
Mas Rizky , Bandung - Kepala Badan Geologi Muhammad Wafid mengatakan letusan Gunung Lewotobi Laki-laki pada 17 Juni 2025 mengakibatkan perubahan morfologi kawah. “Pascaerupsi pada tanggal 17 Juni 2025, area kawah bagian utara mengalami sedikit perubahan dengan terbongkarnya area bagian kawah sebelah utara yang menyebabkan morfologi bukaan mengarah ke utara,” kata dia dalam keterangannya, Kamis, 19 Juni 2025.
Wafid mengatakan material lava dengan ukuran sekitar 200 meter panjang dan 150 meter lebar terpantau berada di dalam kawah gunung tersebut. Sementara dalam sehari terakhir tercatat enam kali peristiwa erupsi. Letusan pada malam hari menampakkan sinar api.
“Dalam 24 jam terakhir, tercatat enam kali erupsi, namun ketinggian kolom erupsi lebih rendah dibandingkan sebelumnya. Pengamatan visual pada malam hari menunjukkan adanya sinar api, yang mengindikasikan masih terdapat material pijar di permukaan kawah,” kata dia.
Badan Geologi masih mempertahankan status aktivitas Gunung Lewotobi Laki-laki dalam status Level IV atau Awas. Daerah bahaya yang diminta dikosongkan berada dalam radius 7 kilometer dari pusat erupsi dan 8 kilometer khusus pada arah sektoral barat daya-timur laut dari pusat erupsi Gunung Lewotobi.
Data kegempaan pada 18-19 Juni hingga pukul 06.00 WITA terekam enam kali gempa erupsi, tujuh kali gempa guguran, 17 kali gempa embusan, 20 kali tremor nonharmonik, 11 kali gempa low frequency , tiga kali gempa hybrid , satu kali gempa vulkanik dangkal, tujuh kali gempa vulkanik dalam, satu kali tektonik lokal, serta empat kali gempa tektonik jauh.
“Dari data kegempaan tersebut mengindikasikan aktivitas vulkanik lebih dominan berada di kedalaman dangkal dan permukaan, namun masih ada suplai magma dari dalam dengan ditandai adanya gempa vulkanik dalam, sehingga masih ada potensi terjadi erupsi ke depannya,” kata Wafid.
Dia menambahkan, data deformasi tiltmeter menunjukkan penurunan, namun tekanan pada permukaan masih tinggi yang mengindikasikan pasokan material dari dalam tubuh gunung sudah berkurang tapi belum mencapai kestabilan. Sementara data GPS masih menunjukkan terjadinya inflasi di tubuh gunung api yang mengindikasikan tekanan dari dalam tubuh gunung api masih berpotensi menjadi erupsi.
Wafid mengatakan pemantauan visual Gunung Lewotobi pada periode 18-19 Juni mendapati asap kawah utama berwarna putih dan kelabu dengan intensitas sedang hingga tebal serta ketinggian bervariasi 200-1.000 meter dari puncak.
“Terekam gempa letusan, namun secara visual tinggi letusan dan warna abu tidak teramati. Guguran teramati dengan jarak luncur 2.000 meter dari puncak, arah luncuran ke arah utara dari puncak Gunung Lewotobi laki-laki,” kata dia.
Sebelumnya, Badan Geologi melaporkan terjadi letusan Gunung Lewotobi Laki-laki pada 17 Juni pukul 17.35 WITA yang menghasilkan kolom letusan mencapai ketinggian 10 ribu meter di atas puncak gunung.
Setelah letusan tersebut, hingga 18 Juni 2025 pukul 06.00 WITA terjadi tujuh kali letusan Gunung Lewotobi Laki-laki dengan tinggi kolom erupsi berkisar 2.000-5.000 meter dari puncak gunung. Letusan yang terjadi bersifat eksplosif ke segala arah, disertai lontaran lava pijar dan suara gemuruh dengan intensitas sedang hingga kuat.
Post a Comment