
---
MasRizky hadir di saluran WhatsApp, ikuti dan peroleh informasi terkini kami disini
---
MasRizkyOnline.com - Di samping experiential learning, terdapat pula metode pembelajaran bernama project-based learning atau disingkat PjBL. Kedua pendekatan belajar ini tidak hanya fokus pada teori saja.
Sebagai seorang pendidik, bagaimana pemahaman Anda mengenai metode pembelajaran Proyek Berbasis Layanan (PjBL)?
Menurut Laurensia, S.Pd pada tulisannya "Pembelajaran dengan Pendekatan Proyek (PJBL) dalam Implementasi Kurikulum Merdeka Belajar", pendekatan PJBL atau Model Pembelajaran Berbasis Proyek merupakan metode belajar yang mendorong siswa untuk aktif menyelesaikan permasalahan. Tulisan ini dapat ditemukan di situs web Man3jkt.sch.id.
Menurut dia, metode belajar semacam ini dijalankan baik bersama-sama maupun sendirian melalui proses saintifik dengan jangka waktu terbatas yang telah disepakati dalam suatu proyek. Nantinya, temuan tersebut akan dipamerkan ke pihak lain.
Beberapa ciri termasuk dalam PjBL, sesuai dengan pendapat Laurensia.
1. Pengerjaan tugas berjalan dengan cara independen yang mencakup fase perancangan, pembuatan, sampai presentasi hasil karya.
2. Siswa sepenuhnya bertanggung jawab atas proyek yang akan mereka buat.
3. Proyek ini mencakup partisipasi dari teman sebaya, guru, orangtua, hingga lingkungan masyarakat.
4. Mengasah keterampilan berpikir secara kreatif; lingkungan di dalam kelas bersedia menerima kesalahan dan mendukung pertumbuhan ide-ide baru.
Berikut adalah tahapan-tahapan yang terdapat dalam PjBL:
Berdasarkan ciri-ciri tersebut, tahapan-tahapan pembelajaran Project Based Learning (PJBL) yang bisa disusun oleh para guru antara lain sebagai berikut:
PROSES PEKERJAAN KEGIATAN GURU DAN KEGIATAN SISWAصند صند
1. Pertanyaan dasar
Guru menjelaskan materi lalu menanyakan langkah-langkah untuk menyelesaikan suatu permasalahan. Ia juga bertanya tentang hal-hal fundamental seputar tindakan yang harus diambil oleh siswa terkait dengan tema atau solusi dari permasalahan tersebut.
2. Membuat perencanaan produk
Guru memverifikasi bahwa semua siswa dalam grup telah memilih dan paham dengan prosedur penggarapannya untuk proyek atau produk akhirnya. Siswa merancang strategi penyelesaian masalah mereka termasuk distribusi tanggung jawab, penyediaan peralatan, materi, medianya serta sumber daya lain yang diperlukan.
3. Membuat jadwal
Guru serta siswa menetapkan perjanjian mengenai rancangan proyek (langkah-langkah dan pengumpulannya). Siswa merumuskan tenggat waktu pengerjaan proyek sambil mempertimbangkan deadline yang sudah disepakati bersama sebelumnya.
4. Memantau kegiatan dan pertumbuhan proyek
Guru merangkul partisipasi aktif peserta didik saat mereka menjalankan proyek, memastikan pertumbuhan serta membantu apabila menemui hambatan. Siswa-siswi membuat projek berdasarkan tenggat waktu yang ditetapkan, mendokumentasikan tiap langkah kerja beserta kendala yang timbul sepanjang proses penyelesaian proyek di bimbing oleh gurunya.
5. Pengujian
Guru menciptakan model awal proyek, mempersatukan siswa, serta mengevaluasi pencapaian standar. Kemudian mereka membicarakan hasil proyek yang sudah dijalankan dan menyusun laporannya menjadi sebuah presentasi produk atau karya yang akan ditunjukkan ke pihak lainnya.
6. Evaluasi
Guru mengarahkan sesi presentasi proyek, merespons output, kemudian guru beserta siswa melakukan refleksi atau penarungan kesimpulan. Tiap siswa melaporkan temuan mereka, dengan siswa lain memberikan balasan, setelah itu bersama-sama dengan gurunya mereka menetapkan hasil dari proyek tersebut.
Implementasi Model Pembelajaran Berbasis Proyek (PjBL)
1. Topik pembelajaran untuk siswa mencakup materi yang relevan dengan kehidupan sehari-hari dan dapat diubah menjadi proyek atau karya yang menarik.
2. Peserta didik bukan hanya difokuskan pada pengembangan satu proyek semata, melainkan ada batasan berikutnya:
- Proyek tidak perlu diselesaikan hanya dalam 1 pertemuan (sebaiknya diselesaikan dalam 3-4 kali sesi atau bahkan lebih).
- Proyek adalah cara untuk menyelesaikan suatu permasalahan dengan demikian penciptaan proyek berakhir pada peningkatan prestasi belajar.
- Bahan, peralatan, serta media yang diperlukan untuk mengembangkan proyek harus dapat disediakan dalam lingkungan setempat. Upayanya adalah dengan menunjuk cara menggunakan barang bekas atau sampah yang tak lagi digunakan sehingga bisa kembali dimanfaatkan secara efektif.
- Evaluasi keaslian keterampilan dalam menciptakan, menggunakan, mengidentifikasi, serta mempromosikan barang atau jasa kepada konsumen.
Berikut adalah beberapa hal penting mengenai Project-based Learning atau PjBL atau belajar berbasis proyek. Semoga informasinya berguna.
Post a Comment