PR NTT - Gunung Lewotobi Laki-laki kembali membuat warga Flores Timur waswas. Gunung yang berada di Nusa Tenggara Timur itu tercatat enam kali meletus dalam dua hari pengamatan terakhir: 18 dan 19 Juni 2025.
Erupsinya memang tidak setinggi biasanya. Tapi bukan berarti aman. Kolom abu kali ini lebih rendah, tetapi gejalanya tetap bikin merinding. Kecil, tapi intens. Itu kata Badan Geologi.
Kepala Badan Geologi, Muhammad Wafid, mengungkapkan dalam laporannya dari Labuan Bajo bahwa aktivitas Lewotobi belum bisa dianggap reda. Gunung itu masih menyimpan potensi letusan susulan.
Gejala Vulkanik Masih Aktif dan Konsisten
Dalam dua hari saja, tercatat lebih dari 70 kejadian gempa. Mulai dari gempa guguran hingga tektonik jauh. Yang menarik, sebagian besar getaran berasal dari permukaan dan kedalaman dangkal.
Tapi jangan salah. Terdeteksi juga gempa vulkanik dalam. Artinya, masih ada aliran magma dari perut bumi yang siap naik ke atas. Seolah gunung belum puas mengeluarkan isi perutnya.
Alat pemantau deformasi pun ikut bicara. Data tiltmeter menunjukkan tekanan di permukaan masih tinggi. Memang ada sedikit penurunan tekanan dari dalam, tapi itu belum cukup untuk disebut stabil.
Data GPS menambah cerita. Ada indikasi inflasi—permukaan gunung menggembung. Tekanan dari dalam belum benar-benar berhenti. Semua itu mengarah pada satu kesimpulan: potensi erupsi masih ada.
Morfologi Kawah Berubah, Guguran Masih Terjadi
Secara visual, gunung terlihat dramatis. Kadang jelas, kadang diselimuti kabut tebal. Asap dari kawah utama keluar putih keabu-abuan, tebal, dan menjulang hingga seribu meter.
"Terekam gempa letusan, namun secara visual tinggi letusan dan warna abu tidak teramati, guguran teramati dengan jarak luncur 2.000 meter dari puncak, arah luncuran ke arah utara dari puncak Gunung Lewotobi Laki Laki," kata Kepala Badan Geologi Muhammad Wafid, dikutip dari Antara.
Cuaca? Cukup bersahabat. Tapi arah angin yang berubah-ubah membuat sebaran abu tidak bisa diprediksi. Satu kali guguran bahkan meluncur hingga dua kilometer ke arah utara dari puncak.
Yang mencengangkan, setelah erupsi 17 Juni lalu, bagian utara kawah berubah. Kawahnya terbuka lebih lebar ke utara. Di situlah jalur baru lava ditemukan. Ukurannya lumayan besar: panjang sekitar 200 meter, lebar 150 meter. Masih di dalam kawah, tapi sudah terbentuk.
Perubahan ini menunjukkan tekanan besar dari dalam telah mengubah struktur gunung. Lava yang sebelumnya tertahan, kini punya jalur keluar. Tapi sejauh ini belum sampai membahayakan pemukiman warga.
Level Awas Masih Berlaku
Dengan semua data yang masuk—baik dari pengamatan visual, seismic, maupun alat deformasi—status Gunung Lewotobi Laki-laki masih berada di Level IV. Awas.
Artinya? Warga harus tetap waspada. Belum saatnya santai. Sekali gunung seperti ini mulai bicara, kita hanya bisa mendengarkan. Dan bersiap.
Penutup
Gunung Lewotobi Laki-laki tampaknya belum ingin tidur. Erupsi enam kali dalam dua hari, tekanan dalam perutnya belum tuntas. Warga di sekitar lereng hanya bisa menunggu sambil waspada, karena gunung—seperti manusia—kalau lagi panas hati, bisa meledak tanpa aba-aba.***
Post a Comment