Fatwa Bahaya Tesla: FSD Disarankan untuk Pengemudi Mengantuk, Pakar Sebut "Kontradiksi"!

Praktik Baru Tesla yang Kontroversial

Tesla, perusahaan mobil listrik terkemuka, kini sedang dihadapkan pada kritik setelah menerapkan praktik baru yang menimbulkan kontroversi. Majalah Wired melaporkan bahwa Tesla mulai merekomendasikan pengemudi yang terdeteksi kelelahan atau mengantuk untuk beralih ke mode Full Self-Driving (FSD). Rekomendasi ini muncul dalam bentuk pesan pop-up pada layar infotainment mobil.

Pemilik Tesla mulai melihat pesan-pesan in-car ini sejak awal bulan. Salah satu pesan pop-up berbunyi: "Pendeteksian keluar jalur. Mengaktifkan bantuan FSD untuk membantu Anda tetap fokus." Pesan lainnya berbunyi: "Kelelahan terdeteksi. Mengaktifkan FSD untuk membantu Anda tetap fokus."

Para ahli memperingatkan bahwa langkah Tesla ini dapat mendorong pemilik mobil menggunakan FSD dengan cara yang sangat tidak aman. Meskipun FSD dianggap canggih, sistem ini bukanlah sistem otonom penuh dan mengharuskan pengemudi untuk tetap siaga dan terlibat setiap saat.

"Tesla pada dasarnya mengeluarkan serangkaian instruksi yang saling bertentangan," ujar Alexandra Mueller, peneliti senior di Insurance Institute for Highway Safety. Ia menambahkan bahwa ketika sistem mencurigai pengemudi mulai lelah, "Mengurangi keterlibatan aktual mereka pada kendaraan tampaknya sepenuhnya kontraproduktif."

Masalah Inti Teknologi Bantuan Pengemudi

Masalah inti dari teknologi bantuan pengemudi adalah mendorong rasa puas diri (complacency). Jika sistem bekerja dengan benar terus-menerus, hal itu mempersulit manusia untuk melakukan intervensi saat sistem tersebut gagal.

Industri penerbangan menyebut fenomena ini sebagai “out-of-the-loop performance problem”, di mana pilot terlalu mengandalkan sistem otomatis hingga kelupaan menjaga kewaspadaan.

Charlie Krall, seorang insinyur dan peneliti di Virginia Tech Transportation Institute, memperingatkan: "Sebagai manusia, ketika kita lelah atau mengantuk, mengurangi tindakan yang harus kita selesaikan justru bisa menjadi kontraproduktif."

Rekam Jejak Tesla yang Memperkuat Kritik

Keputusan Tesla merekomendasikan FSD kepada pengemudi yang lelah dinilai sangat tidak pantas mengingat rekam jejak sistem ini:

  • Pada Agustus tahun ini, Tesla diperintahkan membayar ganti rugi sebesar $329 juta (sekitar Rp 5,2 triliun) setelah sebuah mobil Tesla dengan versi lama Autopilot melaju kencang di persimpangan dan menewaskan seorang wanita muda.
  • Tesla juga sedang diselidiki federal karena beberapa laporan kecelakaan saat mobil berada dalam mode FSD, termasuk insiden menabrak pejalan kaki lanjut usia yang terhalang sinar matahari.
  • Bahkan regulator lokal seperti California DMV telah menggugat Tesla karena dugaan iklan palsu, secara spesifik menyebut nama FSD sebagai menyesatkan.

Kesimpulan

Praktik baru Tesla ini menunjukkan potensi risiko yang signifikan bagi keselamatan pengemudi dan pengguna jalan umum. Meskipun teknologi FSD memiliki potensi untuk meningkatkan keselamatan, penggunaannya harus didasarkan pada prinsip kesadaran dan keterlibatan aktif pengemudi. Dengan rekam jejak yang tidak menguntungkan, Tesla perlu lebih hati-hati dalam merancang dan menerapkan fitur-fitur baru yang dapat memengaruhi perilaku pengemudi.


Post a Comment

Previous Post Next Post