
Mas Rizky , Jakarta - Executive Director Sistem Pendidikan Terpadu untuk Inovasi dan Karakter (STiR) Indonesia, Yoni Nurdiansyah mengatakan forum-forum seperti Kelompok Kerja Guru (KKG) memainkan peran strategis sebagai ruang kolaborasi dan berbagi praktik baik antarguru, terutama dalam peningkatan kemampuan literasi dan numerasi. “Wadah seperti KKG atau komunitas belajar menjadi ruang penting bagi guru untuk berbagi tantangan dan melakukan praktik dengan baik,” ujar Yoni dalam konferensi pers peluncuran "Impact Evaluation Report Indonesia Results 2025" oleh STiR Education pada 12 Juni 2025.
Sebelumnya, STiR Education dan Yayasan Bakti Barito mengumumkan hasil evaluasi yang membuktikan adanya peningkatan 16,4 persen tingkat literasi siswa DAN dan kemampuan numerasi sebesar 4,3 persen melalui asesmen oleh tim independen.
Hasil evaluasi yang dilakukan STiR Education menunjukkan bahwa program pelatihan bagi guru dan kepala sekolah yang dilakukan melalui pendekatan komunitas belajar terbukti memberikan dampak signifikan dalam peningkatan kualitas pembelajaran khususnya di wilayah-wilayah terpencil.
"Kami menemukan peningkatan dalam literasi, dan fokus pada motivasi guru dan sistem pembelajaran tampaknya menciptakan perubahan yang berarti dalam praktik pembelajaran di kelas. Ini adalah model yang menjanjikan untuk perbaikan sistem skala besar,” kata Profesor Kebijakan Publik dan Ekonomi, Universitas Northeastern Nishith Prakash.
Yoni menceritakan soal Sesi Forum Fasilitator bersama di Kota Kediri, para guru berkolaborasi dalam perencanaan kurikulum dan berbagi praktik terbaik. Ia mengatakan program ini sebenarnya selaras dengan sasaran pendidikan nasional Indonesia dan memberikan panduan yang jelas dan konsisten kepada para pemimpin sekolah dan guru tentang pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan siswa. Timnya berkolaborasi dengan dinas pendidikan setempat, serta kepala sekolah untuk menyampaikan adanya kejelasan peran yang lebih baik, peningkatan kolaborasi dengan rekan sejawat, dan peningkatan fokus dalam mendukung guru melalui pendampingan terarah.
Hasilnya, terdapat perubahan di Rapor Pendidikan Kabupaten Lumajang dalam beberapa indikator yang awalnya kuning menjadi hijau. Baik di Kota Kediri dan Kabupaten Lumajang telah membentuk kelompok kerja untuk memastikan aktivitas dalam Program STiR selaras dengan prioritas kota/kabupaten dan nasional. “Ketika kami mendukung guru untuk menghidupkan kembali motivasi intrinsik mereka dan melibatkan dinas pendidikan (seperti pejabat pendidikan, pengawas sekolah, dan kepala sekolah), kami dapat mengatalisasi perubahan yang mendalam dan berkelanjutan dalam sistem pendidikan,” ujar Yoni.
"Dedikasi pemerintah dan pemangku kepentingan telah berperan penting dalam perjalanan ini. Kami sangat antusias untuk membangun momentum ini seiring dengan perluasan jangkauan ke lebih banyak kabupaten dan memperdalam dukungan kami kepada pemerintah daerah."
Lead Data Manager STiR Education Naveli Gupta menambahkan dengan biaya kurang dari Rp 16.300 per anak per tahun, Program STIR memberikan pengembangan keprofesian guru dengan biaya yang relatif sangat rendah, sehingga layak untuk dilaksanakan dan lebih berkelanjutan. "Saat kerja sama dengan sistem ternyata bisa tingkatkan literasi. Hal ini menunjukkan bahwa kita bisa meningkatkan pendidikan dengan biaya yang cukup terjangkau," katanya.
Gupta mengatakan bahwa kegiatan ini membuat para guru lebih kreatif dalam mencari berbagai metodologi belajar yang pas untuk anak-anak. "Para guru jadi mau mencoba mencari berbagai cara baru untuk mengajar siswanya," kata Gupta.
Tentu saja ada tantangan yang sempat dirasakan. “Tantangannya, ada daerah yang sudah siap, ada juga yang masih perlu dikembangkan dari awal. Informasi dari pusat ke daerah pun bisa tidak tersampaikan secara utuh jika tidak didampingi dengan baik. Karena itu, diperlukan pendampingan dan coaching secara rutin,” Yoni.
Sementara itu, Program Coordinator Bakti Barito Foundation Rinaldi Simatupang ikut ingatkan tentang pentingnya pelatihan berkelanjutan bagi tenaga pendidik sebagai fondasi menuju kemajuan pendidikan nasional. “Kami optimistis, jika pelatihan guru terus dikembangkan dan diimplementasikan secara konsisten, hal ini akan berkontribusi dalam mencetak generasi emas untuk Indonesia Emas 2045,” ujarnya.
Baik Yoni maupun Rinaldi mengatakan timnya sangat antusias untuk membangun momentum ini seiring dengan perluasan jangkauan ke lebih banyak kabupaten dan memperdalam dukungan kepada pemerintah daerah. Harapannya mereka bisa melakukan pengembangan model pelatihan guru berkelanjutan yang selaras dengan sistem pendidikan nasional dan kebutuhan lokal. “Harapannya, program ini dapat lebih tepat sasaran, baik dalam hal pengetahuan, pemahaman, maupun materi yang disampaikan,” kata Rinaldi.
Post a Comment