
Masalah Kekurangan Hunian di Jawa Barat
Ketimpangan antara jumlah hunian yang tersedia dengan kebutuhan rumah (backlog) di Jawa Barat masih tergolong tinggi. DPD REI Estate Jabar mencatat bahwa backlog di Wilayah Cirebon mencapai sekitar 11 ribu unit, sedangkan secara keseluruhan di Jabar jumlah backlog mencapai 2,3 juta unit. Angka ini hampir 23 persen dari total backlog nasional yang mencapai 10 juta unit rumah.
Peran Perbankan dalam Mengurangi Backlog
Menurut Ketua Umum DPD REI Estate Jabar, Norman Nurdjaman, untuk mengurangi angka backlog, pihaknya meminta perbankan lebih fokus pada sektor informal. Hal ini penting karena pertumbuhan ekonomi Indonesia yang hampir 54 persennya digerakkan oleh sektor UMKM.
Fokus pada Sektor Informal
Norman menjelaskan bahwa fokus perbankan terhadap sektor formal berdampak pada meningkatnya ketimpangan antara jumlah hunian yang tersedia dan kebutuhan rumah bagi sektor informal. Ia menyatakan bahwa jika dilihat dari backlog nasional sebesar 10 juta unit, maka sekitar 5,4 juta unit berasal dari sektor informal atau UMKM. Angka ini lebih besar dibandingkan sektor formal.
Tantangan dalam Penilaian Bank
Lebih lanjut, Norman menambahkan bahwa saat ini perbankan lebih fokus pada sektor formal karena sektor informal dinilai sulit melewati proses appraisal (penilaian) dari bank. Proses ini menjadi penghalang utama bagi para pelaku usaha informal untuk mendapatkan akses kredit perumahan.
Potensi Pasar yang Besar
Meskipun demikian, Norman menegaskan bahwa sektor informal memiliki potensi pasar yang sangat besar. Oleh karena itu, ia berharap perbankan lebih fokus pada sektor ini untuk menutupi backlog.
Perlu Perhitungan Otomatis dalam Penilaian
Norman berharap perbankan memiliki perhitungan otomatis dalam menentukan proses penilaian, tidak hanya terhadap sektor formal tetapi juga informal. Ia mencontohkan, bahkan pedagang bakso pun harus bisa mendapatkan kredit secara cepat dan mudah. Mereka memiliki pendapatan dan seharusnya menjadi prioritas utama perbankan.
Post a Comment