Masrizky.CO.ID - JAKARTA. Bank digital terus mengalami peningkatan keuntungan meski dihadapi dengan beragam goncangan ekonomi. Tanda-tanda baik ini memiliki potensi untuk berkelanjutan hingga paruh pertama tahun 2025.

Bank-bank digital terkemuka di negeri ini berhasil menunjukkan peningkatan keuntungan yang signifikan selama januari sampai april tahun 2025. Ada pula beberapa bank yang mengalami kenaikan laba hingga mencapai tiga kali lipat.

PT Bank Jago Tbk telah mengalami peningkatan laba sebesar tiga kali lipat lebih pada periode awal empat bulan ini dengan kenaikan 173,56% jika dibandingkan tahun lalu. year on year (YoY) mencapaiRp 81,22 miliar. Hal ini sesuai dengan pendapatan bunga bersih milik Bank Jago yang mengalami kenaikan sebesar 68,43% YoY menjadi Rp 780,88 miliar.

PT Bank Neo Commerce Tbk (BNC) juga mengumumkan pencapaian laba sebesar Rp 191,65 miliar sampai dengan April 2025, naik dari kondisi pada bulan April 2024 di mana bank ini masih berada dalam posisi rugi sebesar Rp 10,76 miliar. Peningkatan yang cukup besar itu mayoritas disebabkan oleh penurunan biaya operasional sebanyak 42,21% secara tahun-ke-tahun (YoY), sehingga angka tersebut kini menjadi Rp 617,24 miliar.

Beberapa dari muatan yang menunjukkan penurunan signifikan adalah beban tersebut. impairment . Dalam rentang waktu itu, bebannya menjadi berat impairment Bank digital yang menjadi bagian dari grup Akulaku ini bernilaiRp 471,6 miliar dan mengalami penurunan kira-kira 46,65% secara tahunan.

Walaupun begitu, di tengah peningkatan keuntungan, pendapatan bunga bersih dari BNC tetap mengalami penurunan. Pendapatan bunga bersih BNC berkurang sebesar 23,50% YoY menjadiRp 808,64 miliar.

Enggak mau kalah, PT Bank BCA Digital melaporkan peningkatan keuntungan sebesar 98,93% secara tahun berbanding tahun menjadi Rp 55,62 miliar sampai dengan April 2025. Prestasi tersebut juga didukung oleh naiknya pendapatan bunga bersih sebanyak 46,54%, merambah angka Rp 411,35 miliar di awal empat bulan tahun 2025.

PT Bank Amar Indonesia melaporkan peningkatan laba sebesar 29,09% year-on-year menjadi Rp 84,85 miliar per April 2025. Sebaliknya, beberapa bank digital belum menunjukkan pertumbuhan signifikan dalam hal keuntungan selama empat bulan awal tahun tersebut. Salah satunya adalah PT Allo Bank Indonesia Tbk dengan kenaikan laba hanya 4,11% Year-Over-Year. Meskipun demikian, jumlah total laba Allo Bank tetap cukup tinggi yakni mencapai Rp 147,05 miliar.

Kepala Eksekutif PT Bank Neo Commerce Tbk, Eri Budiono menyebutkan bahwa pencapaian tersebut tidak lepas dari strategi perusahaan yang bertujuan untuk meningkatkan dasar-dasar performanya. Dia menjelaskan bahwa beberapa langkah yang dilakukan oleh bank demi memastikan peningkatan kinerja sepanjang tahun kemarin mencerminkan kelangsungan bisnis mereka di tahun ini.

Pada tahun 2025 mendatang, mereka akan memfokuskan diri pada pengembangan pembiayaan kredit dengan target pertumbuhan antara 12% sampai 15%. Selain itu, BNC juga berencana untuk meningkatkan sektor dana murah (CASA). payroll , serta cash management sementara itu tetap menjaga kesehatan dan efisiensi dalam operasi perbankan.

