JAKARTA, Masrizky.biz.idIsu dugaan penipuan yang dilakukan oleh penyelenggara pernikahan (WO) Ayu Puspita muncul setelah puluhan korban melaporkan kerugian yang mereka alami.

Peristiwa ini menarik perhatian luas karena merugikan berbagai acara yang diikuti para korban secara bersamaan dan memengaruhi jalannya pesta pernikahan.

Beberapa korban menyampaikan bahwa mereka tidak memperoleh pelayanan yang semestinya diberikan oleh WO Ayu Puspita pada hari H.

Kasus ini akhirnya memicu kerusuhan besar, pelaporan resmi, serta pemeriksaan yang sangat ketat dari pihak berwajib.

1. Pemesanan berlebihan dan Tidak Terpenuhinya Layanan pada Hari H

Beberapa korban menemukan bahwa data WO Ayu Puspita menerima beberapa pesanan acara pada hari yang sama.

Keadaan ini diduga mengakibatkan pelayanan tidak terpenuhi, khususnya di bagian makanan.

Sebelum menjelaskan kejadian di lokasi, korban mengungkapkan bahwa acara berlangsung dalam kondisi fasilitas yang tidak memadai.

"Jadi dia memiliki beberapa acara pada hari Sabtu itu, lalu ternyata mengalami masalah. Catering makanannya tidak tiba, hanya dekorasinya saja yang ada," kata salah satu korban, Tamay (26).

Pola ini mirip skema cashflow chaining, yakni pembayaran event terbaru dipakai untuk membiayai event sebelumnya.

Postingan perias pengantin mengenai kejadian ini kemudian menyebar luas dan memicu munculnya banyak pengakuan dari korban lain.

Mereka berkomunikasi melalui grup WhatsApp guna menyelaraskan informasi terkait layanan yang belum terpenuhi.

2. Anggapan Penawaran Paket yang Menarik Banyak Pasangan

Diskusi antara para korban menunjukkan adanya indikasi bahwa WO menawarkan paket yang cukup menarik, sehingga mampu menarik banyak pesanan secara bersamaan.

Jumlah pesanan yang datang dalam waktu dekat diduga melebihi kemampuan operasional WO.

3. Kantor WO Tiba-Tiba Sepi dan Kegiatan Terhenti

Warga sekitar menyampaikan perubahan kegiatan kantor WO setelah laporan korban semakin meningkat.

Setelah mengamati kondisi kantor, saksi menjelaskan perubahan besar dalam aktivitas sehari-hari.

"Pagi Jumat masih ramai, sedangkan Sabtu dan Minggu sudah seperti itu (tidak ada aktivitas)," kata Azli, Ketua RT di lokasi kantor WO Ayu Puspita.

Menurut Azli, beberapa korban datang ke kantor maupun rumah pemilik WO untuk meminta penjelasan. Ia juga menyebutkan bahwa beberapa korban mengaku mengalami kerugian yang sangat besar.

"Pada malam Minggu kemarin pukul 22.00 WIB, seseorang datang ke rumah saya dan melaporkan bahwa dia tertipu, yaitu catering dari Mbak ADP, benar begitu. Wah, itu jumlahnya besar, ada ratusan juta," kata Azli.

4. Serangan 200 Orang dan Menyebar di Media Sosial

Isu penipuan yang menyebar luas memicu serbuan sekitar 200 orang ke rumah pemilik WO di Jakarta Timur pada hari Minggu (7/12/2025).

Para korban menyatakan mengalami kerugian dan meminta WO untuk bertanggung jawab.

Tamay mengatakan pihak WO tidak memberikan penjelasan saat diminta pertanggungjawaban.

Semua ini sudah di Polres Jakarta Utara. Termasukowner-nya, semua, pemasarannya. Mereka menghindar. Pokoknya tidak jelas, kami tidak memperoleh kejelasannya," kata Tamay.

5. Laporan Kepolisian Antar Wilayah

Jumlah korban yang berasal dari berbagai daerah menyebabkan pengaduan dilakukan ke beberapa kantor polisi. Korban dari Cimanggis, Cileungsi, Bogor, hingga Bekasi diarahkan ke Polda Metro Jaya.

