
Mas Rizky , Jakarta - Merkuri adalah logam berat beracun yang ditemukan di udara, air, dan tanah. Walaupun biasanya memiliki kadar rendah, tetapi merkuri bisa sangat berbahaya jika menumpuk di dalam tubuh. Salah satu cara utama merkuri masuk ke tubuh manusia adalah melalui konsumsi ikan dan makanan laut yang telah terkontaminasi.
Dikutip dari WebMD , ikan dan hasil laut lainnya mengandung protein berkualitas tinggi, rendah lemak jenuh, asam lemak omega-3 dan nutrisi penting lainnya. Meskipun memiliki nutrisi yang tinggi, beberapa jenis ikan diketahui telah terkontaminasi merkuri yang cukup tinggi, sehingga menjadi perhatian khusus dalam masalah kesehatan.
Paparan merkuri yang berlebihan bisa menyebabkan masalah kesehatan serius, terutama bagi ibu hamil, anak kecil, dan orang yang sering mengonsumsi ikan dalam jumlah besar. Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat (FDA) dan Badan Perlindungan Lingkungan (EPA) menyarankan agar kelompok rentan ini membatasi konsumsi ikan tertentu yang mengandung merkuri tinggi.
Biasanya, ikan yang berukuran besar dan berumur panjang memiliki kadar merkuri lebih tinggi karena proses yang disebut bioakumulasi. Dilansir dari dari Healthline , ikan besar biasanya mengandung lebih banyak merkuri. Ini disebabkan oleh ikan besar biasanya memakan ikan yang lebih kecil yang mengandung sedikit merkuri.
Logam berat beracun tersebut tidak mudah dikeluarkan dari tubuh ikan. Alhasil merkuri dalam tubuh ikan menumpuk seiring waktu, sehingga ikan besar memiliki kandungan merkuri yang lebih tinggi.
Kandungan merkuri dalam ikan diukur dalam satuan bagian per juta (ppm). Berikut adalah daftar kadar merkuri rata-rata dari beberapa jenis ikan dan makanan laut, dari yang tertinggi hingga terendah:
- Ikan todak, mengandung merkuri rata-rata sekitar 0,995 ppm.
- Hiu, memiliki kadar merkuri rata-rata sekitar 0,979 ppm.
- Ikan tenggiri raja, memiliki merkuri sebanyak 0,730 ppm.
- Ikan tuna mata besar, mengandung merkuri rata-rata sebanyak 0,689 ppm.
- Ikan marlin, kadar merkurinya mencapai 0,485 ppm.
- Kepiting, kadar merkurinya rata-rata mencapai 0,065 ppm.
- Udang karang, kadar merkurinya mencapai 0,035 ppm.
- Cumi-cumi mengandung merkuri rata-rata sebanyak 0,023 ppm.
- Ikan salmon, dengan kadar merkuri rata-rata mencapai 0,022 ppm.
- Ikan teri, memiliki kadar merkuri mencapai 0,017 ppm.
- Sarden, memiliki kadar merkuri mencapai 0,013 ppm.
- Tiram, mengandung kadar mencapai 0,012 ppm.
- Kerang, dengan kadar merkuri mencapai 0,003 ppm.
- Udang, dengan kadar merkuri mencapai 0,001 ppm.
Bahaya Merkuri
Dilansir dari WebMD , merkuri adalah zat beracun yang bisa merusak saraf dan ginjal. Meskipun merkuri memang ada secara alami di alam, aktivitas manusia seperti membakar sampah, membuang limbah di lahan pertanian, dan pembakaran bahan bakar fosil di pabrik-pabrik justru membuat merkuri semakin banyak tersebar di udara, tanah, dan air. Merkuri yang mencemari air ini kemudian masuk ke dalam rantai makanan ikan.
Merkuri dalam ikan bisa membahayakan perkembangan saraf bayi yang masih dalam kandungan. Selain itu, kandungan merkuri juga berisiko bagi anak-anak kecil. karena itu, Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat (FDA) memberikan rekomendasi khusus bagi ibu hamil agar tetap bisa menikmati ikan dengan aman. Ibu hamil disarankan mengonsumsi maksimal 12 ons ikan matang per minggu, tapi hanya dari jenis ikan yang kadar merkurinya rendah.
Tidak hanya berbahaya bagi ibu hamil dan anak keci, merkuri juga dapat berdampak buruk bagi sistem saraf dan otak. Jika terkena paparan merkuri berlebih, maka hal ini dapat berakibat buruk bagi gangguan memori, keterampilan motorik halus, serta meningkatkan risiko berbagai penyakit, seperti Alzheimer dan Parkinson.
Putri Safira Pitaloka dan Myesha Fatina Rachman berkontribusi dalam penulisan artikel ini.
Post a Comment