India dan China Kembali Buka Penerbangan Langsung Mulai 26 Oktober 2025
Kementerian Luar Negeri India (MEA) mengumumkan bahwa penerbangan langsung antara India dan China akan kembali dibuka mulai 26 Oktober 2025. Keputusan ini menjadi bagian dari upaya normalisasi hubungan bilateral yang sempat terganggu akibat konflik di Lembah Galwan pada 2020. Insiden tersebut menewaskan 20 tentara India dan empat tentara China, menjadi konfrontasi mematikan pertama sejak 1975.
Penerbangan yang akan dilakukan mengikuti jadwal musim dingin dan tetap bergantung pada keputusan komersial maskapai serta pemenuhan syarat operasional. Selain itu, kebijakan ini muncul setelah hubungan India-China membaik pasca-bentrokan di Lembah Galwan. Upaya pemulihan juga ditandai dengan kesepakatan pada Oktober 2024 untuk mengatur patroli di perbatasan Himalaya sepanjang 3.440 km, yang kemudian membuka jalan bagi kembalinya konektivitas udara dan penerbitan visa.
Maskapai India dan China Susun Strategi Baru
Selama beberapa tahun terakhir, ketiadaan penerbangan langsung membuat tiket menjadi mahal dan perjalanan lebih lama. Maskapai dari hub Asia Tenggara seperti Singapura, Hong Kong, dan Thailand selama ini menjadi penghubung utama perjalanan India-China. Saat ini, jumlah penumpang antar kedua negara masih kurang dari separuh tingkat 2019, sehingga penerbangan langsung diharapkan menambah persaingan dan menurunkan harga tiket.
Maskapai terbesar India, IndiGo, telah mengumumkan layanan harian antara Kolkata dan Guangzhou mulai 26 Oktober 2025, menjadikannya yang pertama mengonfirmasi rute baru. Perusahaan juga berencana membuka rute Delhi-Guangzhou serta mempertimbangkan jalur tambahan menuju China. Sementara itu, Air India, yang dimiliki Tata Group, bersiap meluncurkan penerbangan langsung Delhi-Shanghai sebelum akhir tahun ini.
Maskapai China yang sebelumnya mendominasi pasar juga diperkirakan segera kembali. Pada Desember 2019, operator China menguasai 69 persen dari total 539 penerbangan bulanan dengan kapasitas lebih dari 1,25 lakh kursi. Namun, pengamat industri menilai maskapai India kini memiliki peluang lebih besar berkat privatisasi Air India dan ekspansi internasional IndiGo.
Diplomasi India-China Meningkat dalam Beberapa Bulan Terakhir
Pada Agustus 2025, Menteri Luar Negeri China Wang Yi melakukan kunjungan resmi ke Delhi. Ia menyampaikan bahwa kedua negara perlu melihat satu sama lain sebagai mitra, bukan saingan. Di bulan yang sama, Duta Besar China untuk India, Xu Feihong, menyebut Amerika Serikat sebagai pengganggu karena tarif tinggi yang diberlakukan, menunjukkan pergeseran dinamika geopolitik yang menguntungkan hubungan India-China.
Perdana Menteri Narendra Modi juga hadir dalam KTT Shanghai Cooperation Organisation (SCO) di China pada Agustus 2025, kunjungan pertamanya dalam tujuh tahun. Dalam pertemuan dengan Presiden China Xi Jinping, keduanya menyatakan komitmen untuk menormalkan hubungan. Selain itu, China mulai mengizinkan peziarah India mengunjungi situs religius di Tibet, sementara India kembali membuka layanan visa untuk warga China serta sepakat membahas pembukaan rute perdagangan perbatasan.
Negosiasi Panjang Berujung pada Kesepakatan Oktober
Proses negosiasi pembukaan kembali penerbangan dimulai sejak Januari 2025. Saat itu, Sekretaris Luar Negeri India Vikram Misri melakukan pembicaraan di Beijing yang menghasilkan kesepakatan awal mengenai penerbangan langsung. Momentum terus berlanjut saat Wang Yi berkunjung ke Delhi pada Agustus untuk memperkuat hasil pembahasan.
Isu ini juga masuk agenda diskusi pada September 2024. Menteri Penerbangan Sipil India K Ram Mohan Naidu bertemu dengan Song Zhiyong, Administrator Otoritas Penerbangan Sipil China (CAAC). Pertemuan tersebut memperkuat dorongan politik kedua negara hingga akhirnya pengumuman resmi dilakukan pada Oktober 2025.
Post a Comment