MANTRA SUKABUMI - Di bawah ini terdapat kunci jawaban untuk refleksi 1.1 pada modul 2 topik 1 pelatihan guru profesional tahun 2025 tentang pembelajaran sosial dan emosi.
Pada Modul 2 Bab 1 PPG 2024, para pendidik diharapkan untuk menulis sebuah kisah reflektif terkait PSE: Mengapa Itu Penting?
Cerita pemikiran dari Modul 2 Topik 1 PSE dimulai dengan pertanyaan: Coba renungkan mengenai konten, peristiwa, atau hal penting lainnya selama Anda belajar topik 1 ini.
Ide-ide utama, visi, atau kemampuan apa pun yang telah Anda kumpulkan saat mengkaji subjek itu. Bagikan bagaimana pengalaman belajar ini mencerminkan dampak pada sudut pandang atau pengetahuan Anda.
Di modul reflektif untuk topik 1 dari program PPG tahun 2024, pertanyaannya muncul pada platform Merdeka Mengajar (PMM). Ini terjadi ketika para guru berpartisipasi dalam pelatihan khusus PPG bagi guru yang sudah bertugas pada tahun 2025.
Modul 2 tentang Pendidikan Sosial dan Emosi, Bab 1 mengenai Pendidikan Sosial dan Emosi: Alasannya Penting?
1.1 Refleksi mengenai manfaat kecerdasan emosional bagi hidup sehari-hari yaitu Kecerdasan Emosional dalam Aktivitas Harian
Apa pendapat Anda tentang kepentingan kecerdasan emosional di dalam keseharian?
Silakan baca teks yang akan disajikan di bawah (Bacaan 1), setelah itu lakukan proses refleksi dengan merespons pertanyaan berikut. Anda tidak diminta untuk menulis jawaban-nya. Hanya gunakan waktu anda untuk memikirkannya secara mendalam.
1. Bagaimana pendapat Bapak/Ibu mengenai isi teks di atas? Apakah Bapak/Ibu setuju dengan poin-poin yang dibahas dalam artikel itu? Mohon beri penjelasan tentang jawaban Bapak/Ibu.
Hasil Paraphrase: Saya sependapat dengan poin-poin dalam artikel itu, pasalnya situasi pandemik ini menyebabkan proses belajar mengajar dilakukan lewat aplikasi WhatsApp. Akan tetapi, tak seluruh murid punya telepon genggam atau sambungan internet yang cukup baik. Oleh karena itu, kerja sama antara program siaran pendidikan bersama UNICEF pasti akan bermanfaat untuk para pelajar yang belum beruntung memiliki akses internet stabil. Namun demikian, metode pengajaran semacam itu hanya monodirectional dan tidak menciptakan kemampuan sosial-emosi akibat minimnya interaksi dua arah.
2. Bagi Anda, bagaimana penjelasan tentang kemampuan sosial dan emosi?
Hasil: Kemampuan socio-emosional merupakan kemahiran yang berkaitan dengan pemahaman, kapabilitas serta attitud terhadap hal-hal yang bersifat sosial dan emosi.
3. Bisakah Bapak/Ibu mengenangkan waktu ketika Bapak/Ibu berurusan dengan tantangan besar (seperti saat menghadapi kekecewaan atau gagal dalam hidup), dan bagaimana Bapak/Ibu berhasil melewati masa-masa sulit tersebut? Pelajaran apa yang Bapak/Ibu dapatkan dari pengalamannya itu?
Jawaban: Tantangan berat yang telah saya alami adalah ketika mengalami kegagalan setelah lulus dari perguruan tinggi pada tahun 2015. Saat itu, saya mencoba melamar sebagai guru honorer di beberapa sekolah baik negeri maupun swasta secara daring dan luring. Hasilnya, "Saya diterima tidak oleh satu pun tempat yang saya aplikasikan."
Saat itu perasaanku penuh kekecewaan karena meskipun telah menyelesaikan studi sarjanaku, aku belum bisa bekerja sebagai guru dan hanya pengangguran saja. Namun, ketika mendapat kesempatan untuk melamar posisi Pendamping PKH di Kementerian Sosial Republik Indonesia, aku memutuskan untuk berusaha keras belajar segala hal terkait program tersebut mulai nol. Dengan demikian, aku berhasil melepaskan diriku dari pemikiran bahwa seorang lulusan PGSD wajib menjadi guru.
Setelah itu, saya diterima bekerja di Kementerian Sosial sampai tahun 2018. Saat ada pengumuman penerimaan Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) di wilayah tempat tinggal saya, saya berusaha belajar dengan tekun demi lulus ujian prasyarat serta seleksi akhir. Terus-menerus saya memberikan motivasi pada diri sendiri bahwa gagal adalah bagian dari perjalanan menuju menjadi orang yang lebih kuat dan bertahan dalam menghadapi tantangan.
Saya pun senantiasa menginginkan bimbingan dan dukungan dari kedua orang tua terkait semua tantangan yang telah saya lewati.
4. Bagaimana menurut Bapak/Ibu tentang pengaruh kemampuan interpersonal dan kecerdasan emosi terhadap hubungan kita dengan keluarga, teman satu pekerjaan, siswa, serta orangtua mereka? Tolong jelaskan pemahaman Bapak/Ibu mengenai hal ini.
Jawaban: Benar, interaksi kita dengan anggota keluarga, kolega kerja, siswa serta orangtua mereka terpengaruh oleh kemampuan interpersonal dan emosi. Pendidikan anak tidak hanya menjadi beban sekolah melainkan merupakan hasil kolaborasi antara pihak sekolah dan para orang tua atau wali murid.
Berikut adalah solusi untuk refleksi 1.1 pada modul 2 tentang topik 1 pelatihan guru pendidikan dan pengembangan profesional terkait pembelajaran sosio-emosional, mudah-mudahan ini dapat memberi manfaat. ***
Temukan informasi terbaru melalui MasRizkymelalui dengan meng-klik tautan ini pada aplikasi Google News: KLIK DISINI
Post a Comment