Pembangunan jalan tol Serpong-Bogor melalui Parung diharapkan mampu memberikan dampak positif terhadap pertumbuhan ekonomi dan investasi. Menteri Pekerjaan Umum, Dody Hanggodo, menyampaikan bahwa kehadiran investasi asing langsung atau foreign direct investment (FDI) tidak hanya menambah modal, tetapi juga membawa teknologi baru serta tata kelola yang modern. Hal ini dinilai dapat memperkuat keyakinan dunia internasional terhadap masa depan Indonesia.

Jalan tol tersebut merupakan bagian dari jaringan Jalan Tol Jakarta Outer Ring Road (JORR) III. Proyek ini akan terhubung dengan beberapa ruas strategis seperti Jalan Tol Serpong-Balaraja (Sebaraja), Bogor Outer Ring Road (BORR), Depok-Antasari (Desari), dan Sentul Selatan-Karawang Barat. Konektivitas ini diharapkan meningkatkan efisiensi transportasi antar wilayah.

Seluruh biaya pembangunan jalan tol tidak dibiayai oleh APBN, melainkan oleh badan usaha jalan tol (BUJT). Hal ini menunjukkan bahwa investor semakin percaya terhadap arah kebijakan pemerintah dalam pengembangan infrastruktur. Menurut Dody, proyek ini juga berperan penting dalam menurunkan rasio incremental capital-output (ICOR). Semakin lancar distribusi barang dan jasa, maka semakin tinggi efisiensi investasi.

Manfaat dari pembangunan jalan tol ini sangat luas. Dody menjelaskan bahwa jalan tol ini akan memperlancar mobilitas, mengurangi beban jalan arteri, serta memperpendek waktu tempuh. Contohnya, jalan tol Bogor-Serpong via Parung akan mempercepat distribusi pangan, memudahkan akses air bersih, mendukung pasokan energi, menurunkan biaya logistik, hingga mempercepat arus barang antarkawasan.

Proyek jalan tol Bogor-Serpong via Parung direncanakan memiliki panjang total 32,03 kilometer, dengan 27,83 kilometer di wilayah Jawa Barat dan 4,2 kilometer di Banten. Nilai investasi proyek ini mencapai Rp12,351 triliun dengan masa konsesi selama 40 tahun. Berdasarkan kajian Kementerian Pekerjaan Umum, tingkat pengembalian investasi atau financial internal rate of return (FIRR) diperkirakan sebesar 12,16 persen. Angka ini menunjukkan daya tarik proyek sebagai instrumen investasi jangka panjang yang stabil.

Pembangunan jalan tol dilaksanakan oleh PT Bogor Serpong Infra Selaras (BSIS) dengan komposisi kepemilikan saham sebagai berikut:
PT Persada Utama Infra sebesar 52 persen
PT Jasa Marga (Persero) Tbk sebesar 26 persen
PT Adhi Karya (Persero) Tbk sebesar 12 persen
PT Hutama Karya Infrastruktur sebesar 10 persen

Dengan adanya proyek ini, diharapkan dapat meningkatkan kualitas infrastruktur dan memperkuat konektivitas antar wilayah, yang pada akhirnya akan berdampak positif terhadap perekonomian nasional.

Post a Comment

Previous Post Next Post