
Mas Rizky , Jakarta - Sejak ditemukan pada 1930, Pluto sempat dikenal luas sebagai planet kesembilan dalam tata surya. Namun, pada Agustus 2006, berdasarkan keputusan Persatuan Astronomi Internasional (IAU), status tersebut diubah menjadi "planet kerdil". Dengan keputusan ini, hanya planet-planet berbatu di bagian dalam dan planet-planet raksasa di bagian luar tata surya yang tetap dikategorikan sebagai planet utama.
Fakta-fakta Pluto
1. Pluto Memiliki "Jantung" yang Menggerakkan Aktivitas di Permukaannya
Dilansir dari Johns Hopkins University , Pluto memiliki fitur menyerupai jantung yang diyakini berperan penting dalam aktivitas geologis di permukaannya. Saat wahana New Horizons mendekati Pluto dan mengambil gambar resolusi tinggi, terlihat area menyerupai jantung—sebuah gletser nitrogen yang luasnya mencapai sekitar 2 juta kilometer persegi.
Bagian kiri dari struktur ini, dikenal sebagai Sputnik Planitia, memiliki massa yang cukup besar untuk mempengaruhi orientasi rotasi Pluto, hingga membuat cekungan tersebut kini menghadap hampir langsung ke arah bulan Pluto, Charon.
Fenomena ini merupakan hasil dari pergeseran sumbu rotasi akibat perubahan massa internal, yang dalam ilmu planet dikenal sebagai "true polar wander", yakni perpindahan sumbu rotasi suatu benda langit sebagai respons terhadap aktivitas geologi yang signifikan.
2. Terdapat Lautan di Bawa Permukaan Pluto
Para ilmuwan menduga ada lautan di bawah permukaan Pluto, khususnya di bawah Sputnik Planitia. Perubahan orientasi wilayah ini kemungkinan tidak hanya disebabkan oleh es di permukaannya, tetapi juga oleh massa berat di bawahnya, yang diperkirakan merupakan samudra bawah tanah.
Bukti lain, seperti struktur tektonik, mendukung dugaan ini. Sputnik Planitia diyakini terbentuk sekitar 4 miliar tahun lalu akibat tumbukan objek dari Sabuk Kuiper, yang menciptakan cekungan besar dan memungkinkan samudera bawah tanah naik mendesak kerak yang melemah, lalu ditutupi oleh lapisan es nitrogen.
3. Berjarak 39 Kali Jarak Bumi ke Matahari
Dikutip dari laman NASA , Pluto memiliki diameter ekuator sekitar 2.377 kilometer atau sekitar seperlima dari lebar Bumi. Planet kerdil ini terletak sekitar 5,9 miliar kilometer dari Matahari atau sekitar 39 kali lebih jauh dibandingkan jarak antara Bumi dan Matahari. Karena jaraknya yang sangat jauh, cahaya Matahari membutuhkan waktu sekitar 5,5 jam untuk mencapai Pluto.
Jika seseorang berada di permukaan Pluto saat siang hari, sinar Matahari akan tampak jauh lebih redup—hanya sekitar 1/900 dari kecerahan yang kita lihat di Bumi. Meski begitu, cahaya tersebut masih sekitar 300 kali lebih terang dibandingkan sinar bulan purnama. Menjelang matahari terbenam di Bumi, ada momen ketika cahaya yang kita lihat memiliki tingkat kecerahan yang setara dengan siang hari di Pluto.
3. Pluto Diberi Nama oleh Gadis Berusia 11 Tahun
Pluto mendapatkan namanya dari Venetia Burney, seorang gadis berusia 11 tahun asal Oxford, Inggris. Pada 14 Maret 1930, saat sarapan bersama ibu dan kakeknya, Venetia mendengar kabar bahwa para ilmuwan telah menemukan planet kesembilan dalam tata surya.
Ia kemudian mengusulkan nama "Pluto", terinspirasi dari dewa dunia bawah dalam mitologi Romawi. Kakeknya, Falconer Madan, yang merupakan mantan pustakawan di Universitas Oxford, menyampaikan usulan nama tersebut kepada Observatorium Lowell di Amerika Serikat, tempat ditemukannya planet tersebut. Nama "Pluto" akhirnya dipilih dan disahkan sebagai nama resmi.
4. Memiliki Suhu yang Sangat Dingin
Dilansir dari Learning Resources , Pluto adalah salah satu tempat terdingin di tata surya dengan suhu yang jauh lebih ekstrem dibandingkan tempat mana pun di Bumi. Suhunya bisa turun hingga sekitar -375 derajat Fahrenheit atau setara dengan -225 derajat Celsius, membuat planet tersebut terlalu dingin untuk menopang kehidupan. Suhu sedingin ini membuat permukaan Pluto benar-benar beku, hingga atmosfernya yang tipis pun sebagian besar terdiri dari gas nitrogen yang membeku menjadi es.
Post a Comment