Perusahaan Sawit dengan Keterkaitan yang Mendalam

PT Pradiksi Gunatama Tbk (PGUN) tampak seperti perusahaan perkebunan kelapa sawit biasa. Namun, di balik operasionalnya yang berbasis di Kalimantan Timur, terdapat keterkaitan yang kuat dengan salah satu konglomerasi besar di Indonesia: Jhonlin Group. Grup ini dipimpin oleh Samsudin Andi Arsyad, atau lebih dikenal sebagai Haji Isam.

Keterkaitan ini tidak hanya sebatas afiliasi. Model bisnis PGUN secara fundamental terhubung dengan ekosistem Jhonlin Group. Hal ini menjadikan PGUN sebagai bagian penting dalam kerajaan bisnis "Sultan" Kalimantan Selatan tersebut.

Penjualan CPO ke JARR

Dalam surat jawaban resmi kepada Bursa Efek Indonesia (BEI) tertanggal 3 Oktober 2025, manajemen PGUN mengungkap model bisnis unik mereka. Saat ditanya tentang kondisi persaingan usaha, perusahaan menyatakan bahwa mereka tidak terdampak secara signifikan. Alasannya adalah karena seluruh hasil produksi Minyak Kelapa Sawit (CPO) Perseroan dipasarkan kepada PT Jhonlin Agro Raya Tbk (JARR), yang merupakan entitas afiliasi.

Direktur PGUN, Tamlikho, menulis bahwa pengakuan ini memperkuat fakta bahwa PGUN berfungsi sebagai salah satu pemasok utama bagi JARR. Dengan adanya pembeli tunggal yang juga merupakan perusahaan terafiliasi, PGUN memiliki kepastian pasar yang tidak dimiliki banyak emiten sawit lainnya. Hal ini membuatnya relatif kebal terhadap fluktuasi harga CPO global.

Keterkaitan dengan Keluarga Haji Isam

Keterkaitan dengan Jhonlin Group semakin kuat jika melihat struktur dewan komisaris. Posisi tertinggi sebagai Komisaris Utama PT Pradiksi Gunatama Tbk (PGUN) dijabat oleh Liana Saputri, yang dikenal publik sebagai anak dari Haji Isam.

Struktur pemegang saham PGUN juga dikuasai oleh tiga entitas korporasi besar, yaitu: * PT Araya Agro Lestari (38,44%) * PT Citra Agro Raya (38,25%) * PT Baramega Cipta Mulia Persada (15,69%)

Sementara itu, porsi kepemilikan investor publik sangat kecil, hanya sekitar 7,62%.

Strategi Produksi untuk Pasok Grup

Dalam penjelasannya kepada bursa, manajemen PGUN juga melaporkan tren operasional yang positif pada Kuartal III 2025. Produksi CPO, olahan Tandan Buah Segar (TBS), dan Kernel semuanya menunjukkan peningkatan signifikan dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.

Untuk mendukung perannya sebagai pemasok di dalam ekosistemnya, PGUN telah menyiapkan serangkaian rencana strategis hingga 2026. Rencana ini termasuk program penanaman kembali (replanting) seluas ±2.000 hektar dan optimalisasi kapasitas pabrik untuk mendongkrak produksi CPO.

Studi Kasus Menarik dalam Ekosistem Bisnis

Dengan model bisnis yang unik dan keterkaitan erat dengan salah satu grup bisnis paling berpengaruh di Kalimantan, saham PGUN menjadi sebuah studi kasus menarik tentang bagaimana sebuah emiten dapat tumbuh secara sinergis di dalam sebuah ekosistem tertutup.

Artikel ini disusun untuk tujuan informasi dan edukasi semata, bukan sebagai saran, rekomendasi, atau ajakan untuk membeli atau menjual saham. Semua keputusan investasi adalah tanggung jawab penuh pembaca. Penulis dan media tidak bertanggung jawab atas kerugian apa pun yang timbul dari penggunaan informasi ini. Selalu lakukan riset Anda sendiri (DYOR) dan konsultasikan dengan penasihat keuangan profesional sebelum berinvestasi.

Post a Comment

Previous Post Next Post