Masrizky, SURABAYA - RSUD terbaru yang dimiliki oleh Pemerintah Kota Surabaya, Rumah Sakit Eka Candrarini (EC), akan mendapatkan tambahan beberapa staf medis baru.
Salah satunya adalah dr Dito Oktawijaya Pratama, Sp.OG, yaitu seorang ahli kebidanan dan penyakit kelamin dari alumni Universitas Airlangga (Unair), dengan pengalaman panjang dalam bidang kesehatan.
Setelah berhasil melewati proses seleksi untuk menjadi Calon Anggota Sipil Negara (CASN) di tahun sebelumnya, dr Dito akhirnya mendapatkan Surat Keputusan (SK) penunjukan dari Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi pada hari Rabu tanggal 28 Mei 2025.
Dia merupakan salah satu dari 648 CPNS yang menerima surat keputusan pada hari yang bersamaan itu.
Sebelum secara resmi bergabung sebagai pegawai negeri, Dr. Dito sudah memulai kariernya dengan bekerja sebagai dokter di berbagai daerah di seluruh Indonesia.
Dokter ahli dalam bidang obstetri dan ginekologi dari Universitas Airlangga Surabaya pernah melakukan pelayanan kerja di Kabupaten Tolitoli, Sulawesi Tengah sekitar satu tahun.
Melalui program Pendayagunaan Dokter Spesialis (PGDS), dr Dito dikenal sebagai nakes yang ramah kepada pasien.
"Karier saya di bidang Obstetri dan Ginekologi Indonesia dimulai ketika ditugaskan ke Tolitoli," ujar Dr Dito saat ditemui usai menerima surat keputusan penunjukan di ruangan Sawunggaling, Kantor Kota Surabaya, pada hari Rabu, 28 Mei 2025.
Dia menyebutkan bahwa di kabupatennya itu terdapat hanya satu rumah sakit dengan tenaga dokter spesialis.
Oleh karena itu, pengalaman yang didapatnya dari daerah setempat sangat berharga untuk dia.
" Ini merupakan ungkapan dedikasi dan kesulitan yang saya hadapi saat membimbing ibu hamil dari kehamilan hingga persalinan, menyebarkan ilmu pengetahuan serta menyelesaikan semua masalah terkait organ reproduksi wanita. Sejak usia di Tolitoli berakhir, kini saya kembali melayani di kota asal lahir saya, Surabaya," ujarnya.
Di lokasi baru ini, Dr. Dito siap menyokong keputusan Pemerintah Kota Surabaya untuk meningkatkan layanan terhadap warganya. Khususnya, ia akan membantu memperbaiki perawatan bagi ibu yang sedang mengandung dan proses persalinannya.
Sebagai rumah sakit modern milik Pemerintah Kota, RS EC menawarkan layanan khusus untuk ibu dan anak. Ini mencakup perawatan bagi wanita hamil juga.
Perhatian Pemerintah Kota saat ini tertuju pada kesejahteraan ibu dan bayi. Sampai tahun 2024, berbagai upaya penanganan dalam sektor kesehatan telah sukses mengurangi Angka Kematian Ibu (AKI) hingga 30,38 per 100.000 kelahiran hidup (turun dari angka 33 per 100.000 kelahiran hidup yang tercatat pada tahun 2023).
Angka Kematian Bayi (AKB) pun berkurang menjadi 4,03 per 1.000 kelahiran hidup di tahun 2024.
Angka tersebut secara umum mengalami penurunan bila dibandingkan dengan tahun 2023 yang mana pada saat itu angkanya mencapai 4,04 per 1.000 kelahiran hidup.
Berdasarkan pendapat dr Dito, seorang dokter spesialis kandungan bukan hanya ditujukan untuk mengatasi masalah kehamilan dan persalinan.
Namun, seorang spesialis obstetri dan ginekologi (obgyn) juga menangani berbagai kondisi kesehatan reproduksi wanita seperti gangguan siklus haid, infeksi, hingga tumor organ reproduksi wanita.
"Saya berkeinginan untuk tetap memberikan kontribusi dalam memperbaiki mutu layanan kesehatan organ reproduksi perempuan Indonesia. Tim kami bersumpah akan mendampingi proses kehamilan dan persalinan bagi Bunda-bunda di Indonesia, terutama di Surabaya," ujarnya.
Sebelumnya, Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi menegaskan bahwa semua pejabat di lingkungan Pemerintah Kota Surabaya perlu melaksanakan tugas mereka dengan tujuan memberikan pelayanan terbaik untuk rakyat.
"Puji syukur Alhamdulillah Anda diterima sebagai CPNS. Terlebih lagi, kebahagiaan ini bertambah karena pendaftaran CPNS yang Anda ikuti berhasil dalam lingkup kota Surabaya," ujar Wali Kota Eri di hadapan para calon pegawai negeri sipil baru tersebut.
CPNS yang sudah mendapatkan surat keputusan perlu memelihara kualitas layanan dan kepercayaan publik.
Tidak sekadar beraktivitas di balik meja, tetapi juga dengan senang hati keluar mengabdi kepada rakyat dan mengetahui aspirasi mereka.
Bukanlah layanan yang mengejar kesombongan atau kehebatan, bukan pula layanan yang bersikap seolah-atasan kepada masyarakat. Oleh karena itu, kami perlu merombak pola pikir saat ini, serta selaku Aparatur Sipil Negara (ASN), kami bertanggung jawab untuk memimpin transformasi dalam sistem birokrasi dan terus-menerus berkreasi," ungkap Cak Eri, seseorang yang telah lama bergelut di bidang ASN dari Pemerintah Kota Surabaya.
Berdasarkan data yang dikeluarkan oleh Badan Kepegawaian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BKPSDM) Surabaya, jumlah penerima surat keputusan untuk penempatan mereka mencakup 584 posisi bagi tenaga kesehatan serta 64 tempat untuk staf teknis.
Mereka akan terbagi dalam tiga kelompok yaitu: kelompok III/B (82 individu), kelompok III/A (141 individu), serta kelompok II/C (425 individu).
BACA BERITA MasrizkyLAINNYA DI GOOGLE NEWS
Post a Comment