PERBANTAHAN mengenai pola makan rendah karbohidrat terus berlangsung, mulai daridiet ketogenikyang terkenal hingga diet karnivora yang lebih ekstrem. Keduanya sama-sama menekankan konsumsi rendah karbohidrat, namun tetap memiliki perbedaan besar dalam variasi makanan yang diperbolehkan. Manakah dari keduanya yang lebih berisiko terhadap kesehatan jangka panjang?

Diet Karnivora

Dikutip dari British Health Foundationdiet karnivora hanya mengandalkan produk hewani yang mencakup daging, ikan, makanan laut, telur, serta beberapa jenis olahan susu seperti mentega. Dalam penerapannya, diet ini tidak sama sekali memasukkan bahan pangan nabati maupun sumber karbohidrat, seperti buah-buahan, sayuran, biji-bijian, kacang-kacangan, dan sebagainya.

Komposisi makanan ini mengandung banyak protein dan lemak jenuh, tetapi hampir tidak mengandung karbohidrat atau serat. Secara umum, diet karnivora bisa dianggap sebagai bentuk yang ekstrem dari berbagai jenis diet rendah karbohidrat yang sebelumnya lebih dikenal.

Pola makan karnivora biasanya hanya meliputi:

  • Daging sapi, babi, ayam, serta hewan ternak lainnya.
  • Ikan dan makanan laut.
  • Daging yang diperoleh dari berburu, seperti rusa.
  • Telur.
  • Susu krim dengan kadar lemak tinggi dalam jumlah terbatas, seperti keju dan mentega.

    Air putih.

  • Sebaliknya, hampir seluruh jenis makanan lain tidak dimakan, seperti buah-buahan, sayuran, biji-bijian, kacang-kacangan, serta kacang tanah, meskipun kelompok ini terkenal kaya akan nutrisi.

Manfaat Diet Karnivora

Dikutip dari Cleveland Clinic,berikut beberapa keuntungan dari pola makan karnivora:

  • Mengurangi berat badan: Tanpa karbohidrat, tubuh memasuki fase ketosis dan memanfaatkan lemak sebagai sumber energi utama, sehingga meningkatkan laju metabolisme dan membantu menurunkan berat badan.
  • Mengatur kadar gula darah: Pola makan ini berfungsi untuk menjaga keseimbangan glukosa dalam darah dengan menghindari kenaikan tajam gula setelah mengonsumsi makanan yang kaya akan karbohidrat atau manis.
  • Mengurangi kemungkinan terkena penyakit jangka panjang: Konsumsi karbohidrat, khususnya gula, sering dikaitkan dengan berbagai kondisi kronis. Pola makan karnivora menghilangkan faktor-faktor risiko yang demikian.

Diet Ketogenik

Diet keto adalah pola makan yang mengandung sedikit karbohidrat dan banyak lemak. Dilansir dariHealthline,cara ini dilakukan dengan mengurangi konsumsi karbohidrat secara signifikan dan menggantinya dengan lemak, sehingga tubuh memasuki kondisi metabolisme yang dikenal sebagai ketosis.

Pada kondisi tersebut, tubuh lebih efisien dalam mengurai lemak sebagai sumber energi, sekaligus mengubahnya menjadi senyawa keton di hati yang bisa digunakan sebagai bahan bakar untuk otak. Penerapan pola makan ketogenik terbukti mampu menurunkan kadar gula darah dan insulin secara signifikan. Kenaikan kadar keton yang terjadi juga memberikan berbagai manfaat bagi kesehatan.

Dirangkum dari UCDavis Health, pola makan ketogenik biasanya meliputi:

  • Produk olahan susu dan sumber nabati tanpa tambahan pemanis, seperti kejususu full fat, yogurt plain full fat, keju cottage, serta susu tumbuhan tanpa gula.
  • Sayuran yang rendah karbohidrat, seperti sayuran hijau, paprika, dan brokoli.
  • Makanan berbasis tumbuhan lainnya, seperti kacang-kacangan, biji-bijian, dan alpukat.
  • Minyak dan lemak yang baik untuk kesehatan, seperti minyak zaitun, minyak kelapa, serta buah zaitun dan alpukat utuh.
  • Protein dalam kadar yang wajar, seperti ikan, daging, ayam, dan telur.
  • Buah-buahan beri dalam porsi kecil.

Manfaat Diet Ketogenik

Dikutip dari Northwestern Medicine, berikut beberapa keuntungan dari pola makan karnivora:

  • Pengurangan berat badan yang cepat: Diet ketogenik bisa menyebabkan penurunan berat badan secara cepat, khususnya di awal karena penurunan glikogen dan cairan dalam tubuh. Namun, keberhasilan jangka panjang tetap bergantung pada kurangnya kalori dan penyesuaian metabolisme. Tanpa persiapan yang tepat, risiko stagnasi atau kembalinya berat badan setelah berhenti menjalani diet bisa terjadi.
  • Kemampuan untuk mengonsumsi makanan dengan kandungan lemak tinggi: Pola makan ini memungkinkan penggunaan berbagai jenis makanan yang kaya akan lemak, seperti daging merah, ikan berlemak, keju, dan mentega. Meskipun demikian, disarankan untuk lebih memilih lemak yang bermanfaat, misalnya dari minyak zaitun, alpukat, serta ikan berlemak agar dapat membantu menjaga kesehatan jantung.
  • Manfaat kesehatan tertentu: Diet ketogenik telah terbukti efektif dalam mengurangi jumlah kejang pada anak yang menderita epilepsi, dan sering diadopsi oleh atlet serta peserta binaraga untuk menurunkan kadar lemak tubuh secara cepat. Selain itu, diet ini sedang diteliti sebagai cara untuk membantu mengurangi gejala pada penyakit neurologis yang bersifat progresif, seperti penyakit Parkinson. Meskipun demikian, bukti ilmiah masih terbatas sehingga penggunaannya sebagai pengobatan sebaiknya dilakukan di bawah pengawasan dokter.

Diet karnivora dan diet ketogenik sama-sama memiliki klaim manfaat. Namun, keduanya juga menyimpan bahaya kesehatan yang tidak boleh dianggap remeh. Diet ketogenik lebih fleksibel karena masih memungkinkan konsumsi sayuran rendah karbohidrat dan lemak sehat, meskipun tetap berpotensi menyebabkan gangguan metabolisme jika tidak diatur dengan baik.

Sementara itu, diet karnivoracenderung lebih ekstrem karena menghilangkan semua sumber nabati sehingga berisiko menyebabkan kekurangan serat, vitamin, dan mineral dalam jangka panjang.

Post a Comment

Previous Post Next Post