BERITA SLEMAN – Menteri Kebudayaan RI, Fadlizon, secara resmi membuka “Kami adalah Manajer Situs Simposium Internasionalkedua, Minggu 24 Agustus 2025, di Ballroom SakaHeritageHotel, Sawahlunto, Sumatera Barat. Simposium internasional bagi pengelola situs warisan dunia UNESCO ini dihadiri oleh lebih dari 100 peserta dari 13 negara. Tahun lalu, acara serupa diselenggarakan di George Town, Penang, Malaysia.
Dalam keterangan setelah upacara pembukaan kepada Pikiran Rakyat PRMNmasrizky.biz.id, Fadlizon menekankan bahwa kelanjutan simposium ini merupakan upaya memperkuat jaringan internasional Warisan Tambang Batubara Ombilin Sawahlunto (WTBOS) dengan negara-negara yang memiliki situs warisan dunia serupa.
Menurutnya, terdapat 15 negara yang terlibat dengan peserta yang lebih dari seratus orang. Harapannya, dari momen ini terjadi pertukaran ide, pengalaman, sertabest practicesuntuk melestarikan dan mengembangkan situs warisan dunia agar dapat memberikan manfaat ekonomi-budaya," kata Fadlizon.
Ia menekankan bahwa pelestarian warisan budaya bukan hanya tentang perlindungan, tetapi juga pemanfaatan, pengembangan, dan pembinaan. Menurutnya, WTBOS perlu menjadi penggerak ekonomi melalui sektor pariwisata, kuliner, UMKM, hingga industri kreatif seperti songket dan sebagainya.
"oleh karena itu, warisan budaya tidak boleh menjadi beban, melainkan harus menjadi bagian dari ekonomi budaya yang memberikan manfaat bagi masyarakat, khususnya bagi daerah yang terletak di jalur WTBOS," tambahnya.

Pembentukan Badan Pengelola
Sampai saat ini, Badan Pengelola belum terbentuk meskipun WTBOS ditetapkan sebagai Warisan Dunia oleh UNESCO. Untuk menjelaskan hal tersebut, Fadlizon menyampaikan bahwa Kementerian Kebudayaan masih menyelesaikan tugas penting, yaitu pembentukan Badan Pengelola WTBOS. Sampai sekarang, Badan Pengelola belum dibentuk meskipun WTBOS telah diakui sebagai Warisan Dunia oleh UNESCO. Dalam hal ini, Fadlizon mengatakan bahwa Kementerian Kebudayaan masih dalam proses menyelesaikan pekerjaan penting, yakni pembentukan Badan Pengelola WTBOS. Hingga kini, Badan Pengelola belum terbentuk meskipun WTBOS telah ditetapkan sebagai Warisan Dunia oleh UNESCO. Untuk memperjelas situasi ini, Fadlizon menyebutkan bahwa Kementerian Kebudayaan masih menyelesaikan tugas utama, yaitu pembentukan Badan Pengelola WTBOS.
Kelak, kata Fadlizon, lembaga ini akan dibentuk setelah Komite Indonesia untuk UNESCO menyelesaikan peraturannya, dengan melibatkan tujuh wilayah yang termasuk dalam kawasan WTBOS: Sawahlunto, Kabupaten Solok, Kota Solok, Kota Padang Panjang, Kabupaten Tanah Datar, Kabupaten Padang Pariaman, dan Kota Padang.
Terima Kasih Kementerian Kebudayaan
Kepala Dinas Kebudayaan Sumbar, Jefrinal Arifin, mewakili Gubernur Sumbar dalam menyampaikan sambutan Gubernur Mahyeldi yang tidak dapat hadir karena sedang mengikuti kegiatan partai yang tidak bisa ditinggalkan.
Namun, gubernur mengucapkan apresiasi dan memberikan penghargaan tertinggi serta mengucapkan terima kasih kepada Kementerian Kebudayaan RI atas terselenggaranya acara tersebut.Kami adalah Manajer Situs Simposium Internasional 2025ini. Disampaikan, WTBOS adalah salah satu episode penting dalam perjalanan sejarah bangsa Indonesia.
Bagi Sumatera Barat, eksploitasi batubara yang dilakukan pemerintah kolonial Belanda di masa lalu masih terlihat jejaknya hingga kini, menjadi bagian dari perjalanan bangsa ini dalam melihat masa kini dan menatap masa depan.
Pengakuan UNESCO terhadap WTBOS sebagai warisan dunia menjadi kebanggaan bagi Indonesia khususnya Sumatera Barat. Kelangsungan sebuah warisan dunia tidak dapat dipisahkan dari tangan para pelestari yang mengelola kawasan maupun situs tersebut, serta individu-individu dengan berbagai latar belakang ilmu dan keahlian yang turut serta dalam proses pelestarian tersebut.
Wali Kota Sawahlunto Riyanda Putra, dalam sambutannya menyampaikan bahwa atas nama masyarakat, dia mengucapkan apresiasi dan terima kasih kepada Kementerian Kebudayaan, komite pengarah, serta seluruh peserta simposium pertama yang diadakan di Penang, Malaysia, yang memberikan kepercayaan agar We Are Site Managers dapat diselenggarakan kembali di Kota Sawahlunto.
Sawahlunto, selanjutnya, adalah kota kecil yang berada di tengah Sumatera yang menyimpan banyak kekayaan alam dan budaya yang luar biasa. Kota ini mencerminkan warisan dari era industri dan pernah mengubah dunia, memiliki nilai universal yang besar, serta diakui sebagai situs warisan dunia oleh UNESCO pada 6 Juli 2019.
"Oleh karena itu, kami berkomitmen untuk memperkuat dasar dan mempererat kerja sama di masa depan, baik di tingkat nasional maupun internasional," kata Riyanda.
Hadiri dalam acara pembukaan, Dirjen Diplomasi, Promosi dan Kerjasama Kebudayaan Endah Tjahyani Dwirini Retnoastuti, Gubernur Sumbar diwakili oleh Kepala Dinas Kebudayaan Jefrinal Arifin, Direktur Utama PT Bukit Asam Tbk Arsyal Ismail, Direktur Bisnis dan Pengembangan Usaha PT KAI Rafli Yandra, Walikota dan Wakil Walikota Sawahlunto Riyanda Putra - Jeffry Hibatullah, peserta simposium serta tamu undangan lainnya.
Post a Comment