adha adalah bentuk jamak dari adhat yang berasal dari kata udhiyah, dengan makna kurban.

Oleh karena itu, Idul Adha bisa ditafsirkan sebagai saat untuk mengulang prosesi pengorbanan atau peringatan pemotongan ternak kurban.

(Masrizky/Suci Bangun DS)

Post a Comment

Previous Post Next Post