
Masrizky.CO.ID-JAKARTA Beberapa bank luar negeri telah memberikan ruang bagi penurunan perkiraan pertumbuhan pinjamannya pada tahun ini menghadapi ketidakstabilan ekonomi dunia yang berlanjut.
Ini pun merespon sikap Bank Indonesia (BI) yang pesimistis tentang pertumbuhan kredit perbankan tahun 2025 tidak akan signifikan. Karena itu, BI telah menurunkan proyeksi pertumbuhan kredit untuk tahun 2025 menjadi antara 8% sampai 11%, dari perkiraan semula yaitu dalam rentang 11%-13%.
Citibank N.A. Indonesia (Citi Indonesia) mengungkapkan sedang mengevaluasi kembali perkiraannya terkait dengan proyeksi Bank Indonesia (BI). CEO Citi Indonesia Batara Sianturi menjelaskan bahwa perusahaan saat ini sedang menganalisis kondisi pasar di semester kedua tahun ini.
" Kami pun mendapati bahwa peluang tersebut lebih cenderung berubah menjadi trend untuk tahun ini daripada rencana semula pada RBB," ujarnya ketika menyampaikan laporan performa perusahaan, Senin (26/5).
Menurut dia, pendanaan dari Citi Indonesia tergantung sepenuhnya pada permintaan kredit konsumen, yang juga berimbas pada kondisi perekonomian makro secara keseluruhan.
Oleh karena itu kita sedang mengevaluasi, kemungkinan hingga Juni nanti. Pada bulan Juni kita akan melakukan peninjauan. performance Daripada di kuartal I atau II baru kemudian kita akan mengajukan perbaikan pada target kredit kepada OJK. Apakah hal ini sejalan dengan instruksi dari Bank Indonesia, nantinya akan bergantung pada situasi tersebut. performance "kami pada kuarter pertama dan kedua," terang Batara.
Di kuartal pertama tahun 2025, pemberian pinjaman oleh Citi Indonesia mencapai angka Rp 27,97 triliun. Ini merupakan penurunan sebesar 11,22% dibanding periode sebelumnya. Sepertinya bank tersebut cukup berhati-hati dalam memberikan pinjaman baru. Indikator utamanya adalah perbaikan pada kualitas pinjaman, di mana tingkat non-performing loan (NPL) bruto berhasil dikendalikan dari 3,40% hingga turun ke level 0,20%.
Di tahun ini, Citibank diketahui akan mengarahkan perhatiannya ke beberapa bidang tertentu untuk pemberian kreditnya di tahun 2025, termasuk sektor manufaktur, pertambangan, serta perdagangan.
Kemungkinan besar kita akan menekankan pada hal tersebut ditambah dengan beberapa lainnya. more diversified across di transportation , communication dan juga untuk governance institutions ," ungkap Batara.
Sama seperti dua-duanya, PT Bank Oke Indonesia Tbk (DNAR) menyatakan masih terus menerawangi dinamika dari situasi ekonomi besar-besaran serta peraturan moneternya yang diambil oleh BI.
"Bila ada perubahan substansial yang diprediksi berpotensi mengganggu perkiraan pertumbuhan kredit, kita akan mengevaluasi dan menyesuaikan sasaran kredit dalam Rencana Bisnis Baru," ujar Direktur Kepatuhan OK Bank Efdinal Alamsyah.
Meskipun begitu, menurut Efdinal RBB, perusahaan tersebut dibentuk dengan pendekatan yang hati-hati, dan sampai sekarang performa pemberian kredit tetap sesuai dengan tujuan yang sudah ditetapkan dalam RBB.
"Dari awal target pertumbuhan kredit kami di RBB hanya 11%, jadi jika BI menurunkan target kredit menjadi 8%-11% masih dalam rentang target BI," tambahnya.
Efdinal menjelaskan, strategi penyaluran kredit OK Bank berfokus pada pertumbuhan yang sehat dan berkualitas. Pihaknya memperkuat proses seleksi dan monitoring Kredit secara keseluruhan, dan menaikkan kerjasama dengan partner yang sesuai untuk mengembangkan penetrasi pasar.
Sebaliknya, OK Bank diketahui tidak sepenuhnya mengontrol pemberian kredit ke bidang spesifik mana pun. Para calon nasabah akan dinilai sesuai dengan tingkat risiko kredit yang cocok dengannya. risk appetite bank.
Walaupun begitu, kami mempunyai kecenderungan tertentu kepada bidang-bidang yang dianggap tahan banting serta memiliki potensi untuk berkembang secara jangka panjang, contohnya adalah sektor produk konsumen (FMCG), kesejahteraan, dan pariwisata ( hospitality ), dan sektor-sektor produksi lainnya yang tetap memiliki dasar yang solid," tambahnya.
Di kuartal I-2025, pengucuran kredit oleh OK Bank meningkat 9,06% menjadi Rp 9,3 triliun.
Sebaliknya, PT CIMB Niaga Tbk (BNGA) tetap optimistis tentang hal ini. guidance pertumbuhan kredit yang ditetapkan perusahaan yakni sekitar 5%-7% tahun ini.
Presiden Direktur Utama CIMB Niaga Lani Darmawan menyebut bahwa alasan untuk menentukan angka itu terkait dengan tekanan pada kemampuan konsumen membeli barang atau jasa sejak awal tahun. Sebenarnya, ambisi yang telah dipasang CIMB Niaga bahkan lebih rendah dibandingkan ekspektasi Bank Indonesia.
“Saya rasa secara rational Setuju dengan pengurangan target Bank Indonesia. Pertumbuhan kredit kami tetap sejalan seperti yang direncanakan. guidance pada saat ini kira-kira 5%-7% pada tahun ini," demikian kata Lani.
Di masa mendatang, bank yang tercatat di bursa dengan kode saham BNGA ini akan mengutamakan penyaluran kredit ke sektor ritel dan kredit otomotif. selected corporation , dan UMKM.
Post a Comment