Pihak kepolisian menyampaikan bahwa laporan awal memang diterima oleh Polsek Cipayung.

"Maka korban datang ke sini, ke Polsek semua. Menurut piket. Namun, setelah tiba di sini, mereka diarahkan karena laporan polisi (LP) sudah dibuat ke Polda Metro," kata Kanit Reskrim Polsek Cipayung, Iptu Edi Handoko.

Ia menyebutkan bahwa korban berasal dari berbagai wilayah.

"Para korban lain dari Cimanggis, Cileungsi, Bogor, dan Bekasi datang ke sana. Akhirnya mereka dibawa ke sana (Polda)," kata Edi.

6. WO Dibawa ke Kepolisian Resor dan Lima Orang Ditahan

Unit Polisi Jakarta Utara menangani laporan utama yang berkaitan dengan dugaan penipuan dan penggelapan biaya pernikahan. Banyak korban terus datang ke kantor polisi untuk melaporkan kejadian tersebut.

Kepala Satuan Reserse Kriminal Polres Metro Jakarta Utara mengungkapkan pola dugaan penipuan terkait paket pernikahan yang tidak terealisasi.

"IA (WO) menawarkan paket pernikahan, pada kenyataannya ia tidak memenuhi aturan tersebut," ujar Kompol Onkoseno Grandiarso.

Kepala Kepolisian Resor Metro Jakarta Utara menyebutkan bahwa lima orang telah ditahan.

"WO ini telah menerima dana untuk menyelenggarakan acara pernikahan atau pesta. Namun, pada hari H-nya, tidak berjalan sesuai dengan kesepakatan," ujar Kombes Erick Frendriz.

Mengenai tindak lanjut hukum, ia menegaskan bahwa proses penyelidikan masih berlangsung.

"Setelah selesai pemeriksaan, pasti akan dilakukan gelar perkara agar bisa berlanjut ke tahap penyidikan dan apakah bisa langsung ditetapkan sebagai tersangka," ujar Erick.

7. Pengakuan Pemilik WO dan Klaim untuk Menjual Aset

Pemilik WO Ayu Puspita mengungkapkan rencananya untuk menjual rumah baru yang dibeli melalui sistem KPR guna mengembalikan dana klien.

Di dalam video yang diterima oleh korban, Ayu menjelaskan asal usul aset yang akan dijual.

Sebenarnya saya memiliki KPR (kredit pemilikan rumah), tapi di sana, memang uang muka saya cukup besar. Sekarang saya sedang berusaha menjualnya. Aset tersebut nanti bisa untukrefundini, salah satu upaya saya," ujar Ayu.

Ia menyatakan bahwa masalah catering baru muncul kali ini.

"Makanya, kemarin benar-benar yang sedang bermasalah, yaitu masalah katering, itu baru terjadi sekali. Untuk masalah katering, sebelumnya kami tidak pernah mengalami kekurangan katering, justru lebih," kata Ayu.

Pemilik WO juga menyampaikan bahwa kegiatan sehari-hari bergantung pada pendapatan dari penjualan paket dan pameran.

"Sebelumnya, ya, apa namanya untuk pembayaran-pembayaran berikutnya, itu memang saya juga dari hasil penjualan kembali. Dan juga dari adanya pameran yang masuk. Jadi, memang saat ini saya agak kesulitan karena brand-nya seperti ini sekarang," ujar Ayu.

Sebelumnya, 87 orang telah melaporkan WO Ayu Puspita ke Polres Metro Jakarta Utara. Perkara terus berkembang karena korban baru mulai muncul setelah laporan tersebut viral di media sosial.

Penyelidikan oleh pihak berwajib masih dilakukan untuk menentukan status hukum terduga pelaku dan memastikan kerugian yang dialami korban dapat ditelusuri secara menyeluruh.

(Reporter: Febryan Kevin Candra Kurniawan, Omarali Dharmakrisna Soedirman | Editor: Faieq Hidayat)

Post a Comment

Previous Post Next Post