Selama empat bulan awal tahun ini, BNC melaporkan bahwa pembiayaan kredit yang disalurkannya sebesar Rp 8,49 triliun. Ini mengindikasikan penurunan sebanyak 4,80% jika dibandingkan dengan periode sama di tahun lalu.

Direktur Utama Allo Bank, Indra Utoyo menyebutkan bahwa pada tahun 2025 mendatang, Allo Bank akan menerapkan model bisnis campuran di mana bagian dari segmennyaakan dikelola dengan cara tertentu. r etail dan w holesale Akan berjalannya dengan seirama dan menyatu untuk memperkuat perkembangan usaha perbankan sehingga mencapai pertumbuhan maksimal.

"Kebutuhan nasabah segmen r etail dan w holesale Dalam melakukan transaksi di zaman digital, keamanan menjadi hal utama bagi bank ketika merancang produk dan layanan berbasiskan teknologi yang baru serta bertujuan meningkatkan manfaat ekonomi tak hanya untuk Bank namun juga para pelanggan mereka,” ungkap Indra kepada Masrizky.co.id, Rabu (28/5).

Indra menambahkan lebih jauh bahwa bank tersebut akan memprioritaskan kegiatan yang berfokus pada teknologi digital. digital first ) serta pengintegrasian jasa keuangan dalam lingkungan mitra ( ecosystem first dalam upaya mengelola operasional perbankan.

Mengenai Keuntungan, Allo Bank sekarang meramalkan pertumbuhan angka tunggal untuk keuntungan sampai akhir tahun 2025, karena situasi ekonomi makro pada tahun tersebut belum stabil dan cukup menantang.

Berkenaan dengan tingkat bunga deposito, Allo Bank diketahui belum mempunyai agenda untuk melakukan penyesuaian terhadap tingkat bunga tersebut dalam jangka pendek. Hal ini karena berbagai tantangan ekonomi makro seperti masalah likuiditas yang tetap menjadi perhatian serta kompetisi sengit di sektor dana pihak ketiga (DPK).

Secara mendasar, Allo Bank mengadopsi strategi yang sangat bersaing dengan mempertimbangkan kebutuhan pasaran/pelanggan, di mana prediksi tersebut dilakukan. balancing a sset & l iabilities dengan mempertimbangkan Cost of Fund Terus dijalankan hingga Net Interest Margin untuk mempertahankannya keuntungan Bank tetap stabil," ujarnya.

Allo Bank juga berharap untuk mencapai pertumbuhan yang positif pada DPK melihat kondisi tersebut. year-to-date Allo Bank terus mengalami peningkatan signifikan dalam pembiayaan ritel berbasis digital, oleh karena itu perlu adanya pertumbuhan pendanaan ritel yang sepadan untuk memastikan bahwa rasio LDR masih bisa dikendalikan dengan baik. rudent.

Sebaliknya, PT Bank Saqu Indonesia menyatakan bahwa industri perbankan kini sedang mengalami berbagai kesulitan, terlebih soal cairannya dana.

Presiden Direktur Bank Saqu Leo Koesmanto menggarisbawahi keseriusan untuk berhati-hati saat menyikapi keputusan tentang pengurangan suku bunga dasar, khususnya di tengah latar belakang ekonomi makro yang dipandang masih mempunyai banyak hambatan.

Menurut dia, banyak orang yang tetap berhati-hati menghadapi situasi ekonomi baik global maupun dalam negeri yang belum benar-benar pulih.

"Dalam rangka pengurangan tingkat suku bunga BI, Bank Saqu bertekad untuk terus memelihara standar tatakelola yang baik," katanya.

Sesuai dengan yang telah disampaikan sebelumnya, Bank Indonesia kembali mengurangi tingkat suku bunga dasar atau BI Rate sebanyak 0,25%, sehingga mencapai angka 5,5% di bulan Mei tahun 2025.

Di samping itu, BI pun mengurangi tingkat suku bunganya. deposit facility seukuran 0,25% berubah jadi 4,75% dan lending facility sebesar 0,25% menjadi 6,25%.

Post a Comment

Previous Post Next Post